S'4

6.8K 274 20
                                    

Suasana kantin sekolah pagi ini cukup ramai, karena mendengar kedatangan murid perempuan baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kantin sekolah pagi ini cukup ramai, karena mendengar kedatangan murid perempuan baru. Galang, Raka, dan Panca seperti bodoamat, terbalik dengan Abey dan Alan yang sedaritadi selalu menerka-nerka secantik apa murid baru itu.

"Cantik gak ya.." Ujar Abey.

"Cantik pasti. Gue mau gebet kalo cakep." Alan tak kalah dengan Abey yang gila akan cewek cantik.

"Brisik bego, daritadi kaga bisa diem." Celetuk Raka. Ia kesal mendengar kedua sahabat nya yang bawel sekali soal anak baru.

"Sirik aja lo anj, diem deh." Sunggut Abey.

"Jamet kayak lo nggak bisa bedain cewek." Tambah Alan.

Deja yang daritadi memainkan ponsel dengan satu tangan memainkan jari Galang itu menoleh pada dua cecunguk biadap.

"Lo berdua beneran gue tendang ya?" Kesal nya, sudah tau suasana kantin pagi ini sedang ramai ditambah dengan suara jahanam mereka berdua.

"Ah lo paling cakep Ja, tenang aja lo tetep nom–AKH ANJING!" Atensi murid yang berada dikantin itu jatuh pada Abey yang teriak karena tulang kering nya yang ada dibawah meja ditendang kencang oleh Galang.

Panca dan Raka ngakak.

"Congor lo, buset. Bukan temen gue." Alan bergeser duduk nya.

"Akh shh, Galang tolol bangsat, sakit sinting." Keluh nya.

Galang menatap tajam Abey lalu menarik pinggang Deja mendekat pada dirinya. Seolah mengatakan, punya gue.

Deja terkejut, menatap Galang, "Udah gak marah?" Tanya nya.

Galang langsung melepaskan tangan nya yang dipinggang Deja lalu membuang nafas kasar.

"Lo berdua belom baikan juga?" Tanya Raka.

"Biasa, gede adat." Deja kembali memainkan ponsel nya. Galang tampak acuh.

Mereka menggelengkan kepala nya melihat tingkah Galang yang seperti cewek sensian pada Deja.

"Gak boleh lama-lama marahan nya, ntar kena ambil orang nanges." Ledek Alan.

Galang hanya diam dengan wajah dingin nya. Sedetik kemudian menendang tulang kering laki-laki itu.

"AKH BANGSAT!" Teriak nya, mereka menjadi pusat perhatian kembali.

"Mampus, sakit kan." Abey menginjak kencang kaki Alan.

"Goblok!" Umpat nya, merasakan jari kaki nya keram.

"Alan berisik banget lo setan." Ucap Deja.

"Laki lo itu anying." Jawab nya tak terima, kan dia hanya korban. Batin nya.

Deja hendak bangun menuju Alan namun terhenti mendengar bel masuk.

Alan yang memanfaatkan kesempatan itu pun langsung berlari menuju kelas dengan kaki yang sedikit pincang.

S E R E N D I P I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang