Bab 8

1.1K 115 57
                                    

"Eunjung-a. Kenapa kau bisa sampai sini?" tanya Sijin saat melihat Eunjung.

"Aku? Hmmm aku memang sudah merencanakan datang ketempat di sekitar sini"

"Kurasa tidak ada di catatan mu" Sijin memicingkan matanya.

"Aku baru menambahkannya beberapa minggu yang lalu"

"Benarkah?"

Merasa tidak ada jawaban dari Eunjung, Sijin menarik wanita itu ke pelukannya.

"Aku merindukanmu" bisik Sijin sambil mengeratkan pelukannya.

"Ya!aku tidak bisa bernafas" keluh Eunjung.

"Sebentar lagi, aku butuh mencharging tenagaku" Sijin melesakkan kepalanya di pundak Eunjung.

"Wangimu hal yang paling aku suka" gumam Sijin

Menit demi menit berlalu, Sijin melepas pelukannya dan mencium kening Eunjung.

"Ah, aku membawakanmu makanan"

"Kau yang memasak?"

"Eoh, sekarang masuklah. Aku hanya ingin memberi itu"

"Shiro" ucap Sijin manja

"Ya! Masuklah" Eunjung mendorong badan Sijin.

"Beritau aku dimana kau menginap jika ada waktu luang aku akan kesana"

"Baiklah, akan aku kirim lewat pesan" Sijin mengerucutkan bibirnya sambil melambaikan tangan dari kejauhan, hatinya merasa belum siap pergi dari Eunjung. Tapi melihat senyuman manis Eunjung membuat dirinya lebih bersemangat.

🌱🌱🌱

Sijin membuka bekal makan yang telah disiapkan Eunjung. Kotak makan tiga tingkat itu menyajikan berbagai masakan sederhana, telur gulung, sosis, ayam bumbu, tofu, sayuran, dan buah-buahan.

"Wah sepertinya enak" Daeyoung siap mengambil bekal Sijin, namun langsung dicegat oleh Sijin.

"Pelit sekali" sindir Daeyoung.

"Dia membuatkannya untukku bukan untuk mu, Pergilah" Daeyoung duduk di bangku sebrang Sijin pasrah dengan muka di tekuk.

"Cah, mari makan" Sijin memasukan telur gulung ke mulutnya. Mengunyahnya perlahan.

"Waaahhh daebak" komentar Sijin.

"Dari sekian banyak kelebihannya ternyata memasak adalah kelemahan terbesarnya ckckck" Sijin tidak habis pikir telur yang dimakannya rasanya sangat asin. Walau begitu dia tetap mengunyahnya dan mengambil yang lainnya sambil tertawa.

"Dia tidak memasukkan racun bukan?" gumam Sijin meneliti isi kotak bekalnya. Meski akhirnya dia benar-benar menghabiskan makanan itu.

"Apakah kapten baik-baik saja?" bisik bawahan Sijin pada Daeyoung.

"Aniya, otaknya sudah konslet. Biarkan saja lebih baik kita pergi dari pada tertular" ajak Daeyoung.

🌱🌱🌱

Sijin menepati janjinya untuk datang menemui Eunjung. Hari ini dia sudah sangat rapi, memakai setelan kemeja dengan lengan digulung. Kerjaan Sijin di serahkan pada Deyoung. Walau membutuhkan waktu  untuk melobinya, akhirnya Daeyoung sepakat untuk bertukar tugas dengan Sijin. Ya, meskipun Sijin harus mengeluarkan uang lebih untuk syarat yang Daeyoung berikan. Sijin dan Eunjung sudah sepakat untuk berjalan-jalan, Sijin juga janji akan menemani Eunjung memotret tempat-tempat indah disana.

New Documentary [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang