BAB 10

1.2K 106 38
                                    

5 BULAN KEMUDIAN

"Eunjung-a, bisa kau antarkan Inguk ke sekolahnya? Thank you" teriak Hanjoo yang terburu-buru karena sudah di telpon atasannya.

"YA! Aku harus ke studio, suruh Jinjoo" jawab Eunjung yang masih menyikat gigi.

"Jinjoo sudah berangkat ke kantor, aku tidak ada waktu bye" Hanjoo meninggalkan Eunjung yang sendirian di apartemen yang mereka tinggali bersama. Para sahabatnya makin tidak ingin meninggalkan Eunjung sendirian, karena nyatanya dia malah semakin pemurung saat kembali dari Scotland.

"Kau berangkat bersamaku okay, tunggu imo ganti baju"

Setelah siap Eunjung pergi mengantar Inguk. Harinya lebih ceria setiap bersama anak itu. Inguk bukan hanya anak Hanjoo tapi dia juga adalah anak Eunjung dan Jinjoo, dan tidak lupa Hyobong. Tinggal seatap dengan mereka membuat Eunjung tidak merasa kesepian.

"Inguk annyeong" pamit Eunjung saat mereka tiba di sekolah Inguk.

Eunjung menatap jam tangannya, waktunya tidak banyak. Eunjung segera bergegas ke kantor atau bisa di katakan studio kecil tempat dia dan timnya membicarakan film mereka. Film yang sedang dia garap belum rampung 100% sehingga membuat penayangannya masih tertunda. Selain di kantor kecilnya, Eunjung biasanya pergi ke rumah produksi untuk melakukan siaran bersama para sutradara lainnya untuk membahas film. Eunjung menghabiskan waktunya dengan bekerja keras. Hal itu dilakukannya untuk mengalihkan pikiran dari masalah yang dia hadapi.

🌱🌱🌱

Eunjung mengetuk-ngetukkan kakinya menatap cemas pada jam di dinding. Kerjaannya belum rampung, tapi pikirannya sudah bukan lagi pada pekerjaannya.

"Ah aku bisa terlambat"

Dengan cepat Eunjung menarik tasnya dan langsung pergi. Membuat tim kerja lainnya yang masih berdiskusi menatap bingung.

"Sutradara Lee, kau mau kemana? Rapat kita belum selesai"

Eunjung tidak mempedulikannya dan tetap pergi.

Pukul 7 malam, Eunjung telah sampai di bandara Incheon. Dia pikir sudah telambat tapi ternyata pesawat dari Jeju mengalami delay. Eunjung akhirnya bisa bernafas lega. Eunjung mendudukan dirinya di bangku pengunjung.

Suasana bandara sangat ramai, membuat Eunjung menikmati melihat orang berlalu-lalang. Disaat-saat seperti ini mah, pikiran Eunjung mudah berkelana entah kemana.

"Apa aku beli kopi dahulu?" gumam Eunjung. Tepat saat dirinya berdiri, ekor matanya tidak sengaja menangkap siluet seseorang. Orang itu sedang mematung menatapnya. Mau tidak mau Eunjung menolehkan pandangannya dan benar saja dia memang sedang di tatap lekat dari ujung kaki sampai ujung kepala oleh pria yang selama ini dia rindukan. Dengan semua perdebatan dalam benaknya, Eunjung memutuskan untuk pergi dan menghindar sebelum mereka harus berpapasan.

"Kau akan menghindar lagi?" Teriak Sijin cukup keras membuat para pengunjung bandara mendadak menghentikan aktifitasnya.

Menjadi pusat perhatian membuat Eunjung kurang nyaman. Akhirnya dia terdiam di tempat sampai Sijin benar-benar mendekat.

"Sijin-ssi, Sudah lama sekali rasanya" Eunjung memaksakan senyumnya. Sijin tidak menjawab, wajahnya tampak kaku dan tegang. Jujur itu membuat Eunjung terintimidasi.

"Sudahkah basa-basinya?"

Eunjung hanya bisa menunduk.

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang