Tiga

1.3K 78 0
                                    

Semua menu makanan dan minuman sudah selesai semua tepat waktu. Kini giliran acara pesta dimulai. Anggita dan kedua orang tuanya berada di acara pesta, mengingat ayahnya Anggita adalah teman sipunya acara sekaligus pemilik restauran.

Raka, Benny dan Doddy adalah 3 koki senior yang juga ikut menyambut tamu-tamu pesta. Mereka sudah tidak memakai seragam ala koki mereka lagi. Melainkan jas dan kemeja serta celana bahanlah yang kini melekat ditubuh mereka.

Sebenarnya Kanaya sudah diajak oleh Anggita sejak sore selesai memasak semua menu pesta. Tapi lagi-lagi Kanaya menolak dengan alasan yang klise.

"Loh... gue kan bukan siapa-siapa Git, nggak enak ah kalau gue juga ikutan kesana."

"Nggak apa-apa bambang... lo udah gue anggap seperti saudara gue ini.. lagian gue takut, nggak ada yang gue kenal kan disana, bisa bosan gue, nah klo ada lo kan setidaknya gue bisa punya temen ngobrol kan...???" Bujuk Anggita pantang menyerah.

"Kan ada bang Raka, bang Ben sama bang Doddy. Lo bisa kan ajak ngobrol salah satunya, atau lo deketin tu bang Raka, ini kesempatan woy, kapan lagi coba, lo bisa ke pesta bareng sama bang Raka." Usul Kanaya berharap Anggita setuju dan tidak lagi memaksanya untuk ikut.

"Naya...!!! (Anggita clingukan takut ada orang yang dengar obrolan mereka) jangan gitu ih, ini masih di resto, lo mau semua pegawai sini tau klo gue bucin ama bang Raka hah...!!??" Anggita terlihat sebal dengan kata-kata Kanaya tadi.

"Nggak apa-apa kali klo semua pada tau, jadi kan nggak ada lagi cewe sini yang berani genit ama bang Raka lagi. Soalnya udeh ade pawangnye..." ledek Kanaya kini dia tertawa lepas sekali tanpa beban.

Anggita memang sering sekali curhat pada Kanaya tentang perasaanya untuk Raka. Dia sudah lama sekali menyukai sosok Raka, tidak jarang Anggita sering minta dimasakan oleh Raka hanya untuk mengobati rasa sayangnya itu yang semakin hari semakin bertambah.

Anggita yang sebel sama ejekan Kanaya memilih pergi ke ruang ganti dan bersiap memakai baju yang sudah dibeli tadi siang bersama Kanaya. Baju pilihan Kanaya memang selalu cocok untuk tubuh mungil Anggita. Makanya Anggita tidak segan untuk mengajak Kanaya berbelanja dan meminta saran darinya.

 Makanya Anggita tidak segan untuk mengajak Kanaya berbelanja dan meminta saran darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf yah... gambarnya ada tulisan lotte nya. Q cari di google susah...

"Gimana Nay...???" Tanya Anggita setelah dia selesai ganti pakaian.

Kanaya melongo. Kalau dia seorang laki-laki, sudah pasti dia akan terpesona dengan kecantikan yang dimiliki sahabatnya itu.

"Lo cantik banget Git. Ya Allah... gue sampe gak percaya klo ini lo... biasanya kan lo cuma pake clana sama kaos doang."

Anggita yang awalnya tersenyum karna pujiannya, sekarang sudah ganti ekspresi dengan memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Kanaya diakhir pujiannya.

"Yaudah. Gue mau dandan dulu." Katanya sambil berlalu dan meninggalkan Kanaya.

Beberapa saat setelah Anggita pamit untuk dadan. Ibu Maryam. Mamanya Anggita menemui Kanaya.

first love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang