Bab 17

1K 103 23
                                    

Hari kedua di Yangyang, Sijin tampak sedang membantu nenek Eunjung menyirami tanamanya. Azalea, Rhododendron, mugunghwa, marygold bunga-bunga indah itu menghiasi halaman rumah.

"Tidurmu nyenyak Eunjung-a?" sapa Sijin saat melihat Eunjung keluar dari rumah.

"Eoh" Eunjung masih berusaha memfokuskan pandangannya. Sejujurnya dia masih mengantuk, hal itu wajar setiap kali dia menginap di Yangyang. Rasanya selalu mendapatkan tidur yang berkualitas.

"Halmeoni, mau pergi kemana?" tanya Sijin yang melihat nenek Eunjung membawa kantong belanjaan.

"Pasar, kalian berdua bersantailah"

"Mana bisa begitu, biar aku dan Eunjung saja yang pergi Halmeoni" Sijin memberi kode Eunjung untuk bersiap. Sijin juga menghentikan kegiatannya dan mengambil alih kantong yang di pegang nenek Eunjung.

"Tidak usah aku bisa..."

"Biar kami saja halmeoni, katakan apa yang kau butuhkan?" sambung Eunjung

"Baiklah, aku hanya ingin membuat kimchi. Hanya belikan bahan-bahan untuk membuatnya. Kau tau kan Eunjung-a?"

"Tentu, aku bersiap dulu, tunggu aku 10 menit dari sekarang"

"Wahh aku tidak sabar mencoba kimchi buatan mu halmeoni"

"Kau harus mencobanya, kakek Eunjung sangat menyukai semua masakan ku. Tapi sayang keahlianku tidak menurun pada Eunjung"

"Kau benar" Sijin terkekeh

"Kau tau itu?"

"Eoh, dia pernah membuatkan ku bekal"

"Aahh, anak malang" nenek Eunjung mengusap lengan Sijin.

Sijin menanyakan banyak hal tentang kampung halaman Eunjung dan bagaimana Eunjung saat kecil. Cerita sang nenek membuat Sijin makin terpesona dengan kemandirian Eunjung.

"Aku sudah siap. Ayo kita berangkat"

"YA! Kenapa kau pakai dress pendek itu?" protes Sijin saat melihat kekasihnya memakai dress putih di atas lutut yang pas dengan postur tubuhnya.

"Wae? Cuaca sedikit panas aku malas memakai pakaian serba panjang"

"Kau sengaja memamerkan kakimu"

"Aish, sudah lah jangan banyak protes" Eunjung menarik tangan Sijin.

"Halmeoni kita pergi dulu" pamit mereka berdua.

"Manisnya mereka berdua. Aahh, yeobo aku jadi merindukan mu" ucap sang nenek sambil melihat foto mendiang suaminya yang di pajang di ruang tengah.

🌱🌱🌱

Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berburu makanan segar di pasar. Eunjung dan Sijin tampak seperti pasangan pengantin baru yang sedang berbelanja. Semua pandangan kini tertuju pada mereka berdua. Visual keduanya memang membuat siapa saja terpikat, terutama Sijin. Para wanita, ibu-ibu, para pedagang menatapnya hampir tidak berkedip.

"Aigoo, Eunjung-a lama tidak melihatmu, kau menggantikan nenekmu berbelanja?" sapa salah satu pedagang sayur di pasar.

"Ye imo"

"Kau tidak mau memperkenalkan pria tampan di sampingmu?"

"Aah yeee aku hampir lupa. Sijin-a ini Bibi Kim penjual sayuran langganan halmeoni. Dan imo kenalkan dia Yoo Sijin"

"Yoo Sijin" Sijin menjabat tangan Bibi Kim.

"Aigoo, kalian sangat serasi"

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang