25 menit Kanaya mengendarai motornya dengan sedikit santai, dia ingat pesan mamanya agar hati-hati naik motornya alias nggak boleh ngebut...
Kanaya langsung meminta pak Ujang untuk membukakan gerbangnya. Dan dia langsung memarkirkan motornya dihalaman luas milik tuan mudanya itu.
Ngomong-ngomong... Kanaya lupa nama tuan mudanya. Jadi dia nggak pernah menyebut nama pria itu.
"Jam 6.40. Ok... nggak terlambat gue. Tapi gue lupa jalan keruangan tuan muda rese itu. Apa gue minta tolong anterin ke mereka aja yah...??" Fikir Kanaya sambil mendekat kearah beberapa bodyguard berjaga.
Setelah tadi meminta tolong dianterin sama salah satunya. Akhirnya kini ia sampai di lantai 3. Segera saja dia menuju dapur dan memasakan sarapan untuk bos barunya itu.
"Kali ini masak apa yah gue...??" Pikirnya sambil memegang dagunya. Ia menerawang memilih menu yang cocok untuk sarapan pagi.
Setelah lama memikirkan menu, Kanaya akhirnya memutuskan untuk memasak nasi telur urak arik, sarapan khas yang biasa Alya masak untuknya.
Setelah selesai dengan masakan dan jus alpukatnya. Kanaya menuju kamar bosnya berniat untuk menyuruhnya sarapan dan dia menyiapkan baju untuk bosnya berangkat ke kantor.
Tok tok tok...
Beberapa detik kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok tampan yang berhasil membuat jantung Kanaya lari pagi lagi.
Ya Allah, Kanaya.. nikmat mana lagi yang kau dustakan..??? Pagi-pagi sudah disuguhkan dengan pemandangan pangeran tampan ala oppa-oppa korea..
Masya Allah... gantengeeee...Kanaya masih terbuai dengan pemandangan indah didepannya. Ia benar-benar tidak sadar bahwa yang ia kagumi adalah orang yang sudah membuat hidupnya berantakan.
"Saya tahu kalau saya memang tampan...???" Suara itu berhasil menyadarkan Kanaya dari lamunanya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali dan menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya sendiri.
"Diih... pede banget..." cicitnya lirih tapi masih terdengar oleh telinga bosnya itu.
"Apa kamu bilang...??" Ok... sekarang dia merubah sapaannya ke Kanaya dari anda menjadi kamu. Sejak kapan..?? Entahlah... Kanaya tidak mau tahu soal itu.
"Eh... itu.. emm.. sarapannya udah siap. Silahkan dimakan, saya pamit mau menyiapkan baju untuk anda dulu."
Kata Kanaya sambil berjalan masuk ke kamar bosnya dan menuju ruang ganti milik bosnya.Denny Arshaka Yudistira, atau biasa disapa dengan Arsha. Dia menatap tubuh mungil Kanaya yang berjalan memunggunginya. Jantungnya sudah berdetak sangat cepat sejak dia membuka pintu kamarnya.
Menemukan sosok Kanaya yang memasang wajah lucunya saat menatapnya intens. Membuat senyum dibibirnya hadir dan belum berakhir sampai dia memakan sarapan buatan Kanaya. Segera dia menghabiskan makanan itu dan bergegas untuk menemui gadis yang sudah membuat jantungnya bergetar itu.
"Pilih yang mana yah..??? Rasanya warna biru ini lebih bagus dan kalem dari warna krem yang ini dech. Yaudah. Yang warna biru aja dech..."
Kanaya menaruh jas kemeja dan celana mikik bosnya itu diatas kasur king size milik bosnya. Dan berniat untuk pulang dari sini.
"Selesai... pulang ah..."
Belum sempat dia melangkah. Dia dikejutkan dengan suara pintu yang dikunci.
"Loh... kok dikunci .???" Tanya Kanaya bingung.
"Memangnya kenapa..?? Ini kan rumah saya, jadi terserah saya mau melakukan apa saja. Itu hak saya." Jawab Arsha enteng.
Arsha berjalan mendekat kearah Kanaya, otomatis membuat Kanaya mundur untuk menjauh dari bosnya itu.
"An..anda kok maju terus...???" Hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Kanaya. Jujur, ia sedang gugup sekarang. Ia tidak tahu apa yang akan bosnya itu lakukan.
Arsha tersenyum miring. Dia benar-benar menikmati wajah ketakutan Kanaya. Menurutnya itu sangat imut.
"Tuan. Itu bajunya sudah saya siapkan, silahkan tuan ganti baju diruang ganti, saya permisi dulu mau pulang."
Kanaya berjalan agak cepat melewati Arsha. Berharap ia akan selamat. Tapi sayang. Sebelum dia sampai di pintu keluar, tangannya sudah ditarik oleh Arsha, dan jadilah mereka berhadapan saling memandang wajah mereka masing masing.
Karna tubuhnya yang pendek, membuat Kanaya harus mendongak melihat wajah yang kini juga menatapnya sangat dalam.
"Tuan..." akhirnya kesadarannya pulih juga.
"Tuan, saya mau kebelakang, permisi" pamit Kanaya berusaha melepaskan diri, setelah berhasil lepas, ia langsung berlari menuju kamar mandi untuk menetralkan jantungnya."Hah... hah... hah... gue ini kenapa, jantung gue dari kemarin serasa mau copot aja, apa gue harus priksa jantung gue yah..?? Siapa tahu ada yang salah sama jantung gue." Monolog Kanaya didepan cermin kamar mandi sambil memegang dadanya yang sudah bergetar hebat dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
first love ( END )
General FictionKanaya Cintami gadis yatim piatu yang harus pasrah untuk menjadi Asisten Pribadi dari seorang yang sama sekali tidak dikenalnya. "terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mo...