Bab 20

1.1K 111 36
                                    

"Eunjung-a, tidak bolehkah aku masuk?" pinta Sijin sambil mengetuk pintu kamar mandi. Suara shower dari dalam mulai terdengar, menandakan Eunjung sudah mulai membersihkan tubuhnya.

"Andwe" teriak wanita itu

"Aku sudah melihat semuanya tidak ada yang perlu kau sembunyikan, lalu kenapa kau tidak mengizinkanku masuk?" Sijin masih bersikeras memainkan gagang pintu yang jelas di kunci oleh Eunjung dari dalam.

"Andwe, Aku ada talkshow siang ini, jika kau masuk waktu mandi ku akan jadi berjam-jam dan aku bisa terlambat"

"Aish talkshow sialan" umpat Sijin

Lama menunggu akhirnya wanita yang dicintainya itu keluar dengan pakaian lengkap. Untung saja Eunjung membawa pakaian ganti di mobilnya, mengingat dirinya saat ini sering menginap di apartemen Sijin.

"Kenapa wajahmu masam begitu?" tanya Eunjung saat melihat Sijin yang menatapnya sambil mengerucutkan bibirnya. Eunjung berjalan ke dekat tasnya mengambil pouch yang berisi alat makeup miliknya.

"Ish wanita tidak pengertian" gerutu Sijin.

"Jangan bilang kau mengharapkan aku keluar hanya dengan handuk?" Eunjung tertawa kemudian duduk di ujung kasur sambil mengaplikasikan bedak ke wajahnya.

Sijin menghampiri Eunjung dan menempatkan kepalanya di atas pangkuan Eunjung.

"Tidak bisakah kau batalkan saja acaranya?"

"Bukan aku yang berhak menentukan itu"

"Tidak bisakah kau datang terlambat?"

"Tidak, sekarang saja aku sudah di telpon belasan kali. Berdirilah aku harus berangkat". Dengan berat hati Sijin mengangkat kepalanya.

Eunjung membereskan barang bawaannya dengan terburu-buru.

"Nanti ku hubungi. Aku pergi dulu" Namun sebelum pergi Eunjung menyempatkan untuk mengecup bibir manis kekasihnya itu.

"Jangan memancingku jika kau tidak tinggal" Sijin masih terlihat kesal. Eunjung menghiraukan perkataan Sijin dan segera berangkat ke lokasi.

🌱🌱🌱

"Ya! Bukankah kau harus memberi taunya sekarang?" ucap Daeyoung di ujung panggilan. Sijin keluar dari mobilnya masih terhubung panggilan dengan Daeyoung.

"Aku akan memberitahunya segera tenanglah. Kau mengganggu waktu cutiku"

"Kau mengambil cuti sampai kapan?"

"Sampai besok, Apa ada hal genting di markas?"

"Aniya, kita semua hanya sibuk mempersiapkan keberangkatan"

"Kau sudah urus milikku?"

"Eoh"

"Berapa tim yang akan berangkat?"

"Tiga"

"Baiklah lusa aku akan berikan arahan. Daeyoung-a, kirimkan berkasnya malam ini akan segera ku pelajari" Sijin menutup panggilannya.

Bruukk

Sijin bertabrakan dengan seseorang, hingga ponselnya jatuh. Untung saja dari keduanya tidak ada yang benar-benar jatuh.

"Ahh, mianhaeyo. Kau tidak apa-apa nona?" Sijin menanyakan keadaan wanita yang menabraknya.

"Aniyo, aku baik-baik saya. Kau tak perlu khawatir" wanita itu menatap Sijin lamat, ada kekaguman dari sorot matanya. Merasa memang tidak ada yang terluka, Sijin memungut ponselnya yang jatuh dan berpamitan.

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang