S'14

4.8K 201 3
                                    

Mereka beramai-ramai kini sudah berada dipuncak, di villa yang bisa dibilang agak besar milik Panca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka beramai-ramai kini sudah berada dipuncak, di villa yang bisa dibilang agak besar milik Panca. Sekarang menunjukan jam 8 malam. Mereka baru selesai membereskan barang masing-masing setelah makan malam.

Jadi total ada 21 orang yang berada di villa megah itu.

Ada Mona, Gisca, Deja dan Anya di ruang TV. Syera, Ratu, Abey dan Galang di ruang tengah yang mana berada dibelakang ruang TV, sedang menyelesaikan puzzle yang cukup besar. Alan, Geri, Jo, Panca, Raka, Farrel, Arthur, Rangga, Dadi berada diteras depan ada yang lesehan ada juga yang diatas sofa, mabar juga nyebat. Anna dan Angel yang belum selesai membereskan barang barang nya. Davian, dan Rei, yang berada halaman belakang.

Villa ini terasa hidup dengan suara suara ramai mereka.

"Kenyangg." Gumam Deja menggeliat sedikit dari duduk nya.

"Lo makan kaya kebo, banyak banget." Sinis Mona.

Deja melirik Mona tak suka, "gue makan baru 1 sendokan nasi." Mona memutarkan bola matanya malas.

"Pancaa!" Deja mengalihkan tatapan nya mencari laki-laki itu didepan pintu keluar, teras.

"Oy!" Nyaut nya.

"Didepan banyak tukang makanan ya?" Tanya nya dengan suara yang sedikit keras.

"Berisik!" Omel Mona, ia tak fokus menonton film jika anak itu berteriak.

"Sirik aja lo." Deja memeletkan lidah nya meledek Mona.

"Hah?!" Seperti nya laki-laki itu tidak mendengar nya. Baiklah, dengan tenaga yang masih tersisa ia bangkit berjalan menuju Panca yang sedang mabar.

Ia jongkok di samping Panca, mata nya melirik ponsel yang dipakai Panca.

"Didepan ada tukang makanan?" Tanya nya, mata nya tetap melihat kearah ponsel cowok itu.

"Banyak. Ada sate, angkringan, seblak. Sono liat." Jawab nya.

Victory! Panca menaruh ponsel nya kini ia menoleh pada Deja yang ada disamping nya.

"Jajan? Ayo gue anterin." Ujar nya bersiap ingin bangkit.

"Lo lagi mabar," ujar nya sebelum berdiri.

"Menang." Pamer laki-laki itu ikut berdiri.

"Gue ambil dompet dulu." Ucap nya seraya berlari kecil menuju lantai atas.

Galang melihat sebentar Deja yang lewat berlari kecil di depan nya.

"Jangan lari." Walaupun tak keras suara nya namun itu bisa didengar oleh Deja dan lain nya.

Setelah mengambil dompet, ia berhenti sebentar kepada teman-teman nya. "Ada ayang mau nitip gak? Gue mau keluar sama Panca kedepan." Ujar nya. Setelah mengingat apa saja yang teman nya sebutkan, ia dan Panca keluar villa untuk mencari makanan luar.

S E R E N D I P I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang