Bab 12

1.1K 115 69
                                    

"Ya! Kau serius mengajakku melakukan ini?"

Sijin dan Daeyoung membuntuti mobil Eunjung. Setelannya sudah seperti mata-mata FBI. Kacamata hitam dan topi menjadi pelengkap penampilan keduanya.

"Cerewet sekali, firasatku mengatakan harus mengikutinya"

"Terserah kau saja"

Sijin masuk kedalam restoran mengikuti Eunjung. Sijin bisa melihat punggung indah wanitanya yang terbuka. Cantik? Sudah pasti. Tapi yang mengganggu Sijin adalah tatapan dari pada pria yang berada di dalam restoran terhadap Eunjung. Rasanya ingin mencolok satu-satu mata mereka.

"Ya Sekiya, lebih baik kita pulang saja. Kau tidak takut dia akan marah jika tau kita membuntutinya?"

"Aniya, mana bisa aku biarkan mata-mata lapar itu menatap wanitaku"

"Aish, aku benar-benar muak dengannya" keluh Daeyoung

Lee Eunjung, sapaan seorang pria masuk ketelinga Sijin. Mereka saling kenal batinnya, darahnya tiba-tiba mendidih.

"Ya! Kau bilang hanya dia dan teman-temannya. Kenapa ada pria lain?"

"Sudah kuduga akan seperti ini"

Sijin siap menghampiri mereka, namun langsung di tahan oleh Daeyoung.

"YA! Kau gila, jangan buat keributan" Daeyoung menenangkan sahabatnya. Mereka kini duduk  dua meja di belakang Eunjung.

"Sijin-a, Mereka saling kenal rupanya"

"Ye, aku tidak buta" Sijin mengepal tangannya kuat.

"Dia cukup tampan, manis, dan sepertinya berasal dari keluarga kaya raya. Jika aku jadi Eunjung pasti akan memilihnya dibanding denganmu" komentar Daeyoung dengan entengnya.

"Aish, kau bosan hidup?" Sijin menarik kerah baju Daeyoung.

Sijin tidak lepas memandangi meja Eunjung. Sedangkan telinganya dibuka lebar agar mendengar percakapan mereka. Restoran itu cukup penuh, beberapa pasang mata menatap aneh ke arah Sijin karena pria itu terus mengumpat.

"YA! kau sangat memalukan" Daeyoung tersenyum canggung pada pengunjung lain sambil meminta maaf.

"Apa-apaan dengannya, sekarang dia tersenyum? Cih. Dia bahkan sangat dingin saat pertama kali kita bertemu" Sijin tersenyum sinis.

"Lihatlah si brengsek itu tersenyum saat mendengar Eunjung tidak punya kekasih. Aish akan ku bunuh dia"

Daeyoung menutup wajahnya rapat, malu dengan kelakuan Sijin.

"YA! LEE EUNJUNG" teriak Sijin membuat restoran itu hening seketika. Daeyoung sama kagetnya dengan yang lain, bisa-bisanya dia kecolongan. Sijin sudah berdiri mengepal kuat tangannya. Seisi restoran menatap ke arah Sijin, kecuali Eunjung.

Sijin berjalan ke meja Eunjung. Semua orang bisa melihat, pria berperawakan tegap itu sedang marah besar.

"Kau ikut denganku" Sijin hendak menggandeng tangan Eunjung namun di cegat oleh Siwan.

"Maaf, kau ada urusan apa dengannya?"

"Aku kekasihnya, calon suaminya, calon ayah dari anak-anaknya, Kenapa aku harus meminta ijin untuk mengajaknya pergi?" ucap Sijin dengan suara lantang. Eunjung hanya bisa memejamkan matanya pasrah sekaligus malu. Di meja lain Daeyoung menggeleng tidak percaya, kakinya ikut lemas melihat kelakuan bodoh sahabatnya.

"Eunjung-a?" tanya Jinjoo meminta kejelasan. Semua yang ada di tempat itu di buat mematung oleh kelakuan Sijin.

"Kau tidak akan pergi?" tanya Sijin sekali lagi.

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang