"Dua Puluh Delapan"

575 68 24
                                    

Ahhh baru dua hari tak masuk sekolah Zoe sudah rindu, apalagi selama dua hari ini dia jarang sekali ketemu abangnya. Sedih dan marah, sedih karena abangnya tak menemani dan marah pada dirinya sendiri. Tak tahu saja dia jika mereka semua berjaga didepan pintu akan masuk jika dia sudah terlelap. Mereka melakukan itu supaya Zoe jera, karena rasa sayang mereka melebihi apapun pada Zoe.

Jangan sampai berlian mereka sakit atau lecet sedikitpun, tak akan sanggup. Melihat Zoe terbaring begitu saja membuat mereka semua lebih waspada dan jaga jaga, tanpa sepengetahuan Zoe abangnya menambah pengawal dari jarak jauh apalagi dipenjuru sekolah. Sebagian dari mereka pun murid ZaqIHS

Seperti saat ini Zoe sarapan dengan menunduk tanpa berani menatap semua abangnya. Matanya sedikit berkaca kaca, Zea sadar akan permasalah anak anak namun ia hanya diam tanpa mau berkomentar. Biar saja biar putri bungsunya kapok. Jika tidak seperti itu mana bisa dia jera, apalagi maag Zoe tergolong sedikit kronis

"Bunda" panggil Zoe lirih

"Iyaa" jawab Zea menatap mata Zoe yang sudah berkaca kaca

"Maaf" tanpa menjawab Zea menunggu kelanjutan kalimat yang akan terlontar

"Maaf Zoe udah ngelanggar dan nggak nurut apa kata bunda" lirhnya pelan.

Brother squad sekuat tenaga menahan agar tak memeluk adik mereka, Alan hanya diam melihat disini Zoe bersalah. Dia pun kalang kabut namun disembunyikannya dalam raut wajah datar nan lempeng

"Maaf karena Zoe bang Alex marah, maaf karena Zoe bunda kerepotan lagi, maaf karena Zoe kalian semua bingung dan khawatir"

"Ayah maaf, Zoe salah. Zoe gak bisa jaga amanah untuk ngejaga kesehatan Zoe, padahal kalian semua peduli sama Zoe" Isaknya lirih.

"Bang Alex" Zoe mendongak menatap Alex yang sama sekali tak menatapnya

"Maafin Zoe bang, Zoe gak nurut apa kata Abang" Isaknya lirih

"Jangan cuekin Zoe bang, marah aja sama Zoe. Abang kalo mau pukul Zoe boleh kok asal jangan diemin Zoe kayak gini" ujarnya sesenggukan

Cukup! Mereka tak sanggup melihat air mata Zoe. Alex menghentakkan sendoknya kasar kemudian menggendong tubuh mungil Zoe didepan, Zoe reflek mengalungkan tangannya pada leher Alex. Tangis yang sedari tadi tertahan kini terdengar

"Hiks hiks m-maafin Zoe bang, Z-zoe gak nurut sama Abang hiks" tangis nya tak kunjung reda, Alex terkekeh kecil sembari mencium pucuk kepala Zoe

"Cup cup adiknya Abang gak boleh cengeng" ujar Alex pelan tangannya sebelah kiri menyangga tubuh Zoe sedangkan tangan kanan ia gunakan untuk memupuk punggung Zoe

"Aaaaa hiks hiks a-abang hiks marah sama Zoe" rengeknya dengan mata sembab dan hidung yang merah

"Udah ya, ini Abang udah gak marah kok. Tuh Abang Abang yang lain juga udah gak marah sama Zoe" tutur Alex dengan sabar. Maklum si bungsu jika sudah didiamkan abangnya akan lebih manja

"Aduh duh adik Abang cengeng ih" ledek Zach pada adiknya

Zoe mendongak guna menatap mata Abang kembarnya

"Aaaaa b-bang z-zach jahat hiks hiks" teriakan Zoe mengundang tawa yang lain bahkan Alan terkekeh gemas

Mata bulat yang selalu ceria itu berkaca kaca, hidung mancungnya merah dengan ingus yang hampir keluar, terakhir pipi bulat Zoe yang putih menjadi merah seperti blush on. Gemas sekali jadi pengen gigit

"Udah ya, gak boleh diulang lagi" suara tegas Alan membuat Zoe mengangguk berulang kali dalam gendongan Alex

"Yaudah yuk sekarang kita berangkat nanti terlambat" sela Bian mengelus rambut Zoe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang