Delapan

1K 61 0
                                        

Anggita sudah menghabiskan hampir setengah brownies milik Kanaya yang masih utuh. Dia masih setia menunggu Kanaya yang tak kunjung tiba.

"Ck... kemana sih tuh anak. Kok lama banget... apa gue ke mini market dulu kali yah...???" Gumamnya yang sudah mulai bosan menunggu Kanaya.

"Yaudahlah. Mending gue ke mini market dulu deh. Sekalian beli buavita... heran gue... kulkas kok isinya air putih semua. Nggak ada warnanya sama sekali." Katanya sambil mengunci rumah Kanaya kembali.

Dia berjalan kaki menuju mini market yang dekat dengan rumah Kanaya. Anggita sudah biasa bolak balik kerumah Kanaya, makanya dia sudah hafal semua jalan-jalan kecil disekitar rumah Kanaya.

Dengan santai Anggita berjalan sambil bersenandung ria. Menikmati udara pagi hari yang segar di pedesaan.

Setelah berjalan 10 menit. Akhirnya Anggita sampai juga di mini market yang sudah mulai rame pembeli padahal ini masih pagi. Nggak heran sih. Mini marketnya aja buka 24 jam. Jadi ya pasti banyak pembelinya. Entah dari mana saja datangnya mereka.

Saat hendak mengambil buavita, ada sebuah tangan besar yang juga hendak mengambil buavita yang kini sudah dipegang Anggita. Kini tangan mereka saling bersentuhan dan mata mereka saling menatap. Beberapa detik serasa dunia ini berhenti. Sebelum akhirnya Anggita mengambil buavita itu dan menjauhkan tangannya dari tangan besar tadi.

"Ini saya duluan yang ngambil." Kata Anggita sambil berjalan hendak menjauh dari si pria.

"Aaaaa...." pekik Anggita kaget saat  sebuah tangan kekar menarik tas  slempangnya. Ia menengok kebelakang dan melihat pria yang tadi.

"Anda itu gimana sih...??? Saya hampir saja jatuh kalau tadi saya nggak sigap" protes Anggita pada si pria tadi.

"Ini punya saya.." jawab si pria itu dan mengambil buavita milik Anggita yang sudah ada di troli belanjaannya.

"Eh... eh... enak aja kalau ngomong. Ini saya yang ngambil lebih dulu tau...!" Anggita merebut paksa buavita itu dari tangan si pria.

"Tapi saya yang lebih dulu mengambilnya." Yang tadi sebenernya gini. Memang Anggita yang lebih dulu menyentuh buavita itu, tapi dia kalah gercep dan keburu diambil oleh sipria. Ketika sipria hampir berhasil mengambil buavita itu dari tempatnya, tiba-tiba Anggita mengambil buavita itu dan bersentuhanlah kedua tangan mereka yang membuat mereka jadi salah tingkah.

Tapi Anggita lebih cepat untuk menguasai dirinya dibanding si pria. Makanya buavita itu berhasil diambil Anggita dan mendarat juga di troli belanjaan Anggita.

"Anda kan bisa ngambil yang lain." Usul Anggita dan kemudian dia mulai mengambil langkah seribu. Takutnya ditarik lagi kaya tadi. Tapi syukurlah... ternyata si pria tidak mengejarnya. Anggita bisa belanja dengan santai lagi.

Setelah selesai dengan semua keperluannya. Anggita berjalan menuju kasir dan ikut berbaris mengantre di kasir. Untungnya antriannya tidak terlalu panjang jadi Anggita tidak akan bosan menunggu lama-lama.

Saat giliran Anggita. Tiba-tiba sebuah tangan besar menyodorkan 2 buah buavita di meja kasir.

"Eh mas... antre dong... enak aja main serobot sana sini." Protes Anggita dan dia langsung menyingkirkan 2 buah buavita tadi. Dan gantian menaruh belanjaannya di meja kasir.

"Saya cuma 2 ini. Tidak akan memakan waktu berjam jam..." jawab si pria tak mau kalah.

"Anda kenapa sih. Dari tadi kerjaanya nyerobot mulu. Budayakan antre dong. Walaupun anda cuma 2 saja belanjanya." Anggita sudah mulai kebakaran jenggot. Mengingat pria yang ini adalah pria yang sama ia temui di tempat buavita tadi.

"Saya itu sibuk. Banyak kerjaan, kalau harus menunggu anda selesai dihitung belanjaanya, keburu saya telat." Jawab si pria tak mau kalah.

"Maaf mas... mba... lebih baik ini jadi satu saja. Biar sekalian saya hitung. Nanti selebihnya anda selesaikan sendiri di luar. Mohon pengertiannya, soalnya masih banyak yang mengantre." Akhiri mba kasir yang jengah melihat perdebatan mereka.

Dengan sangat terpaksa akhirnya Anggita dan si pria menuruti usulan mba kasir tadi. Mengingat dibelakang Anggita banyak pasang mata yang memandangnya dengan tatapan aneh.

first love ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang