⚫•••••⚫
Warn!
Agak nya mature dikit
Malam hari yang dingin. Dengan perlahan heeseung membuka mata cantiknya perlahan,pusing dikepalanya yang tiba tiba mendera membuat nya memegangi nya dan mendesah lirih.
Tiba tiba suatu kejadian terlintas di otaknya. Dengan terkejut dia mengitari keseliling dengan matanya melihat kamar nya yang gelap dan hanya di terpa cahaya bulan dari jendela kamar yang belum ditutup gorden.
Melihat jam di atas nakas menunjukan pukul 22.30 malam pasti mereka sudah tertidur. Tiba tiba pintu kamar nya dibuka dengan perlahan dia menyipitkan mata tidk bisa melihat siapa yang masuk karna gelap disana.
"S-siapa?" cicitnya sambil mengeratkan cengkramannya pada selimut tebal miliknya.
"Udah sadar"
Deg.
Suara yang sangat heeseung kenal dan takuti,teriakan tadi sore masih jelas teringat di otak pintar nya. Tiba tiba mata nya terasa panas ingin menangis karna saking takutnya tubuh nya mulai bergetar lagi.
"Masih pucat,tapi masih terlihat sangat cantik" Jay berjalan mendekat ke arah ranjang heeseung,dia bisa melihat raut terkejut heeseung dan mata indah itu berkaca kaca. Sebegitu membekaskah ucapannya?
Bodoh! Pakai tanya lagi!
"Masih pusing? Lo mau apa? Biar gua ambilin" Kata jay sambil berdiri di samping kasur heeseung. Dengan gemetar heeseung melihat ke arah pintu yang tidak jelas terlihat karna gelap. Dirinya ingin pergi dari sini dia tidak mau satu ruangan dengan orang jahat.
"Gua mau keluar..." ucapnya lirih
"Hm? Lo belom sehat gaboleh" Jawab jay cepat dengan itu jantung heeseung semakin berdetak cepat karna takut. Heeseung menggelengkan kepalanya menahan untuk tidak bertindak lemah dihadapan jay.
Dia mulai keluar dari dalam selimut ingin turun ke lantai dan pergi dari sana. Ketika ingin ancang ancang turun dari kasur pundak nya sudah di tahan oleh jay agar tetap terduduk. Dengan terkejut heeseung mendorong jay
"Jangan sentuh gue!" Pekiknya terkejut dengan cepat dia terhuyung kebelakang dan jatuh di kasurnya. Heeseung bisa merasakan tiba tiba aura jay memancarkan ketidak enakan. Gawat! Bencana.
Heeseung terus mundur hingga ujung kasur jay terus mendekat dan mulai menaiki kasur untuk menggapai heeseung. Heeseung ingin bangkit untuk kabur tapi kurang cepat karna kaki nya ditarik untuk terlentang dengan cepat jay sudah berada di atas tubuhnya.
Demi tuhan ini adalah posisi yang sangat merugikan bagi heeseung. Tangan nta menahan dada bidang itu agar tidak menindih badan kecil nya. Tapi melihat tatapan tajam jay membuat nya menunduk tak ingin bertatapan dengan jay.
"M-minggir!" Heeseung mendorong dada jay tetapi manusia di atas nya ini tidak menyingkir atau bergerak sama sekali. Dan itu membuat heeseung emosi.
Akhirnya heeseung memukul brutal jay agar dia menyingkir dari atas nya. Kejutan tak terduga malah kedua tangan nya yang di tahan oleh sebelah tangan jay di atas kepalanya.
"Jangan mancing gua heeseung" Ucapan dalam jay membuat heeseung seketika berhenti berontak dengan nafas putus putus mengais oksigen dirinya menatap mata jay yang melihatnya penuh minat.
"Tolong lepasin gu— AKH SAKIT!" jerit heeseung ketika jay mengigit lehernya lumayan kencang,kini matanya berkaca kaca menatap ke arah jay.
"Jangan pernah minta untuk dilepasin lagi,kalau lo ga mau dapet yang lebih dari ini" Bisik jay ditelinga heeseung dan menjilatnya seduktif,tangan nya yang menggangur tidak diam saja juga ikut meremas pinggang heeseung.
"Angh! J-jangan ugh..!" Ucapnya menahan desahan. Matanya terpejam erat kedua tangannya merasa kebas karna ditahan kencang oleh jay. Heeseung memekik ketika jay menciumi lehernya mengigit gigit kecil putih mulus nya.
"Ngh j-jay! Jangan nghh uuhmpp~" tahan nya sambil menggigit bibir nya sendiri. Jay menggangkat wajahnya dari leher heeseung bisa dia lihat bagian pundak itu ada bekas jejak hisapan jay dan lehernya ada merah merah samar disana.
"Jangan tahan desahan lo baby.. Gua mau denger" Ucap jay sambil mendekatkan wajahnya pada heeseung hingga hidung mancung mereka bersentuhan,heeseung meraup nafas dan wajahnya yang sayu membuat jay semakin ingin menyentuh si manis dengan kasar.
Sekali saja dia ingin mencicipi bibir pink plum itu,bagaimana rasanya? Apa sangat manis? Jay semakin ingin merasakan setiap bagian tubuh heeseung untuknya.
Heeseung bisa merasakan hembusan nafas jay tepat di depan wajahnya,sedikit lagi bibirnya akan bertemu dengan bibir tebal milik jay. Heeseung memiringkan kepalanya kesamping hingga jay hanya bisa mencium pipi lembutnya saja.
"Lo!—"
"J-jangan.. Gua mohon hiks!" Tangis heeseung pecah saat tau jay akan marah karna dia berani membuang wajah saat hendak di cium. Tubuh heeseung bergetar hebat tiba tiba kepala nya merasa berputar lagi,oh tidak dia tidak mau pingsan lagi.
Jay yang menyadari itu langsung melepaskan cekalan di dua tangan heeseung dan dengan cepat menangkup wajah cantik itu dengan lembut dia usap pipi manis yang tadi dia cium.
Dengan khawatir jay menepuk pipi yang masih agak dingin itu pelan. Jangan sampai heeseung mimisan dan pingsan lagi "Hei.. Heeseung lo gapapa?" tanya nya sambil menatap wajah heeseung yang terlihat kesakitan.
Heeseung memegangi kepalanya merasa denyutan itu akan memecahkan kepalanya. Dia memiringkan badanya sambil menarik rambut kepalanya sambil merasakan sakit. Jay langsung mendekap heeseung erat sambil mengelus ngelus kepala heeseung.
Heeseung mencari kehangatan dengan semakin memepetkan dirinya dengan jay. Merasa mulai rileks dan pusing nya berlangsung langsung hilang ketika elusan dipunggung dan kepalanya terus berlanjut.
Jay mendekap heeseung dengan hangat dan protektif. Dia bisa merasakan heeseung mulai rileks dan terdengar dengkuran halus dari si manis. Jay tersenyum merasakannya, dia mencium puncuk kepala heeseung dalam. Ikut memeluk heeseung erat.
"Maaf... Rasanya gua bisa gila cuma karna lo ka heeseung" Ucap jay lirih sambil terus mengelus lembut punggung sempit itu dan kepala heeseung.
⚫••••••⚫
Ngetik apa gua brengzeekkkk😭😭😭😭😭
Gabisa aing tuh bikin scen heeseung ternodai gaboleeehh!!!😭😭
Tapi boonk! Wkwkwk
Biasalah
Dah gua mau ngilang duluuu~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesion •Lee Heeseung harem• [ENHYPEN] ✔
FanfictionMungkin kalau saja heeseung tidak menyutujui ibu nya untuk menikah lagi,dia tidak akan berada di posisi mengerikan seperti ini. "Mungkin kematian lebih baik,dari pada harus hidup bersama kalian yang nyatanya hanya membuat luka"- Lee Heeseung WARN❗ ...