Sepuluh

1.4K 86 8
                                    

"Kenyataannya, ada tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Hidup adalah pengendaraan yang gila dan tidak ada yang menjaminnya.” – Eminem

*********

Dihari Sabtu seperti ini dengan cuaca sedikit mendung, seorang remaja laki laki dibalut kaos polos abu abu, celana selutut berwarna hitam, tak lupa sneakers putih favoritnya menambah kesan cool. Apalagi tubuh atletisnya yang tercetak jelass dalam balutan kaos. Galen, ya remaja laki laki tersebut adalah Galen. Berdiam diri ditaman dengan segelas kopi panas kemudian memandang orang orang berlalu lalang dengan tenang. Galen suka menyendiri, dia suka ketenangan.

Setelah kejadian dirinya yang pingsan beberapa hari lalu, ditambah dirinya menemukan gadis yang ia cari selama kurang lebih 10tahun. Gadis yang mampu membuat Galen tersenyum untuk pertama kalinya, gadis dengan tingkah konyolnya, gadis cilik yang memakai dress berwarna baby blue dengan rambut coklat yang dikuncir dua serta tangan mungilnya yang suka mengelus rambut Galen kecil. Gadis itu, gadis itu telah tumbuh menjadi gadis cantik, ayu nan luguu. Gadis yang tak disadarinya adalah adik dari sahabatnya sendiri. Didekat gadis cilik itu jantung Galen selalu berdebar tak karuhan, mungkin itu rasa yang ditimbulkan oleh anak laki laki kecil yang masih berusia 8tahun tapi ternyata salah, rasa itu semakin tumbuh seiring berjalannya waktu. Sedang asiknya melamun Galen dikaget kan degan suara barinton disebelahnya.

" Woy diem diem baee Lo " ucap lelai disebelah Galen. Tak digubris Galen hanya memandang sekilas laki laki disampingnya dengan wajah datar

" Woilah dasar es batu " gerutu laki laki tadi

" Lo ngapain disini sendiri Len ?" Tanya laki laki tersebut

" Tenang " jawab Galen tanpa menatap lawan bicaranya

" Kenapa sih gue perhatiin semenjak keluar dari rumah sakit Lo kayak lebih menyendiri. Ya walaupun Lo emang suka sendiri tapi heran aja gitu gue ngeliatnya " Galen menoleh kali ini dia menatap lawan bicaranya kemudian menghela nafas lelah, seolah dikepalanya banyak sekali beban pikiran

" Gue bingung " ucap Galen

" Lo bingung kenapa? Lo boleh cerita sama gue, Lo juga boleh cerita sama sodara gue yang lain. Kita semua siap buat dengerin cerita Lo." Ucap laki laki tadi dengan tenang

" Gue bingung Lex, gue bingung sama perasaan gue. Gue seneng, gue bahagia, tapi gue takut. Gue takut perasaan yang timbul dihari gue gak dapet balasan dari orang yang gue tunggu selama ini. Orang yang gue tunggu selama 10 tahun ini, orang yang ngebuat gue ngebangun dinding dingin yang gak semua orang bisa masuk dikehidupan gue. Gue bingung Lex gue bingung." Ucap Galen frustasi. Sedangkan lawan bicaranya yang tak lain adalah Alex mendengar keluh kesan Galen yang terdengar putus asa merasa iba. Tak biasanya Galen bersikap seperti ini. Bahkan ketika dia sakit tak ada reaksi apapun yang dia timbulkan, malah wajah datar dengan bibir pucat yang dia perlihatkan pada semua orang.

" Lo suka sama seseorang dimasalalu ?" Tanya Alex hati hati, Galen mengangguk mengiyakan

" Tapi bukannya Lo gak pernah pacaran? Bahkan orang tua Lo gak pernah tau Lo Deket sama perempuan " ujar Alex hati hati

" Gue emang gak pernah pacaran, dulu gue punya temen cewek dia manis, imut, matanya bulat coklat, bulu matanya lentik, rambutnya coklat sepunggung, hidungnya mancung, kulitnya putih seperti susu. Waktu itu gue nolongin dia pas dia jatuh, dari sana awal pertemanan kita dimulai. Didekat dia gue ngerasa berbeda, untuk pertama kalinya gue tersenyum sama orang lain kecuali keluarga, gadis cilik itu yang nyuri perhatian gue dari awal kita ketemu, sampai akhirnya gue pindah dan gak ketemu dia lagi sampai saat ini. Ah tidak beberapa hari yang lalu gue udah ketemu sama dia, dan Lo tau? " Tanya Galen pada Alex yang menyimak ceritanya dengan seksama dibalas dengan gelengan pelan oleh Alex.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang