Enam

1.1K 71 0
                                    

Setelah acara pesta kemarin. Semua karyawan di Restauran diliburkan selama 2 hari. Katanya untuk istirahat dan bonus karna kemarin sudah membantu melancarkan acara pesta.

Tentu saja semua bersorak gembira. Selain libur 2 hari. Semua karyawan juga dikasih bonus uang. Lumayan lah. Bisa untuk nyambung sampe nunggu awal bulan.

Kanaya akhirnya bisa mengunjungi makam kedua orang tuanya setelah 1 bulan ini dia sibuk dan belum sempat untuk ta'ziyah. Hanya kirim yasin saja lewat rumah.

"Ibu... Bapak... sedang apa disana..??? Apa ibu sama bapak kangen juga sama Naya...?? Naya mau cerita bu... pak..." suara Kanaya sedikit serak mengingat ia menangis sejak 20 menit yang lalu.

Sesekali ia mengelap air matanya dengan telapak tangannya. Hanya isakan kecil yang terdengar saat ini setelah tangisan tadi.

"Kemarin om Teguh dan tante Maryam memperkenalkan Naya sebagai anaknya didepan teman-temannya bu... pak... jujur Naya sangat terharu. Naya juga bahagia sekali mereka benar-benar menyayangi Naya seperti anak mereka sendiri. Bahkan mereka tidak pilih-pilih." Ceritanya mengingat kejadian dipesta kemarin.

Ia sangat tersanjung dengan sikap Teguh dan Maryam. Setelah kepergian kedua orang tuanya. Keluarga Anggita seperti keluarga pengganti untuk Kanaya. Dia merasa tidak kesepian ataupun sebatang kara karna ada keluarganya Anggita.

Mereka sudah menganggap Kanaya seperti keluarga mereka sendiri. Bahkan Teguh dan Maryam juga sudah sering menawarkan Kanaya agar mau tinggal bersama mereka dan masuk menjadi bagian dari keluarga mereka. Tidak sekali dua kali, Kanaya juga sering sekali diajak Anggita ikut diacara keluarga besar Anggita. Dan dengan tangan terbuka keluarga besar Anggita menyambut Kanaya seperti anggota keluarga mereka.

"Naya. Ikut tante yah. Tinggal dirumah berama kami. Jadi Anggita juga tidak kesepian, sama seperti kamu, kamu juga nanti tidak kesepian lagi. Tante takut kamu tinggal disini sendirian. Kamu kan anak perempuan. Tante takut nanti ada yang jahatin kamu. Kalau kamu mau tinggal sama tante, nanti rumah kamu ini disewain aja dan juga, kami sudah sepakat akan mengganti Kartu Keluarga kami dan menambahkan nama kamu disana. Kamu akan jadi anak kami. Kamu mau kan...??"

Sudah sering sekali Maryam membujuk Kanaya untuk ikut tinggal bersama mereka. Tapi Kanaya masih merasa risih dan tidak enak hati kalau harus merepotkan mereka selalu. Apalagi mereka dengan senang hati memasukan nama Kanaya dan menjadikan anak angkat mereka.

"Bu... pak... apa Naya salah selalu menolak niat baik mereka...???" Tanyanya lagi setelah mengingat kejadian selama 3 tahun ini. Selama itu, Maryam dan Teguh tidak pernah bosan untuk membujuk Kanaya. Apalagi Anggita, dia yang selalu gencar membujuk Kanaya untuk menjadi saudarinya.

Drrrt... drrrt...
Suara Novia Kolopaking mengalun lembut menyanyikan lagu Asmara berhasil menyadarkan lamunan Kanaya.

Dilihatnya panggilan yang masuk di HPnya.
"Gita...?? Ada apa...??" Gumamnya lirih.
Kemudian ia memencet tombol panel warna hijau itu.

"Halo Git...??" Sapanya pada sipenelpon

"Halo Nay. Gue udah dirumah lo nich. Lo dimana Nay..???"

"Gue lg di makam Git. Kenapa..?? Tumben pagi-pagi udah dirumah gue aja."

"Gue tunggu lo dech disini. Jangan lama-lama ya. Ada yang mau gue omongin sama lo. Kunci rumah dibawa lo atau ditinggal..??" Berondong Anggita tanpa mau menjawab pertanyaan Kanaya.

"Ada di tempat biasa. Yaudah. Gue jalan dulu dech. Lo tunggu ya. Klo lo mau makan ambil aja di kulkas. Gue tadi pagi baru bikin brownies." Jawab Kanaya. Anggita memang sudah biasa masuk rumah Kanaya walaupun Kanaya tidak di rumah. Semenjak itu Kanaya selalu meninggalkan 1 kunci rumah di bawah pot tanaman yang ada di rumah Kanaya. Buat jaga-jaga hal seperti ini terjadi.

"Ok dech... yaudah... lo ati-ati naik motornya."

Setelah sambungan berakhir. Kanaya langsung pamit pada makam kedua orang tuanya. Dan langsung meluncur menuju rumahnya.

first love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang