Obsesion 2 • 9

2.5K 230 80
                                    

••~°°°°°°~••

Warn!!!! 🚫

Ini yang masi kicik jangan berani berani baca. Kalo bandel tanggung sendiri greget nya 🙏

Heeseung terbangun saat merasakan kering di tenggorokannya. Saat ingin bangun dia baru sadar di pinggang nya terasa berat dan dia juga bisa merasakan seseorang bernafas tepat di tengkuk lehernya.

Kembali menahan nafas seolah baru ingat sekarang dirinya sedang bersama jay. Tidak tau mungkin bisa disebut dirinya di culik.

Heeseung merasakan kaki nya tak lagi terikat apapun. Dengan pelan dia berusaha melepaskan tangan jay yang melingkar dipinggang nya. Tapi bukan nya terlepas jay malah semakin mengeratkan pelukan nya.

Mana ada orang tertidur tapi pelukan nya terus mengerat seperti ini?

"Jangan berusaha,nyerah aja aku ga bakal lepasin kamu" Ucap jay sambil mengecup leher heeseung menenggelamkan wajah tampan nya di potongan leher wangi sang kakak.

"G-gue haus..." Lirihnya sambil menahan geli karna ulah jay.

Sedangkan si tampan langsung menghentikan aksi mengendus nya. Menarik heeseung agar berhadapan dengan nya.

"Bilang dong sayang..." Heeseung terkejut dan menahan nafas saat dirinya di peluk erat oleh jay pinggangnya di rengkuh possesive.

Di kecup berulang kali puncuk kepala itu membuat heeseung tak bisa berkata kata. Apa jay punya kepribadian ganda? Kemarin begitu kejam sekarang dia begitu bersikap manis.

Lalu dengan perlahan jay bangun sambil menarik heeseung untuk ikut terduduk juga. Si manis terdiam saat jay membuka laci dan dapat heeseung lihat adik nya itu memegang sebuah borgol dengan cepat dia mundur kebelakang tapi dengan cepat jay menahan tangan nya.

"J-jay.." Heeseung seketika panik kenapa kedua tangan nya di borgol begini? jay hanya tersenyum berusaha memasangkan borgol itu di tangan sang kakak.

"Supaya lo ga bertingkah. Ayo turun katanya mau minum" Ucap jay sambil merangkul pundak heeseung yang masih tak percaya apa yang terjadi.

Dengan pelan heeseung menunduk sepanjang jalan ke dapur. Jay menarik kursi meja makan lalu menuntun heeseung untuk terduduk.

"Disini dulu aku mau buat sarapan, sekalian jus biar kamu ga pucet" ucapnya sambil mengelus puncak "

"Jangan macem macem atau ga akan aku kasih toleransi lagi" lanjut nya sambil menatap heeseung sambil mengangkat dagu si manis.

"Dengarkan sayang?" Jay berbisik di telinga heeseung.

Sedangkan heeseung hanya diam membeku sambil memejamkan mata. Tak tau harus bersikap seperti apa, dia benar benar merasa dirinya sudah tak punya hak kendali atas hidupnya sendiri.
Kapan ibunya tau bahwa dirinya disekap?

Cup.

Jay mengecup pipi heeseung lalu mengusak rambut heeseung lembut membuat si manis membuka mata terkejut.

Lalu jay melenggang pergi kedapur untuk membuat sarapan. Heeseung terdiam memandang kosong kedepan apa dia tidak punya celah untuk pergi?

Dan tak sengaja dia melihat pisau yang ditaruh di tempat buah di meja makan. Melirik ke kiri melihat jay yang sedang fokus memasak membuat heeseung meyakinkan untuk mengambil pisau itu.

Dia harus punya pertahanan diri.

Dengan sedikit bergetar dan dahi yang berkeringat karna gugup heeseung mengulurkan kedua tangan nya untuk mengambil pisau itu dengan sesekali melirik jay yang masih membelakanginya.

Obsesion •Lee Heeseung harem• [ENHYPEN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang