Tiga Belas

952 57 0
                                    

Malam hari ini. Anggita berencana untuk tidur sekamar dengan Kanaya, katanya sih untuk sekedar curhat dan cerita tentang beberapa hal. Padahal kamar Anggita dan Kanaya bersebelahan, tapi khusus malam ini, Anggita tidur dikamar Kanaya.

"Git... gue berasa mimpi deh... ketemu lo dan keluarga lo yang baiiiikkk sekali..." Kanaya melihat kearah Anggita yang kini sudah berbaring disampingnya.

"Gue juga. Gue berasa mimpi,,, akhirnya gue punya saudara juga. Jujur saja, gue sebenarnya kesepian disini, gue nggak punya kakak ataupun adik, kalau sudah dirumah ya paling banter ngobrol sama papa mama habis itu tiduran dikasur." Ceritanya

"Tiduran dikasur sambil maraton drakor kan...??" Sindir Kanaya pada Anggita. Anggita yang merasa disindir hanya senyam senyum tanpa rasa bersalah.

"Hee... tau aja lo... eh tapi btw... gue makasih nih. Karna lo mau datang kesini jadi gue bisa tahu rahasia kalau gue punya kembaran, coba kalo lo nggak kesini. Mungkin ampe gue tua pun, gue nggak bakal tau cerita ini." Pikir Anggita

"Lo jangan su'udzon mulu ama mama papa. Kan lo tau sendiri alasan mereka nggak mau cerita ini..." ucap Kanaya menimpali.

"Iye... eh tapi... besok kan masih libur yah resto...??? Ntar klo udah mulai berangkat, gue mau umumin sama semua karyawan resto kalau lo sekarang sudah resmi jadi saudara gue. Jadi...." anggita menggantungkan kata-katanya.

"Jadi....???" Ucap Kanaya penasaran.

"Jadi... mereka tahu kalau lo adalah anak mama sama papa sekarang..." tawa Anggita keluar saat ini. Kata-katanya tadi sungguh tidak ada yang lucu sama sekali bagi Kanaya. Dia hanya memitar bola matanya malas.

"Selera humor lo rendah banget sih Git..?? Apa yang lucu coba,,?? Kenapa lo ketawa gitu amat, nyeremin tau..."

"Auuuwwwhh...." Satu pukulan berhasil mendarat dilengan kanan Kanaya. Tentu saja pelakunya adalah Anggita.

"Kok lo mukul gue...???" Tanay Kanaya heran.

"Yaaa habisnya lo... eh... tapi emang lo nggak penasaran respon mereka semua kalau mereka tahu hal ini...???"

"Gue... penasaran sih. Tapi musti banget yah diumumin gitu...?? Gue takut ada yang iri sama gue nanti..." pikir Kanaya.

"Lo takut dijauhin sama mereka semua..??"

Kanaya menggeleng.
Gue takut mereka berfikir kalau gue mau memanfaatkan keluarga lo karna kan keluarga lo orang kaya. Batin Kanaya bermonolog sendiri

"Udah yuk... sebaiknya kita tidur. Besok gue kayanya harus ngambil motor gue yang lagi diservis itu. Dan mengambil beberapa dokumen penting dilemari almarhumah ibu,," akhiri Kanaya

"Yaudah yok. Gue juga ada urusan besok pagi." Anggita teringat pria menyebalkan yang ditemuinya pagi tadi.

Menyebalkan sekali dia,, seenaknya saja nyuruh-nyuruh orang sembarangan, klo bukan karna untuk mempertahankan harga diri gue, ogah gue kealamat itu besok pagi.
Gumam Anggita dalam hatinya.

Kemudian mereka memulai memejamkan mata mereka masing-masing. Berharap secepatnya untuk masuk kealam mimpi mereka.

Tidak ada lagi suara dari mereka. Karna mereka sudah mulai memasuki alam mimpi mereka masing-masing.

Ini pertama kalinya Kanaya tidur dirumah Anggita. Sebelumnya Kanaya selalu menolak ajakan Anggita walau hanya untuk sekedar nginep tidur dikamarnya. Tapi Kanaya tetap kukuh dengan pendiriannya. Ia hanya takut keluarga Anggita memaksanya untuk tinggal lebih lama disana. Tapi sekarang... tidak ada lagi keraguan dan ketakutan yang menyelimuti hati Kanaya. Yang ada hanya rasa bahagia yang tak terbendung lagi.

first love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang