Sijin menyamakan langkah wanita di sampingnya. Langkah kecil wanita setengah berlari itu tidak membuat Sijin kewalahan.
"Sampai kapan kau akan terus mengikuti ku?" ucap Eunjung sinis.
"Sampai aku tau dimana kau tinggal"
Eunjung merasa dirinya sangat sial, liburannya ke Scotland terganggu setelah bertemu dengan pria di sampingnya.
Hujan gerimis mulai turun dari langit, Sijin kembali mengandeng tangan Eunjung berlari di tengah hujan. Keduanya masuk ke toko buku, beruntung keduanya tidak ada yang benar-benar basah.
Eunjung mengekori Sijin yang tampak asik melihat deretan buku yang tersusun rapi di atas rak.
"Apa perkerjaan mu?"
"Eoh?"
"Apa pekerjaan mu nona?" Sijin kembali tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya.
"Membuat film dokumenter" jawabnya singkat, Eunjung menarik satu judul buku guna menghindari kontak mata dengan Sijin.
"Jadi itu alasanmu ada di Scotland" Sijin mengangguk tanda paham.
"Apakah kau tidak punya kerjaan?"
Sijin tidak menjawab, dirinya meninggalkan Eunjung menuju rak buku lainnya. Membuat Eunjung kembali mengekori Sijin.
"Apa menjadi tentara di Scotland tidak banyak kerjaan?"
"Kau tidak tau ada yang namanya hari libur nona?"
Sijin menghentikan langkahnya mendadak, membuat Eunjung menabrak punggungnya.
"Aaa" Sijin meringis merasa lukanya terbentur kepala Eunjung.
"Apa kau terluka? Sepertinya aku tidak menabrakmu sekencang itu"
Sijin menggeleng, tapi berbeda dengan sikapnya luka sobek dipunggungnya mengeluarkan darah dan berhasil menembus kaos putih yang dipakai Sijin.
"YA! Kau benar terluka" Eunjung menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
Eunjung segera meminta kotak P3K pada penjaga toko. Walaupun dirinya bukan dokter setidaknya dia mengerti cara membersihkan luka.
"Diam lah jangan banyak bergerak" Eunjung membuka perban pada punggung Sijin, dan mengoleskan salep di atas permukaan luka yang tampak masih basah. Tidak lupa Eunjung meniup luka tersebut agar cepat mengering. Sijin yang merasakan hembusan napas di punggungnya mengulum senyum.
"Dari mana kau dapatkan luka ini?"
"Penyergapan terorisme kemarin"
"Wah daebak, aku tarik kembali perkataanku saat bilang kau tidak ada kerjaan"
Sijin benar-benar dibuat terpingkal oleh wanita di sampingnya. Sedangkan Eunjung dengan hati-hati memasang perban di punggung Sijin.
"Apakah misi penyelamatan sama seperti adegan di film?" tanya Eunjung antusias.
"Hmmm, mungkin"
"Waaahhh daebak!! Aku ingin menyaksikannya langsung"
"YA!! Mana boleh warga dekat-dekat lokasi kejadian" Eunjung mengangguk setuju.
"Apa kau suka film perang atau laga?"
"Eoh, tentu"
"Kenapa tidak jadi produser film saja?"
"Anii, aku lebih suka sesuatu yang non-fiksi. Maka aku lebih memilih film dokumenter" Tanpa sadar Eunjung terus menceritakan tentang dirinya pada orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Documentary [END]
RomanceEunjung, wanita malang itu berdiri di tepi tebing menikmati kesendiriannya sampai akhirnya seorang pria dengan seragam militer berbicara dengannya. Yoo Sijin itulah nama yang Eunjung lihat di dada kanan pria tersebut.