S'18

4.4K 199 4
                                    

"Diem dulu kenapa!" Omel Deja tak membuat Galang berhenti menggeliat ketika melakukan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diem dulu kenapa!" Omel Deja tak membuat Galang berhenti menggeliat ketika melakukan nya.

"Ja, Ja, sumpah ini kalo kedaleman sakit." Ujar nya.

"Lo nya diem pasti gak kedaleman!"

"Tapi geli ahh, gak mau." Ucap nya setelah beringsut bangun seraya mengorek-ngorek telinga nya.

"Tadi bilang nya mau, gak mau gue panggil Dega nih. Dia udah booking 4 hari yang lalu." Ia membuka ponsel nya lalu menelpon sang adik yang berada dikamar nya.

Ya, mereka sudah pulang dari liburan nya kemarin. Kedua remaja itu kini sedang berada di rumah gadis itu.

"Sini. Mau gak." Ujar nya ketika sambungan itu tersambung.

"Otw."

Deja memutuskan sambungan nya sepihak lalu menatap malas Galang yang hendak tiduran dikaki nya yang menyila.

"Kan mau gituin Dega, ngapain lo?" Tanya nya sedikit ketus.

"Samping bisa." Jawab Galang yang fokus pada ponsel nya.

Pintu kamar terbuka, ada Dega yang memakai pakaian santai nya.

Laki-laki itu berjalan mendekati Galang dan Deja diatas kasur.

"Dimana?"

"Lang, awas dulu." Deja menggiring tubuh Galang kesamping.

Ketika sudah terhempas, ia mengambil bantal dan dia taruh diatas kaki nya.

Dega menaiki kasur lalu merebahkan kepala nya dibantal itu.

"Gimana? Gini?" Ucap nya seraya memposisikan miring tubuh nya.

"Iya, shh bentar, sakit bangun dulu." Deja membenarkan posisi kaki menyila nya lalu menarik kepala Dega agar tiduran lagi.

Galang yang sibuk bermain game hanya tiduran disamping Gadis itu yang mulai berkutat membersihkan telinga Dega dengan hati-hati.

Selama membersihkan telinga laki-laki itu tak ayal sedikit tidak bisa diam.

"A–ah geli anj." Ucap nya sambil terkekeh dengan kepala yang ia dekatkan ke pundak.

Deja menghembuskan nafas lelah dengan sabar ia tak protes dengan Dega yang sesekali menggeliat.

15 menit berlalu, kedua telinga laki-laki itu sudah bersih.

Deja menyuruh Dega bangun. "Udah, sana."

Setelah bangun ia langsung keluar dari kamar Deja. Sedangkan gadis itu merebahkan tubuh nya masih dengan posisi kaki menyila nya. Lalu bangun kembali dan menindih tubuh Galang.

Galang yang menyadari Deja yang tiduran diatas nya menyimpan ponsel yang daritadi ia pegang.

Tangan kekar itu mengelus rambut halus Deja.

"Mau apa?" Tanya Galang.

Gadis itu bangkit lalu duduk dipinggul Galang, wajah nya terlihat sedang berpikir. Laki-laki itu juga terlihat was-was, takut Deja duduk ditempat yang salah.

"Shihlin atau Hokben? Malem malem gini enak nya ngemil sih. Lo udah makan belom? Kalo belom pesen Hokben aja. Tapi gue mau Shihlin juga." Cerocos nya panjang lebar.

"Pesen aja, gue pengen pulang." Ujar Galang membuat Deja langsung menatap nya.

"Mau kemana?"

"Booking lonte," Deja melototkan mata nya.

"Ya ke Apart lah." Lanjut nya cepat.

"Ngapain?" Selidik nya.

"Beberes." Ucap Galang dengan gemas mencubit pipi Deja.

"Besok bonyok gue pergi. Apa gue ikut aja ya? Lumayan si ke Bali seminggu."

"Gue ikut deh ya? Tapi lo gimana.." ujar nya kembali berfikir kembali, ia dilema.

Galang terkekeh, masih nanya dirinya gimana. Lucu sekali.

"Ga deh gue mau sama lo aja." Final nya.

"Sama gue gimana?" Tanya Galang bingung.

"Gak ikut." Jawab nya lesu.

"Bokap nyokap lo gak lama, cuma seminggu. Dega juga gak ikut, tapi kalo lo mau ikut juga gak papa." Terang Galang seraya mengelus pinggul Deja.

Hening.

Deja sedang bergelut dengan pikiran nya sekarang, banyak yang harus dipertimbangkan. Kalau ia ikut, sekolah, rumah, Dega dan Galang, gimana? Dan kalau ia tak ikut, melewatkan Bali, jalan-jalan, shoping, dan bersenang-senang.

Galang hanya memperhatikan wajah Deja yang terlihat menimang dengan senyum kecil.

"Lo mau nginep di Apart?" Tanya Galang yang membuat Deja sadar.

"Hah?"

"Lo denger jelas."

Deja berdecak, ia tau apa yang dikatakan Galang tapi ia refleks mengucap itu.

"Dega sendiri."

"Ada bibi. Dia udah gede sayang."

Deja merebahkan tubuhnya kembali diatas Galang.

Laki-laki itu mengusap lembut punggung Deja.

"Nanti gue bilang mama, boleh gak." Ujar nya.

Deja hanya mengangguk.

"Ikut." Ucap Deja tiba-tiba. Galang mengernyitkan dahi nya.

"Ngapain?"

"Ikut ke Apart, ayo." Gadis itu bangun dan berdiri diatas ranjang.

"Gue mau bersih-bersih." Galang bangun juga seraya menggapai hoodie nya di ujung kasur.

"Ntar gue bantuin."

Galang berdiri, bersiap untuk menggendong Deja dibelakangnya. Gadis itu dengan senang hati melompat ke punggung Galang.

"Besok-besok makan yang banyak."

Deja menggeplak pelan pundak Galang.

"Berisik." Balas Deja.

"Tangan nya Ja, enteng banget." Galang sengaja membuat nada suara nya berbeda.

Gadis itu terkekeh dan mengecup rahang kanan Galang.

"Lo duluan," Bela nya sembari mengusap pundak laki-laki itu.

"Leggoo!!" Lanjut nya, tangan kiri nya melingkar dileher Galang dan tangan kanan nya menjulur ke depan.

Galang mendengus, "berisik bego." Kesal nya.

***

TO BE CONTINUED
.
.

Tertanda, cewek nya Huang Renjun.
Jakarta, bulan 11.

S E R E N D I P I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang