"Lalu... apa yang ada inginkan dari saya untuk ganti rugi mobil anda...???" Akhirnya... kata-kata keramat itu muncul lagi. Kanaya dengan lantang menanyakannya pada si pria.
"Jadi Asisten Pribadi saya tanpa gaji selama 10 bulan," jawab si pria tanpa ragu. Dia masih menatap tajam Kanaya. Membuat Kanaya bergidig ngeri melihatnya.
"Lama sekali 10 bulan...??? Memangnya gampang jadi Asisten Pribadi...?? Saya juga punya pekerjaan saya sendiri. Lagi pun Kalau saya jadi asisten anda tanpa digaji. Lalu bagaimana saya dapat makan kalau saya sendiri tidak mendapatkan uang. Dan juga Kerjaan saya bagaimana. Enak saja main printah-printah saya." Sekali lagi Kanaya menolaknya.
"Semua kebutuhan anda, saya yang tanggung selama 10 bulan kedepan, jadi... anda tidak perlu khawatir anda akan kelaparan selama menjadi Asisten saya." Jawabnya enteng.
"Terus... kalau saya bekerja pada anda. Bagaimana dengan pekerjaan saya nanti...??? Dikira gampang apa cari kerjaan yang pas...??" Kanaya tetap tidak mau menerimanya.
"Memangnya pekerjaan apa yang hari senin itu libur...???" Tanya si pria.
Otak Kanaya mendadak blank. Ia tidak mengerti maksud dari kata-kata si pria tadi.
"Maksud anda...???" Tanya Kanaya bingung.
"Maksud saya. Kalau anda bekerja. Kenapa anda masih disini dan tidak berniat untuk berangkat kerja...??" Tanya si pria itu sambil melihat penampilan Kanaya dari atas sampai bawah.
Kanaya yang dilihat seperti itu menjadi risih. Ia meneliti penampilannya, siapa tahu ada yang nyeleneh. Makanya pria itu melihatnya seperti itu. Tapi nihil, dia tidak menemukan keganjilan pada dirinya sendiri. Karna memang inilah gayanya dan tampilannya sehari hari.
"Loh... terserah saya dong. Yang kerja juga saya ini... kenapa anda yang repot..??"
"terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mobil saya.."
"loh... loh... nggak bisa gitu dong mas. saya kan nggak sengaja. lagian mas nya kenapa ngerem mendadak, kan saya jadi kebablasan..." tolak Kanaya tak terima.
"Trus tadi katanya anda tidak butuh uang saya. Kenapa sekarang saya harus membayarnya..???" Lanjutnya.
"Kalau begitu jadi Asisten saya. besok saya tunggu anda dirumah saya. Kalau tidak, saya akan perpanjang urusan ini sampai ke polisi." Ancamnya kemudian memberikan kartu namanya kepada Kanaya.
Dengan ragu-ragu Kanaya menerima kartu nama pria itu.
"Untuk motornya. Nanti biar orang suruhan saya saja yang membawanya ke bengkel." Kata pria itu akhirnya.
"Lalu... saya pulang naik apa...?? Ini saya lagi ditunggu sama temen saya.." keluh Kanaya.
"Kalau begitu. Saya antar anda kerumah teman anda."
Kanaya kaget. Karna tangannya sudah ditarik pria itu dan menyuruhnya duduk di kursi penumpang depan. Dengan berat hati Kanaya masuk ke mobil itu dan mengatakan alamat rumahnya.
Di dalam mobil mereka hanya terdiam. Tidak ada yang berani memulai percakapan. Kanaya juga lebih tertarik untuk melihat kearah luar jendela dibandingkan harus berdebat lagi dengan pria menyebalkan ini.
"Besok saya tunggu anda jam 7 dirumah saya. Kalau anda masih membutuhkan motor anda, berarti anda tidak akan melarikan diri dari tanggung jawab anda."
Kanaya hanya memutar bola matanya jengah. Dia sudah lelah berdebat dengan pria ini dari sejam yang lalu. Kanaya hanya tidak ingin membuat masalah ini jadi tambah rumit lagi. Makanya dia hanya pasrah dan diam saja. Percuma saja jika ia berontak pun hasilnya tetap sama.
"Apa anda berniat melarikan diri dari saya...??"
"Maaf ya mas sebelumnya. Saya sudah lelah dari tadi berdebat terus dengan anda. Jadi terserah anda saja bagaimana enaknya." Putusi Kanaya.
Kemuadian hening kembali. Tak ada suara yang keluar dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
first love ( END )
Narrativa generaleKanaya Cintami gadis yatim piatu yang harus pasrah untuk menjadi Asisten Pribadi dari seorang yang sama sekali tidak dikenalnya. "terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mo...