S'15

4.6K 220 3
                                    

"Bangun, mau ikut gue gak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun, mau ikut gue gak." Ujar laki-laki berpakaian casual nya.

"Engh." Lenguh Deja merubah posisi tidur nya.

"Sialan malah desah."

Mata Deja terbuka menatap netra hitam legam Galang. "Bego." Singkat, padat, dan jelas.

"Mau ikut gak dih, kalo gak mau gue jalan sendiri nih." Ucap nya tak sabaran.

"Mau kemana si, jam berapa sekarang anjir." Tanya Deja seraya mendudukan diri nya.

"Setengah 4."

Setelah penceburan paksa kemarin malam. Gadis itu berharap sedikit loyo sedikit, tapi sampai detik ini ia dan Galang masih sehat walafiat. Sedikit disayangkan bagi nya.

"Bentar gue mandi dulu," gadis itu bangun dibantu dengan Galang yang mengangkat lengan kanan Deja.

"Eh Anna mana? Perasaan tadi dia tidur bareng gue."

"Ada di bawah, lagi pada mau pergi, gak tau kemana. Gue mau jalan-jalan sekitaran sini."

Villa milik Panca memang masuk sedikit ke pemukiman warga yang jalan raya tak jauh-jauh sekali dari Villa itu.

"Serius? Ayo kebawah." Ujar Deja berdiri dikasur nya.

Galang membelakangi Deja dengan sedikit membungkuk. Deja yang paham mengulum senyuman nya, ia langsung melompat ke punggung Galang dan langsung ditangkap laki-laki itu.

"Leggoo!!" Kedua tangan gadis itu menunjuk kedepan dengan semangat.

"Lo berat." Deja menggeplak kepala belakang Galang, membuat sang empu nya meringis.

Mereka keluar kamar dan menuju bawah.

"Lah bangun lo Ja, kirain mau ngebo ampe malem." Ujar Anna yang sedang memakai sepatu di sofa.

Deja menggeleng sebagai jawaban nya.

Disana ada Alan, Abey, Panca, Raka, Anya yang sedang menunggu Anna memakai sepatu. Dan ada Mona, Gisca dan Angel yang sedang bersiap namun seperti nya mereka ingin joging sore.

Sisa nya sudah entah kemana tau, Villa ini kosong.

"Mau ikut gak? Lo mau sama Galang?" Ujar nya seraya berjalan kearah pintu depan.

Mona melihat kearah Deja dan Galang, "lumpuh lo?" Ucap nya berdiri dari sofa berjalan kearah dapur mengambil botol minum.

"Gue gebuk dada lo Mon ampe bunyi deg sini."

"Deja sama gue." Galang menjawab pertanyaan Anna lalu diangguki gadis itu.

"Gue tinggal ya." Pamit nya.

"Hati-hati." Jawab serempak yang ada didalam.

"Yang lain pada kemana?" Tanya Deja.

"Udah jalan Ja, gak tau pada mencar tadi." Jawab Gisca.

"Lo bertiga gak ikut sama mereka?" Tanya gadis itu melirik orang-orang yang ada didepan pintu yang tengah sibuk sendiri.

Angel dan Gisca menggeleng, "kita mau joging, temen-temen lo mau nyari angin sore kata nya."

Deja membulatkan bibir nya. "Hati-hati."

"Gue jalan dulu. Kalo lo mau jalan, kunci nya taro ditempat yang Panca bilang, semua nya tau." Ujar Mona yang kembali membawa botol minum.

"Ayo Ngel, Gis." Ajak nya.

"Iya," jawab Deja seraya mengangguk.

"Ayo keatas gue mau mandi." Bisik nya pada Galang.

"Gak usah mandi." Ucap laki-laki itu seadanya.

"Yaudah, balikin ke kasur lagi, gue gak ikut."

"Tetep cakep." Ucap nya tanpa nada seraya membawa diri nya dan Deja menaiki anak tangga.

"Yang bilang gue jelek siapa. Cakep lah gue." Sombong nya.

Galang hanya mendengus.

Setelah sampai dikamar ia menurunkan Deja didepan kamar mandi gadis itu.

"Mandi, gue mau ke kamar dulu. Gue kesini lagi harus udah selesai."

"Ini kita doang berdua?" Tanya nya, ia sedikit takut Villa segedegaban ini hanya diri nya dan Galang.

"Takut? Mau gue mandiin?" Tawar Galang dengan tatapan yang berbeda.

Deja melotot sekaligus merinding, mengingat hanya mereka disini. Tapi Rasa ingin menggetok kepala laki-laki itu meningkatkan. Sifat mesum nya memang kental sekali.

"Lo kalo mau dihantam bilang, gak usah ngode." Ingin masuk ke kamar mandi namun tangan Galang menahan pinggang nya lalu menarik tubuh itu hingga tak ada jarak dikedua nya.

Deja dag dig dug ser ditempat namun bersikap tenang.

Oh shit, here we go again Batin nya.

"M-mau apaa.." Deja berucap pasrah. Tatapan Galang berbeda, ia paham.

Laki-laki itu hanya diam tak menjawab namun mata nya mengarah pada bibir gadis itu.

Deja langsung mengecup bibir tebal milik Galang.

"Ini?" Tanya nya.

Galang tersenyum miring. "Lo yang nyosor duluan, gue ladenin."

"Anj-" ucapan Deja terpotong sebab Galang mencium bibir nya.

Tangan Deja yang berada di pundak laki-laki itu mengeratkan pada kaos Galang.

Deja yang belum menutup mata nya menatap mata Galang yang sedang menatap nya juga. Perlahan mata itu tertutup dengan dimulai nya ciuman yang agak melembut.

Tangan Galang menyelusup masuk kedalam punggung Deja dan meraba nya.

Deja hanya mengikuti permainan lidah Galang yang dominan. Lidah laki-laki itu seperti mengajak perang lidah nya. Menghisap bibir, mengabsen yang ada didalam, Bertukar saliva yang sedikit menetes ke dagu Deja.

Galang menarik kepala nya, terkekeh melihat bibir Deja yang sedikit membengkak. Ibu jari nya mengusap bibir dan dagu Deja yang basah, terakhir ia mengecup nya.

"Thanks, gue mau ke kamar dulu sebentar." Ujar nya seraya merapihkan anak rambut gadis itu.

Deja mengangguk. "Tungguin jangan ditinggal."

"Iya nggak, sebentar doang." Ujar nya seraya keluar dari kamar.

"Cepet cari pacar deh lo." Ucap Deja sebelum Galang meraih gagang pintu nya.

"Gue mau nya lo." Jawab nya santai sambil membuka pintu kamar dan menghilang dari balik pintu.

"Tai ayam! Nyusahin gue lo yang ada." Teriak nya semoga terdengar oleh Galang dari luar.

Gadis itu menggelengkan kepala nya seraya masuk kekamar mandi.

Galang yang mendengar itu hanya menyeringai kecil.

***

TO BE CONTINUED

Tertanda, cewek nya Huang Renjun.
Jakarta, bulan 10.

S E R E N D I P I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang