Bab 9

1K 111 30
                                    

SATU HARI SEBELUM TRAGEDI

"Eunjung-a" panggil Sijin. Pria itu telah sampai di markas utamanya setelah hampir 2 minggu berada di perbatasan. Dan kini dirinya menemui Eunjung di Dunnottar Castle tempat pertemuan pertama mereka.

Wanita itu menunggu Sijin di dekat jembatan sambil memandangi lautan dihadapannya. Saat Sijin menyapanya barulah, Eunjung mengalihkan pandangan.

"Kau sudah lama?"

"Belum, aku pun baru sampai. Kau tidak istirahat? Bukannya kau baru sampai di markas?. Apa tidak lelah?" Eunjung tampak khawatir. Sijin sendiri malah tersenyum, rasa lelahnya berhari-hari terbayar setelah melihat Eunjung lagi. Wanita itu bagai pengisi daya bagi Sijin. Hal yang dia anggap melelahkan adalah berhari-hari tanpa Eunjung.

"Aniya" Sijin menggenggam tangan Eunjung. Tangan munyil yang amat dirinya rindukan.

Tiba-tiba Eunjung tertawa.

"Wae?"

"Aku mengingat saat pertama kali kita bertemu"

"Hal apa yang paling kau ingat?"

"Hmm saat kau meneriakkan agar aku tidak lompat. Kau tau wajahmu saat menggemaskan saat itu"

"Eyyy ternyata kau sudah menyukai ku sejak awal"

"Anii" Sijin tertawa.

"Kalau hal yang paling aku ingat. Ciuman pertama kita" bisik Sijin

"Sudah kuduga" Eunjung memalingkan wajahnya.

"Tunggu dimana kau bersembunyi saat itu?"

"Ah disitu" Eunjung menunjuk tempat dia bersembunyi sebuah peti kayu yang pas dengan badannya. Sepertinya dulu dijadikan tempat penyimpanan bahan makanan.

"Aigoo kau membuatku hampir gila saat itu" Sijin mencubit manja pipi Eunjung.

Keduanya menatap kapal yang berlayar mendekati pelabuhan. Sama-sama terhanyut dalam pikiran masing-masing.

"Eunjung-a"

"Ye?"

"Aku mencintaimu" perkataan Sijin membuat Eunjung langsung menatapnya. Pria itu menggenggam tangan Eunjung semakin erat. Tak ada jawaban dari Eunjung.

"Ahh leganya" ucap Sijin. Walaupun mengharapkan balasan dari Eunjung, tapi Sijin cukup tau diri untuk tidak memaksakan hal itu jika Eunjung memang belum siap membuka hatinya lagi.

"Kau tidak menanyakan balasanku?"

"Aku memberikan mu kebebasan untuk menjawab" Pria itu mengalihkan pandangannya lagi ke laut lepas.

"Aku juga mencintaimu" jawab Eunjung. Wanita itu ternyata belum memalingkan wajahnya, masih setia menatap Sijin. Kedua bola mata itu saling menatap, mencari kesungguhan dari perkataan masing-masing. "Maaf karena selama ini aku tidak jujur dengan perasaanku"

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang