"Dua Puluh Tujuh"

382 51 6
                                    

• " Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh." •

*******

Brukkk

Dobrakan pintu dari luar mengejutkan Devan dan Zoe, tak lama mereka berdua menoleh dimana ada tiga laki laki dengan generasi berbeda yang memancarkan aura permusuhan. Tubuh Devan bergetar hebat menatap mata dua laki laki disana. Tak tahu saja dia bahwa yang ia Sandra adalah adik serta anak dari dua laki laki tersebut. Devan yang kudet atau memang dia yang bodoh, mengapa dirinya bisa setakut ini hanya menatap mata kedua laki laki itu

"Ada apa ini?." Pertanyaan basa basi yang dilayangkan Vano bernada sangat datar, bahkan kriuk alias garing. Candaan yang berujung maut ala Vano

"A-ayah" gumaman lirih milik Zoe mampu membuat mereka menoleh kan kepalanya, sedetik kemudian Tiga pasang mata elang tersebut menghunus tajam pada Devan, tak gentar Devan dengan santai maju dan meraih tangan Zoe, diputarnya hingga membelakangi Devan.

"Wah rupanya pahlawan sudah datang" ejeknya tak merasa takut, namun dalam hati Devan bertanya tanya mengapa Vano serta Alan ikut membantu Galen siapa sebenarnya gadis ini

"Lepaskan dia" Alan menatap santai tepat pada mata Devan namun auranya sangat dingin. Berbeda dengan ayah dan bundanya Alan lebih suka menghadapi musuh dengan santai tapi mematikan. Jika Zea langsung membunuh tapi tidak dengan Alan, Alan lebih suka menghancurkan psikisnya, tak ayal tak ada yang berani mendekati singa terkuat William. Dikarenakan mulutnya yang tajam

"Enak aja Lo, gue susah payah dapetin dia malah nyuruh ngelepasin" sarkasnya tak terima

"Lepasin dia, or you will die."titah Galen seperti perintah mutlak, bahkan Devan sudah merinding dibuatnya, lihat mata coklat kehijauan milik Galen berkobar amarah yang siap meledak. Beruntung ruangan ini minim cahaya jadi mereka bertiga tidak bisa melihat dengan jelas keaadaan Zoe. Jika saja mereka tau tanpa pikir panjang dan bisa kalian pastikan Devan mati seketika. Aaaaa tidakk kalian lupa jika disana ada raja singa, matanya menatap tajam menghunus Devan tanpa berpikir panjang ia mengeluarkan belatinya tanpa ada yang tau

Jlebb

"Aargghhh sialan" teriaknya mengundang senyum tipis milik Alan

"Sorry gak sengaja" ujar Alan santai, belati itu menancap sempurna pada lengan kanan Devan

Tanpa ba-bi-bu lagi Galen melaju kearah Zoe, menggendongnya ala bridal style. Sedangkan Vano dan Alan mengangguk untuk mengurus Devan disini

"Galen pergi dulu" pamitnya

Sebelum benar benar pergi, Galen kembali berbicara

"Ayah sisakan untuk Galen,jangan bunuh dia" dibalas anggukan samar milik Vano kemudian dia berlalu dengan Zoe yang tak sadarkan diri

Sedangkan dibawah anak buah Devan sudah terkapar tak berdaya dengan darah tercecer dimana mana

"Wahhh mata gue hari ini dimanjain banget" girang Aksa bertos ria dengan Bian

"Cal t-tangan Lo" uajr Fani terbata melihat tangan Caleb bersimbah darah, karena Caleb sedikit lebih suka menggores, memotong dan mencincang lawan ketika sudah tak berdaya. Kemampuan beladiri Caleb sama rata dengan saudaranya yang lain, waiya jelas coach nya 8 orang langsung

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang