Enam Belas

897 79 8
                                    

Malam ini tepat pukul 7, dan seperti yang Vano katakan tadi. Zea dkk tak lupa juga suaminya berada dikediaman Vano. Anak anaknya pun sudah siap mereka memakai kemeja polos berwarna senada dan juga celana jeans panjang berwarna mocca, dan Zoe sendiri selaku tokoh utama malam ini memakai gaun simple berwarna putih yang pas ditubuhnya, memakai riasan tipis tak lupa liptint untuk sentuhan terakhir dirinya memakai flatshoes berwarna hitam, rambut sepunggungnya ia gerai dengan sedikit Curly dibawahnya membuat Zoe semakin terlihat manis. Dirinya tak tahu menahu soal acara malam ini. Dia hanya tahu jika akan ada makan malam bersama dengan sahabat orang tuanya serta aunty dan uncle nya. Setelah beberapa menit selesai dengan dandannya Zoe turun untuk menemui seluruh keluarganya. Sedangkan disisi lain semua orang sibuk dengan urusan masing masing, membicarakan soal perusahaan dan lain sebagainya sampai salah satu dari remaja laki laki disana diam dengan mulut terbuka melihat satu objek yang membuatnya diam. Seaakan heran dengan saudaranya remaja yang lain melihat kearah lelaki tadi, respon yang sama mereka keluarkan bahkan orang tuanya memandang takjub obyek didepannya ini.

" Masyaallah bidadari dari mana nih " ucap remaja laki laki yang pertama melihat

" Ya Allah cantik bangett, ini gue masih hidup kan ya " sahut kembaran dari laki laki tadi. Sedangkan yang lain menganggukkan membenarkan apa yang mereka katakan. Cantik. Satu kata yang ada dipikiran mereka saat ini, melihat gadis cantik dengan dress berwarna putih serta rambutnya yang tergerai indah membuatnya terlihat sangat cantik. Apalagi wajah polosnya yang sangat menggemaskan dan terlihat lebih manis.

" Anak ayah cantik bangett sih " ujar ayah dari gadis itu yang tak lain adalah Vano.

" Ehm ayah bisa aja " ucap Zoe dengan senyum manisnya. Saudaranya yang lain masih dalam keadaan mulut terbuka melihat adiknya yang tampak sangat cantik. Kecuali Abang tertuanya

" Sini dek " ujar Alan mendekat kearah Zoe

" Tutup mulut kalian, jangan sampai lalat masuk " ujar Alan dingin tanpa menatap saudaranya yang lain. Malah memeluk pinggang Zoe dengan posesif membawanya kearah ruang keluarga dimana acara akan diadakan.

"Ck bang Alan tuh kalo sama kita kayak orang gak kenal" gerutu Caleb

" Ho'oh, lain lagi kalo sama dek Zoe. Beuhh bisa jadi selembut sutra dia " timpal Bian

" Heh mulut kalian, dibogem baru tahu Lo " ucap Alex membuat saudaranya yang lain bergidik. Owh owh jangan tanyakan kemampuan beladiri Alan. Dia mewarisi semua keahlian orang tua nya. Namun dia tidak sesempurna itu, dia juga punya kekurangan, dia takut dengan kecoa. Pernah waktu itu ada kecoa terbang hinggap pada baju lengan atasnya, kalian tau ? Alan tidak menangis atau berteriak histeris. Namun dia diam dengan wajah datarnya, tapi keringat dingin keluar tanpa permisi bahkan wajahnya sampai pucat seperti tak ada kehidupan.

Back to topik

" Eh tapi ini ada acara apasih? Kok ayah tadi ngomong serius banget sama Galen " tanya Kevlar pada Alex diangguki yang lainnya

" Lo tanya gue terus gue tanya siapa Bambang?" Sahut Alex memutar bola matanya jengah.

" Yakali Lo tau gitu " timpal Aksa

" Gue gak tau apa yang terjadi, tapi gue rasa cuma ayah bunda dan bang Alan yang tau, secara bang Alan selalu menomor satukan dek Zoe. " Sahut Ansell

" Iyaa, Ansell bener. Gue kadang yang kembarannya aja gak tau tentang dek Zoe, tapi dengan mudahnya bang Alan tau. Begitu ayah dan bunda. " Imbuh Zach

" Bang Alan sama dia bagai malaikat buat dek Zoe. Kalian inget kan gimana mereka berdua soal dek Zoe?" Tambah Kevlar membuat saudaranya mengangguk membenarkan.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang