Sudah dua minggu Sijin tidak mengabari Eunjung, meski sempat khawatir wanita itu tetap mencoba berpikir positif. Pekerjaan Sijin bisa saja menuntut pria itu untuk meninggalkan alat komunikasinya. Tanpa disangka-sangka sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.
Eunjung-a semoga hari mu menyenangkan 😊
Akhirnya orang yang selalu dia nanti mengiriminya pesan. Kalau dipikir lagi, Eunjung dan Sijin sudah hampir 7 bulan terpisah oleh jarak. Waktu yang tidak sebentar bukan? Namun seperti perkataannya, semuanya tidak akan terasa jika mereka menikmati dan tidak terlalu memikirkannya. Belum lagi teknologi yang semakin mutahir, menjadikan jarak bukan lagi jadi problematika utama keduanya.
"Eunjung-a, Produser Jung menanyakan tentang presscon bulan depan"
"Ah aku lupa mengabarinya"
"Apa jadwalnya sudah keluar?"
"Sudah, namun media belum tau, aku ingin kau pastikan lagi dan beri tau Produser Jung"
"Baiklah" rekan Eunjung meninggalkan dirinya sendiri di kantor.
"Aaa, aku belum membalas Sijin"
Sijin-a, semoga harimu juga menyenangkan, Hwaiting 💜
🌱🌱🌱
"Jinjoo ya, apa kau melihat kalungku?"
"Aku melihatnya selalu ada di lehermu" jawab Jinjoo cuek masih asik dengan alat pembersih debunya.
Sudah memasuki bulan Mei, tandanya musim semi sudah tiba. Bisa di lihat bunga sansuyu simbol musim semi mulai bermekaran. Bunga berwarna kuning itu menghiasi setiap sudut kota. Ada satu yang mekar di dekat apartemen Eunjung, mereka bisa melihatnya dari balik jendela.
Eunjung memeriksa lekukan sofa dengan kebingungan. Kalung pemberian Sijin hilang, sepertinya terjatuh tanpa dia sadari.
"YA! Aku sudah rapikan jangan kau kacaukan lagi" amuk Jinjoo
"Aku tidak bisa menemukan kalungku" Eunjung hampir menangis
"Kau pasti lupa menyimpannya"
"Aku tidak pernah melepaskannya"
"Aku pulang" sapa Hanjoo setelah menjemput Inguk.
"Hanjoo ya, kau lihat kalungku?" tanpa basa-basi Eunjung langsung menyerang Hanjoo dengan pertanyaannya.
"Tiba-tiba?"
"Siapa tau kau menemukannya, tadi pagi kau kan yang membereskan meja makan?"
"Aku tidak melihatnya di meja makan" Hanjoo merebahkan dirinya di atas sofa. "Aahh punggungku sakit sekali"
"Ada apa ini? Perasaan ku tidak enak" Eunjung kembali memeriksa setiap sudut ruangan.
"Imo, aku menemukannya" teriak Inguk, ternyata anak itu membantu Eunjung tanpa dirinya sadari.
"Aku menemukannya di balik pintu kamar mandi" Inguk memberikan barang penemuannya.
"Inguk-a, terimakasih, imo akan membelikanmu banyak es krim" Eunjung langsung memberikan pelukan hangatnya.
Inguk mengangguk
"YA! Dia tidak boleh terlalu banyak makan manis" protes Hanjoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Documentary [END]
RomanceEunjung, wanita malang itu berdiri di tepi tebing menikmati kesendiriannya sampai akhirnya seorang pria dengan seragam militer berbicara dengannya. Yoo Sijin itulah nama yang Eunjung lihat di dada kanan pria tersebut.