Tiga Puluh Enam

788 55 2
                                    

"Lo ada hubungan apa sama pria itu...??" Tanya Anggita saat masuk kedalam kamar Kanaya.

"Pria yang mana..??" Perasaan Kanaya kenal banyak pria dech. Pria siapa yang dimaksud Anggita...??

"Itu yang nyusulin lo waktu di bioskop tadi trus dia narik tangan lo.." jelas Anggita.

"Ooohh... Nggak ada kak. Kenapa emang..??" Jawab Kanaya sambil meletakkan novel "Mimpi dan Impian" karya Khayati Masyhur yang ia beli kemarin. Menurutnya cerita itu menarik dan tidak monoton, hanya membaca prolognya saja Kanaya sudah teratrik. makanya ia membeli novel ini pas kemarin dinner dengan Arsha. Mereka sempat mampir dulu ke toko buku.

"Kok gue kaya ngerasa dia suka yah sama lo..??" Tebak Anggita.

Kanaya tertawa kecil. Ia benar benar tak habis pikir dengan otak Anggita yang dengan mudahnya menilai orang hanya dengan sekali atau dua kali bertemu.

"Nggak lah kak. Jangan bahas dia kali. Bahas yang lain aja. (Kanaya teringat kejadian Reihan memeluk Anggita) eh.. pria yang tadi meluk kakak itu siapa sih kak..?? Pacar kakak..??? Katanya kakak suka sama bang Raka..?? Tapi kok ini malah pacaran..??" Tanya Kanaya menelisik.

"Sembarangan..! (sambil memukul kecil lengan Kanaya) dia bukan siapa siapa gue. Kenal aja baru baru ini.." jujur Anggita.

"Bukan pacar, baru kenal, kok berani meluk kakak depan kita kita...??" Tanya Kanaya heran.

"Itu sih dasar dianya aja yang ganjeng dan sok kenal sama gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu sih dasar dianya aja yang ganjeng dan sok kenal sama gue. Eh tapi Nay. Ngomongin bang Raka. Gue kok nggak ada ngerasa berdebar yak saat gue mbongceng dia, meluk dia waktu mbonceng sama waktu dia ngelus jidad gue pas kena jidad lo. Kenapa yah..??"

"Itu sih mungkin karna kakak kebawa perasaan takut aja nonton film horor.." jawab Kanaya yakin.

"Apa iya..??? Tapi kenapa pas gue mbonceng dia juga kan gue biasa aja."

"Emang kalo suka musti krasa berdebar yah kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang kalo suka musti krasa berdebar yah kak..?? Gue kalau takut atau gerogi juga kerasa berdebar jantung gue." Cerita Kanaya.

"Iya juga. Tau ah. Gue mau tidur." Akhiri Anggita kemudian menarik selimut milik Kanaya dan tidur dikamar Kanaya.
Kanaya yang sudah lelah juga memilih untuk tidur menyusul Anggita.

Sejak kejadian itu, Kanaya selalu menghindari Arsha. Ia juga sudah memblokir nomer Arsha. Tapi akhir akhir ini banyak nomer baru yang meneror Kanaya. Ia jadi ingin ganti nomor saja.

"Bang.. boleh minta tolong masakin nasi goreng buat gue nggak bang..??" Tanya Kanaya pada Raka yang kini sedang duduk santai bersama yang lain. Kebetulah Restaurant masih sedikit pengunjung.

"Boleh dong. Apa sih  yang nggak kalau buat Naya.." goda Raka pada Kanaya.

"Cuit cuiiittt... gombal aja lo bang.." itu suara Arlan.

"Ssstt..!! Brisik lo..!!" Balas Raka sewot.

Kanaya yang sudah biasa melihat itu hanya tersenyum dan ikut bergabung dengan mereka.

"Bang. Abang katanya udah punya pacar. Pacar abang yang mana sih bang, kok kalau abang bikin status pasti wajah cewek nya beda beda..?? Emang pacarnya bang Arlan ada berapa sih bang..???" Tanya Kanaya pada Arlan.

"Itu sih mau maunya dia aja Nay. Padahal mah cewek cewek itu nggak ada yang mau sama dia.." itu yang jawab Romy.

"Eh... sekate kate lo. Gue punya yak cewek. Emangnya lo lo pada yang jomblo trus kagak laku..??" Elak Arlan tak terima.

"Bilang aja lo dighosting kan sama mereka..??" Dan seketika mereka tertawa riang mendengar jawaban Kemal yang berhasil membuat Arlan kalah telak.

"Dia mah nggak punya cewek Nay. Buat gaya gaya aja. Biar nggak keliatan jonesnya.." tambahi Raka yang baru saja selesai membuat nasi goreng untuk Kanaya.

"Kurang ajar lo semua. Liat lo nanti, gue buktiin kalo gue beneran punya cewek gue sendiri. Awas lo nanti jangan pada jantungan.." kata Arlan sewot.

"Sabar bang Arlan... emang nggak enak banget tu bang kalo dibuli.." itu suara Kanaya yang sambil mengunyah nasi gorengnya.

"Buset. Lo kalo mau makan jangan sambil ngobrol dong Nay. Muncrat semua ini."

Mendengar ucapan Doddy Seketika senyum Kanaya hadir dengan menunjukan 2 jarinya membentuk huruf v "maap bang.. hehe.."

"Lo kalo makannya masih belepotan kaya gini belum pantes nikah Nay..." Benny akhirnya bersuara dan mengelap mulut Kanaya yang belepotan hanya menggunakan tangannya tanpa alas.

Seketika Kanaya kaget dan merasa tidak enak pada Benny.

"Aduuuhhh... ada yang panas ini..." celoteh Arlan sambil melirik pada Raka yang sedikit marah melihat Benny menyentuh sudut bibir Kanaya.

"Air mana air... air..." teriak Arlan lagi kini ditambah Romy juga ikut ikutan.

Sedangkan Doddy dan Kemal hanya tersenyum melihat kelakuan absurd teman temannya itu. Sudah bukan rahasia lagi bagi mereka kalau Raka dan Benny menyukai Kanaya.

"Nay... ada yang nyariin tuh.." tiba tiba suara kemal menghentikan suasana sindir menyindir tadi. Mereka semua seketika melihat kearah pandang Kemal.

Mereka ingat siapa pria itu. Pria yang menarik tangan Kanaya saat pulang dari bioskop seminggu yang lalu.

"Bang... Naya pamit ke toilet dulu yah. Tiba tiba kebelet nich.." cicit Kanaya yang berusaha menghindari Arsha.

Arsha mengikuti langkah Kanaya. Ia mencari tempat yang pas untuk menarik tangan Kanaya. Ia tahu betul bahwa tadi Kanaya hanya berpura pura saja. Kanaya sedang menghindarinya.

"Kanaya... berhenti...!!"
Suara bariton itu terdengar sedikit keras. Membuat jantung Kanaya deg degan. Ia takut  tertangkap oleh Arsha. Ia  semakin melajukan larinya menuju toilet wanita. Itu tempat aman sementara. Karna Arsha tidak akan mungkin masuk ke toilet wanita.

first love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang