S'39

1.3K 85 14
                                    

Semilir angin bergantian menyentuh telinga, cuaca sore ini sangat syahdu menurut Deja, mereka sedang berada diperjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin bergantian menyentuh telinga, cuaca sore ini sangat syahdu menurut Deja, mereka sedang berada diperjalanan pulang. cuaca yang gelap mendung dengan angin yang sesekali kencang, ditambah dengan lampu jalanan yang sudah menyala itu karena sore ini terlihat akan datang nya hujan.

"Dingin, ya?" ucap Deja di samping telinga sang laki-laki. ia memeluk erat pinggang Galang, nyaman.

Galang yang mendengar itu langsung memegang tangan Deja yang berada di perut nya dengan tangan kiri nya lalu memasukkan tangan mungil tersebut kedalam kantung hoodie miliknya.

"Pelan-pelan aja, gue lagi suka cuaca nya." Deja sangat menikmati perjalanan sore itu dengan tenang. Galang memelankan laju motor nya dan ikut menikmati suasana perjalanan.

mereka sudah melaksanakan ujian terakhir yang ada di sekolah, sisa nya hanya tinggal pengumuman kelulusan di bulan berikutnya.

untuk anak seumuran dengan mereka, pasti ada harapan dan cita-cita yang ingin digapai. mereka pun sudah berusaha untuk masuk kedalam kampus impian yang mereka minati. bagaimana pun hasilnya, itu sudah kerja keras mereka belajar mengejar nilai dan pelajaran. hawa yang kini mereka rasakan adalah seperti ada beban yang berkurang di pundak nya. walau hanya menunggu hasil, tapi setidaknya sudah tidak ada tekanan dalam dirinya untuk selalu mengejar dan mengejar.

"Mau makan apa? Makan dulu, ya?" tawar Galang.

"Iya terserah, gue ngikut." Jawab Deja. Galang yang sudah tau gadis itu akan menjawab seperti ini berdecak sebal. Harus nya tadi ia tak usah basa-basi.

"Soto ayam, mau?" Deja menggelengkan kepalanya.

"Pecel ayam?" Gadis itu menggelengkan kepalanya lagi.

"Tongseng?"

"Gamau. Yang lain." Sabar.

"Mau nya apa, ayam bakar?" Pasrah. Laki-laki itu harus mengeluarkan semua nama-nama makanan.

Deja mengangguk dengan semangat. "Oke, ayam bakar."

"Lo makan doang ribet banget terserah terserah." Dumal laki-laki itu.

"Gak usah rewel, makan juga harus ada mood mau makan apa." Balas Deja sengit.

"Iya, siap baginda ratu. Siap salah." Guyon Galang. Dengan jengkel Deja mencubit keras perut yang ia peluk.

"Sakit, sayang." Galang melembutkan tutur kata nya. Deja yang seharusnya sudah terbiasa dengan Galang yang tiba-tiba seperti itu sekarang malah salah tingkah sendiri. Rasanya ada yang beda dari biasanya.

"Tumben diem?" Tanya Galang. Deja menanggapi nya dengan menggigit gemas pundak Galang.

"Anjing, kanibal." Umpat laki-laki itu.

"Lo nya!" Galang tertawa seraya mengelus punggung tangan Deja di balik kantong hoodie nya sebentar.

Gadis itu diam-diam tersenyum. Dipikir-pikir lagi memang tak menyangka akan ada 'plot twist' seperti ini. Apa kata keluarga nya dan keluarga Galang jika tau mereka menjalin hubungan. Apalagi Dega dan Giya yang akan berisik, ia sudah membayangkan bagaimana mereka akan memberikan reaksi seperti apa. Tapi seharusnya sudah sangat sadar mungkin (?)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S E R E N D I P I T YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang