••~°°°°°°~••
Heeseung sudah pasrah saat suaranya tak di dengar sama sekali malah jay hanya melirik kearah dirinya dan terus fokus ke jalan. Akhirnya Heeseung tertidur karna kelelahan.
Jay mengusap usap dengan lembut rambut heeseung. Terlihat manis dengan sisa air mata dipipi tembam itu. Beberapa menit lagi mereka akan sampai kerumah yang Jay tuju.
Rumah yang jay maksud adalah itu rumah yang sudah dia beli sendiri dua tahun lalu. Perumahan elit orang orang kaya di daerah busan adalah tujuan jay jika dia ingin berlibur ke busan.
Gerbang besar komplek itu dibuka oleh dua penjaga dengan cepat mobil jay melesat masuk. Melirik kesamping kursi Heeseung masih tertidur dengan wajah menghadap kaca dan pulas.
Hingga sampai pada gerbang putih yang terlihat megah dan besar. Belum ada penjaga gerbang jadi jay harus membuka pintu gerbang rumah itu sendiri,dirinya keluar dari mobil lalu mulai membuka pintu gerbang tak lama setelah itu dia kembali berjalan ke arah mobilnya. Saat membuka pintu lalu melihat kursi penumpang disamping nya sudah tak ada Heeseung disana.
Jay mengeraskan rahang. Langsung melihat kedepan dan benar saja Heeseung sedang berlari dan berbelok arah menuju gerbang awal komplek.
"Shit!" tak banyak bicara jay ikut mengejar Heeseung. Tidak mungkin dia menggunakan mobil karna itu memakan waktu.
Sedangkan Heeseung terus berlari mengikuti jalan tinggal dua belokan lagi dia akan sampai pada gerbang utama komplek ini. Sebenarnya Heeseung tidak tertidur sama sekali hanya saja dia cuma memejamkan mata lalu membuka mata sedikit memantau jalan yang jay lewati.
Dan tentu saja Heeseung langsung hafal jalan nya di luar kepala. Tanpa berhenti dia terus berlari dan dia akhirnya menengok kebelakang utuk memastikan bahwa jay tidak mengikuti nya agar Heeseung bisa berhenti sejenak. Tapi itu hanya angan angan karna jarak yang lumayan jauh jay juga sedang berlari ke arahnya.
Akhirnya Heeseung mengencangkan larinya juga. Rambutnya lepek karna keringat yang bercucuran,mengutuk komplek elit ini karna setiap satu rumah nya saja besar sekali jadi Heeseung harus ekstra lebih untuk sampai ke gerbang awal.
Heeseung kembali menengok kebelakang dan betapa terkejutnya saat jay berada lebih dekat dengan dirinya. Heeseung tak sanggup lagi menangis karna saking lelah nya. Dan sialnya disini benar benar sangat sepi dan sunyi karna gerbang gerbang rumah mewah itu sangat tinggi.
Grep!
"Awh! Lepas!!" Baju belakang nya ditarik kuat oleh jay lalu Heeseung limbung kebelakang dan jay memeluk Heeseung dari belakang menyeret dirinya untuk kembali.
"Jay lepas!!" Heeseung tak tinggal diam dia berontak sekuat tenaga jantung nya sudah tak karuan saat melihat raut wajah jay yang datar. Kemarahan jay sudah datang.
Heeseung terus menendang udara saat dirinya di angkat seperti karung beras dipundak jay. Kedua tangan nya memukul mukul punggung jay kuat tapi tetap saja tidak ada sepatah katapun yang keluar dari jay.
Mereka sudah akan sampai dirumah jay. Heeseung semakin terus berontak tak ingin memasuki rumah itu feeling nya selalu tidak enak.
Jay membuka pintu rumah yang sidik jarinya. Lalu menutup pintu itu kembali Heeseung benar benar menguji kesabaran nya lalu dengan cepat jay melempar Heeseung ke arah sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion •Lee Heeseung harem• [ENHYPEN] ✔
FanfictionMungkin kalau saja heeseung tidak menyutujui ibu nya untuk menikah lagi,dia tidak akan berada di posisi mengerikan seperti ini. "Mungkin kematian lebih baik,dari pada harus hidup bersama kalian yang nyatanya hanya membuat luka"- Lee Heeseung WARN❗ ...