Lima belas

940 77 10
                                    

~ Rusaknya sebuah hubungan berawal dari kebohongan.~

*****

Setelah kejadian seminggu yang lalu, dimana kejadian Amel yang dibunuh didepan mata banyak murid murid ZaqIHS yang takut dan sedikit trauma pada orang berbaju hitam. Sedangkan Zoe dan saudaranya biasa biasa saja. Itu sudah biasaa menurutnya. Kali ini mereka bersepuluh sudah termasuk Galen sedang menikmati bolos diatas rooftop. Sampai suara teriakan Zoe membuat kaget.

"Abangggggg " teriak Zoe pada abangnya. Entah siapa yang dipanggil semua menoleh termasuk Galen

" Iyaa " jawab serempak kedelapan laki laki remaja tersebut. Eh!?

" Ehm maksud Zoe bang Alex heheh " jawab Zoe dengan cengiran lucunya. Yang lain hanya memutar bola matanya malas, jangan salahkan mereka tapi salahkan Zoe yang tak memanggil siapa yang diteriakinya.

" Kamu mau apaa hmm?" Tanya Alex berhadapan dengan adik bungsunya ini

" Kantin yuk, Zoe pengen es krim  " ucap Zoe dengan puppy eyes nya

Helaan nafas terdengar, tak ada yang membuka suara setelah Zoe berkata demikian. Bukan, bukan tidak ingin menurutinya tapi Zoe kamarin sore baru saja dibelika es krim seabrek oleh Galen tanpa membagi sedikitpun.

" Dek kan kemarin udah dibeliin seabrek sama galon es " ucap Bian dihadiahi tatapan tajam oleh sang empu

" Tapi kan itu dirumah bang " ucap Zoe mengerucutkan bibirnya

" No no no gak boleh udah cukup semalam kamu makan es krim ya dek" ucap Zach tanpa ada nada bantahan. Zoe sakit lagi dirinya tak bisa dipastikan bisa berdiri tegak.

" Yahh " lesunya

Galen sedari tadi menatap Zoe dengan penuh arti, tatapan dalam yang membuat jantung nya memompa lebih dari normal.

" Udah udah sekarang kita turun aja bel masuk udah bunyi tuh " lerai Kevlar menggandeng tangan Zoe yang sedang menggerutu. Tingkah lakunya tak luput dari tatapan datar namun terkesan dalam seorang lelaki disana.

******

Sepulang sekolah Galen dkk dan Zoe serta Fia, mereka berkumpul dimansion milik Zea. Untuk menghabiskan makanan hari ini Zea pulang bersama sahabatnya tentu saja anak anak mereka sangat antusias apalgi si bungsu yang sedari tadi menempel pada ayahnya, tak ingin beranjak seinci pun dari gendongan sang ayah.

" Dek ayah capek, kamu turun dulu ya biar ayah ganti baju" ucap Zea lembut dihadapan putrinya yang sedang bermanja ria

" Gak mau bunda " ujar Zoe mengeratkan pelukannya pada Vano

" Biarkan saja bun, kayak gak tau kebiasaan si bungsu kamu ini" jawab Vano dengan suara lembutnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengelus rambut Zoe dan sebelahnya untuk menopang tubuh gadis ciliknya.

" Anak ayah banget, perasaan dulu bunda yang hamil, yang nyidam yang ngelahirin lengketnya malah sama ayah " gerutu Zea. Entahlah kemana sifat dingin kedua manusia kutub ini. Semenjak mempunyai anak kedua lebih mengekspresikan diri, sikapnya akan berubah 180 derajat jika sudah berkumpul dengan keluarga, apalagi dengan hadirnya sikembar membuat keduanya semakin bahagia. Tapi tidak dengan di luar, mereka berdua akan menjadi sosok iblis tampan dan cantik diusia tiga puluhan. Walaupun sudah kepala tiga keduanya seperti berusia duapuluhan.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang