Matahari tampak malas menampakkan wujudnya dan terus bersembunyi di balik awan. Eunjung merasakan kepalanya semakin berat saat dirinya menatap langit. Mata sembabnya jadi terasa panas. Akhirnya wanita itu memejamkan mata dan meremat tangannya kuat.
"Bahkan langit tidak bersahabat dengan ku. Setidaknya biarkan aku mati di hari yang indah" celoteh Eunjung merutuki nasibnya.
Eunjung wanita 30 tahun yang baru kehilangan separuh hatinya mencoba bangkit tapi terus gagal. Sudah hampir 3 bulan bayangan sang kekasih yang telah pergi jauh menghantuinya tanpa jeda. Maklum ini kali pertama dirinya jatuh cinta. Cinta yang nyatanya menyakitkan. Para sahabatnya tentu saja prihatin dengan nasib wanita itu, akhirnya sepakat mengirim Eunjung ke Scotland untuk merampungkan film dokumentari yang selalu dirinya impikan. Setelah melihat Eunjung yang kadang berbicara sendiri, memintanya pergi dari Korea mungkin adalah pilihan yang tepat. Awal mulanya Eunjung akan di temani sang adik Hyobong namun wanita itu bersikeras ingin pergi sendiri, mengingat sang adik punya kesibukan lain.
Eunjung berdiri di tepi tebing sebuah kastil tua bernama Dunnottar Castle. Sebuah kastil di tengah pulau yang menghadap langsung ke laut lepas, penampakannya bak negeri dongeng. Tempat yang indah, Eunjung pun mengakui itu. Bangunan bersejarah itu di selimuti rumput hijau. Udara di sekitarnya pun sangat sejuk dengan angin yang lumayan kencang untuk sekedar menyibakkan dress sebetis yang dia kenakan.
Eunjung menundukan kepalanya, melihat ke bawah tebing tanpa rasa takut. Ombak pemecah batu karang datang silih berganti, menghasilkan suara deburan yang cukup keras. Damai dan begitu sunyi itulah yang Eunjung rasakan.
"Dulu aku berharap kita berdua bisa datang ke tempat ini, Hongdae ssi" Eunjung berbicara sendiri lagi yang tentunya ditujukan untuk mendiang kekasihnya.
🌱🌱🌱
Disisi lain seorang pria berseragam militer sedang mengendarai mobil jeep dengan atap terbuka sambil bersenandung. Kacamata hitam yang bertengger di hidungnya menambah ketampanan dirinya. Pria keturunan Korea itu sedang di tugaskan di Scotland dengan tentara inggris lainnya.
"Sepertinya akan turun hujan" pria itu menatap langit dengan gelisah.
Sea Eagle to Albatros, laporan hari ini?
HT disamping Yoo Sijin berbunyi, menandakan telah menerima sinyal dari atasannya. Perjalanan sore hari Sijin, memang untuk memantau kondisi pesisir pantai pasca terjadinya tubrukan antar kapal nelayan. Daerah pantai tentunya menjadi daerah militer untuk mengantisipasi kapal asing yang datang memasuki wilayah teritorial Scotland. Sijin bersama timnya bekerja sama dengan angkatan laut untuk penjagaan area laut dan daratan.
"Albatros to Sea Eagle, kondisi terpantau aman"
Padang rumput di samping kiri Sijin bagaikan permadani luas. Angin yang kencang meniup ilalang disekelilingnya. Pandangan Sijin yang tadinya lurus pada jalan tiba-tiba teralihkan oleh seseorang yang berdiri di tepi tebing.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Documentary [END]
RomansaEunjung, wanita malang itu berdiri di tepi tebing menikmati kesendiriannya sampai akhirnya seorang pria dengan seragam militer berbicara dengannya. Yoo Sijin itulah nama yang Eunjung lihat di dada kanan pria tersebut.