Bab 7

1.1K 119 30
                                        

Eunjung keluar dari restoran setelah mendapatkan buku catatannya kembali. Namun sebelum kembali Eunjung tidak sengaja melihat seorang wanita yang ditarik paksa oleh seorang pria. Wanita itupun tidak sengaja melihat ke arah Eunjung.

"Help me" itulah yang Eunjung baca dari isyarat di bibir wanita itu.

Tanpa pikir panjang Eunjung mengikuti mereka berdua, cukup lama memang mereka berjalan sampai keduanya berhenti di gang yang lumayan sempit. Eunjung mengintip di balik tembok dan berencana menelpon kantor polisi. Tapi bodohnya, Eunjung tidak tau nomor polisi di Scotland. Akhirnya Eunjung memutuskan untuk menelpon Sijin.

Brukk

Sebelum terdengar nada sambung, Eunjung melihat wanita yang meminta pertolongan itu terjatuh menghantam beberapa balok kayu yang tersusun disana.

"Aish" Eunjung membuang ponselnya

"Hey" teriak Eunjung saat pria bertubuh besar itu ingin menampar wanita yang sudah terkulai lemah.

"Jangan macam-macam atau ku panggil polisi" Eunjung mengambil satu bilah balok di dekatnya.

"Hei nona, jangan ikut campur. Ini urusan ku dan kekasihku"

Pria itu mendekat ke arah Eunjung. Eunjung tampak gemetar, dan berusaha untuk mundur tapi tidak ada celah lagi untuknya. Sampai benar-benar pria itu tepat berada di hadapannya. Eunjung mengayunkan balok kayu yang di pegangnya dan berhasil mengenai lengan pria itu. Namun tak sampai membuatnya terluka. Pria itu berusaha merebut senjata yang di pakai Eunjung.

"Tolong" teriak Eunjung namun tiba-tiba tenggorokannya tercekik. Pria itu mencekik Eunjung sehingga Eunjung tidak bisa mengeluarkan kata-katanya. Apa tidak ada orang sama sekali? pikir Eunjung. Badan Eunjung terasa terangkat, dia benar-benar kehabisan nafas. Sampai akhirnya Eunjung merasa tubuhya terhempas ke tanah. Eunjung terbatuk dan di situlah dirinya bisa bernafas kembali walau lehernya terasa sakit. Pria itu tidak tinggal diam dan mengambil balok didekatnya dan hendak mengayunkan ke arah Eunjung.

"EUNJUNG" teriak Sijin membuat pria berbadan besar itu mengurungkan niatnya.

"Aish kau memilih lawan yang salah" Sijin melayangkan tinjunya tepat di sudut bibir pria itu. Sebelum pria itu sempat melawan, Sijin terus melayangkan pukulannya. Gerakan pria itu kurang cepat dibanding Sijin. Sijin memberinya pukulan berkali-kali dengan semua amarahnya hingga pria itu jatuh di tanah.

"Apakah ini yang kau gunakan untuk menyakiti wanita itu?" Sijin menginjak tangan si pria dan sesekali menekannya kuat. Hal itu jelas membuat si pria berteriak kesakitan. Sijin tidak mempedulikannya, dia malah mengambil ponselnya dan menelpon polisi.

"Hutton Road No.45" Setelah memutus panggilannya Sijin berdiri. Dan sebagai penutup dia menendang wajah pria itu sampai sang pria pingsan.

"Mana yang sakit?" Sijin mengecek seluruh tubuh Eunjung yang sedang membantu wanita yang sudah tidak berdaya itu.

"Kita harus membawanya" ucap Eunjung

"Polisi akan segera tiba"

🌱🌱🌱

Setelah dimintai keterangan oleh kepolisian Sijin dan Eunjung di bolehkan pulang. Wanita yang terluka itu pun sudah di tangani oleh tim medis. Sedangkan si pria sudah jelas masuk sel tahanan.

"Kau yakin tidak apa-apa?" tanya Sijin memastikan keadaan Eunjung lagi.

"Tidak apa-apa, hanya sepertinya kita harus mampir ke apotek" Sijin mengecek memar di leher dan tangan Eunjung.

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang