Anggita sudah tiduran dikasur Kanaya sejak mereka selesai membersihkan badan setelah acara pertunangan mereka tadi.
"Kak... kakak yang manggil mas Arsha buat datang ke Restaurant tadi pagi...??" Tanya Kanaya sambil ikut membaringkan diri dikasur miliknya.
"Nggak tuh. Gue juga bingung. Gue kira lo yang telpon dia buat kesini...?"
"Kok dia bisa tau yah..??"
"Eh... ngomong ngomong masalah mas Arsha. tadi pagi setelah lo kabur, dia bilang gini sama Raka dan Reihan." Anggita mulai memposisiskan duduk bergaya seperti Arsha.
"Terlepas dari permasalahan perasaan kalian, saya sebagai calon suami Kanaya mengucapkan terima kasih karna kalian sudah mau menjadi kakak buat Kanaya selama ini. Menjaga dan juga melipur hati Kanaya saat dia kalut kehilangan orang tua asuhnya."
Kanaya tertawa geli melihat Anggita memperagakan gaya Arsha. Namun Ia sedikit tidak percaya dengan yang diucapkan Anggita tadi.
"Yang bener kak..?? Kok kakak bisa tau..??" Tanya Kanaya memastikan.
"Taulah. Orang gue kan liat adegan lo nolak bang Raka sama bang Benny. Terus berlanjut adegan mereka bertiga."
"Emang respon bang Raka sama bang Benny pas mas Arsha bilang gitu, gimana kak..??" Tanya Kanaya penasaran.
"Nah... ini nih... mulai menegangkan.." ucap Anggita sambil bersiap melanjutkan ceritanya.
"Sebagai seorang pria sejati. Saya akui, saya kalah cepat dari anda. Tapi sekali anda menyakiti Kanaya dan membuatnya menangis. Jangan salahkan saya kalau nanti, saya merebut Kanaya dari anda saat itu juga." Itu suara Raka. Ia berbicara dengan tatapan tajam mengarah pada Arsha.
"Selamat untuk anda... saya harap anda bisa menjaga Kanaya lebih baik lagi agar suatu hari nanti saya tidak bisa mengambil Kanaya dari anda.." terdengar seperti ancaman. Arsha menatap tajam pada Benny yang mengatakannya.
"Maksud anda..??" Tanya Arsha memastikan.
"Tidak ada yang tidak mungkin untuk orang orang memilih berpisah setelah mereka menikah kan..??"
Arsha mengepalkan kedua tangannya, ia merasa Benny adalah sebuah ancaman untuk rumah tangganya. Sedangkan Raka sudah menatap kearah Benny. Ia memang tidak suka melihat Kanaya memilih Arsha. Tapi ia tidak bermaksud untuk merusak kebahagiaan Kanaya saat ini.
"Ben... jaga mulut lo...!!" Bentak Raka.
"Bukannya lo juga seneng kalau mereka juga berpisah, hah..?? Nggak usah muna lo. Kata kata lo nggak beda jauh sama apa yang gue katakan tadi." Ucap Benny memasang senyum remeh pada Raka.
Raka benar benar tidak percaya Benny akan mengatakan hal gila seperti itu. Selama ini ia tahu Benny adalah orang yang tak banyak bicara.
"Jadi kalian berdua berniat menjadi PEBINOR setelah ini..??" Sindir Arsha.
Seketika Raka dan Benny melihat kearah Arsha.
"Tidak menutup kemungkinan saya akan melakukannya jika anda menyakiti hati Kanaya." Kini Raka mulai menatap Arsha kembali. Melupakan perseteruannya tadi dengan Benny.
"Ck...tadi lo sok sok an ngebela dia." Itu suara Benny.
Suasana benar benar terlihat sangat menegangkan. Memang tidak ada baku hantam diantara mereka. Hanya ada perang mulut saja. Sungguh menengangkan...
"Tidak akan saya biarkan para PEBINOR mengusik kehidupan rumah tangga kami." Akhiri Arsha sebelum akhirnya dia melangkah pergi dan mencari Kanaya.
Kanaya melongo tak percaya mendengar cerita Anggita tentang kejadian pagi tadi.
"Sumpah kak..!! Ini beneran atau kakak cuma ngeprank gue doang..??" Tanya Kanaya tak percaya mendengar cerita Anggita."Gue yang liat dan denger langsung aja nggak percaya. Apalagi lo yang cuma denger dari gue...??" Jawab Anggita pasti.
Kanaya benar benar tidak percaya kalau Raka dan Benny akan berani mengatakan hal seperti itu.
"Tapi rasanya gue nggak percaya kalau mereka beneran bakal nglakuin itu kak.." ucap Kanaya mencoba menghilangkan fikiran negatifnya.
"Ya mana gue tahu... kadang cinta itu nggak bisa ditebak Nay. Bisa buat orang berubah jadi baik, dan bisa juga buat orang jadi salah jalan. Entahlah... cinta itu rumit memang." Monolog Anggita.
"Gue jadi ngrasa sangat bersalah banget kak sama bang Raka dan bang Benny." Keluh Kanaya menyalahkan diri sendiri.
"Lo nggak salah Nay. Mereka itu seorang pria dewasa. Mereka juga tahu mana yang baik dan yang tidak baik. Jadi kita doakan saja semoga mereka cepat dapetin gantinya lo..." kata Anggita sok bijak.
"Aamiin..."
"Yaudah... gue kekamar gue dulu. Mau istirahat... nanti seminggu kita tidur bareng yak Nay. setelah kita nikah nanti kan kita nggak bisa kaya gini lagi." Usul Anggita.
"Ok kak..."
Setelah Anggita keluar dari kamarnya. Kanaya kembali memikirkan cerita Anggita tadi. Ia masih tidak percaya dengan cerita itu. Tapi Anggita juga tidak mungkin berbohong. Hhhhaaaahhhh... kenapa sih hidup Kanaya rasanya berat banget kalau sudah menyangkut perasaan...???
KAMU SEDANG MEMBACA
first love ( END )
Ficción GeneralKanaya Cintami gadis yatim piatu yang harus pasrah untuk menjadi Asisten Pribadi dari seorang yang sama sekali tidak dikenalnya. "terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mo...