Kanaya Cintami gadis yatim piatu yang harus pasrah untuk menjadi Asisten Pribadi dari seorang yang sama sekali tidak dikenalnya.
"terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mo...
Drrrt... drrrt... Lagu Asmara milik Novia Kolopaking mengalun indah menandakan ada panggilan masuk, membuyarkan lamunan dari sipemilik HP. Dengan segera dia mengambil HP dari meja riasnya dan menjawab panggilan dari HP itu.
"Hallo Nay... lo dimana...??? Gue boleh minta bantuan nggak. Urgen ini." Suara wanita dari sebrang sana.
"Iya. Gue dirumah, bantuan apa...??"
"Jadi gini... temen papa gue kan mau ngadain acara pesta untuk menyambut CEO baru diperusahaannya, lah mereka booking restauran kita sehari full. Jadi kita butuh banyak tenaga buat nyiapin semuanya. Lo bisa kan bantu gue...??"
"Ok... gue kesana sekarang.."
Setelah mengakhiri telpon singkat itu. Kanaya segera masuk kamar mandi untuk siap-siap berangkat ke Restaurant tempatnya bekerja. Seharusnya memang dia berangkat sif siang. Entahlah... kemarin Kanaya ijin pulang lebih awal, jadi dia tidak tahu soal acara yang menurutnya dadakan ini.
Tidak butuh waktu lama bagi Kanaya untuk sekedar mandi dan bersiap. Karna dia bukanlah tipe wanita yang menghabiskan waktu untuk sekedar mandi dan bersolek didepan cermin.
Sebenarnya Anggita sudah sering sekali mewarkannya untuk membeli peralatan make up sederhana yang murah. Tapi sekali lagi, Kanaya hanya gadis sederhana yang tidak pernah memghabiskan uangnya hanya untuk membeli peralatan make up yang tidak sedikit jumlahnya.
Bukan karna dia nggak punya uang, lebih tepatnya karna dia hanya ingin berhemat dan yang paling penting adalah karna dia tidak suka dandan.
"Ayolah Nay... inikan cuma alat-alat make up yang sederhana saja. Masa lo juga nggak mau beli ini...???" Bujuk Anggita pada sahabatnya setiap kali mereka berada di mall untuk berbelanja keperluan restaurant.
"Git... gini yah... gue tuh nggak suka dandan dan gue nggak bisa dandan, jadi buat apa gue beli ini semua klo ujung-ujungnya nggak gue pake, mubadzir... buang-buang duit. Mending juga duitnya gue tabung daripada buat beli kaya ginian."
Anggita hanya manyun mendengar jawaban Kanaya yang sama seperti sebelum-sebelumnya.
Kanaya menghadang angkot setelah dia berjalan sejauh 1km dari rumahnya. Motor Kanaya sedang diservice di bengkel dekat rumahnya. Rencananya nanti siang sekalian diambil pas berangkat kerja. Tapi karna mendadak dia harus pergi pagi-pagi sekali makanya dia memutuskan untuk naik angkot. Takutnya motornya sudah dibongkar oleh pemilik bengkel. Mengingat dari kemarin sore dia menitipkannya dibengkel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak butuh waktu lama bagi Kanaya untuk sampai di Restaurant karna jaraknya yang tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai disana.
"Waaah... udah cantik aja nih restaurant... jadi betah ngliatinnya..." gumamnya setelah turun dari angkot. Kemudian dia langsung berjalan cepat menuju tempatnya untuk bekerja.
"Git... kok mendadak gini...??" Tanya Kanaya pada sahabatnya setelah sampai di dapur restaurant.
"Wiiih... cepet amat nyampenya... pake apa neng...???" Celetuk Anggita yang kaget dengan kedatangan Kanaya.
"Gue pinjem karpet terbangnya ALADIN. Ini acara kok mendadak banget gini...???" Sekali lagi Kanaya bertanya pada Anggita.
"Lo kan kemaren pulang cepet. Jadi lo nggak ikut rapat kan. Makanya lo nggak tau. Untung aja lo nggak lagi pergi kemana-mana. Gue lupa ngabarin lo semalam" katanya sambil nyengir dan menunjukan jari telunjuk serta jari tengahnya membentuk huruf v.
"Untung gue belum jalan ke makam. Yaudah... gue ganti baju dulu dech." Jawab Kanaya yang langsung lari menuju lokernya.