Kanaya Cintami gadis yatim piatu yang harus pasrah untuk menjadi Asisten Pribadi dari seorang yang sama sekali tidak dikenalnya.
"terserah anda... kalau anda tidak mau jadi asisten pribadi saya, brati anda harus membayar ganti rugi atas kerusakan mo...
Setelah berganti pakaiannya dengan seragam ala koki. Kanaya langsung bergegas menuju dapur tempatnya bekerja.
"Gue bantu apa nih..." katanya sambil mendekat kearah Anggita.
"Nich... lo lanjutin deh potongin sayurannya. Gue mau bantu-bantu dekor didepan. Nanti gue kesini lagi" kata Anggita sambil menyerahkan pisau yang tadi dipegangnya untuk memotong wortel-wortel yang ada didepannya.
Kanaya menerimanya dan tanpa banyak bicara dia langsung mengerjakan tugas itu.
"Emang acara apaan bang. Kok banyak banget ini bahan makanan. Dapur udah kaya kapal pecah aja rasanya." Tanya Kanaya pada orang yang ada disampingnya.
"Acara penyambutan pimpinan baru Nay. Dan acara tersebut mengundang seluruh karyawan diperusahaan itu serta kolega-kolega mereka. Makanya kita masak banyak menu hari ini. Bukan hanya banyak menu tapi permenu juga kita masak dalam porsi yang banyak." Jawabnya santai sambil memotong daging sapi didepannya menjadi tipis-tipis.
"Ohhh... emang buat perapa porsi bang kita masak...???" Tanya Kanaya yang penasaran.
"Buat 800 orang kalau nggak salah." Jawabnya sambil berfikir kemudian tersenyum kearah Kanaya.
Kanaya melongo. Tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Untuk pertama kalinya Kanaya mendengar pesta yang diadakan di Restaurant ini dengan jumlah tamu yang lebih dari 500 orang. Biasanya paling banyak 450an. Ini 800...??? Kanaya masih setia dengan ekspresi mulut menganga dan mata lebarnya.
'Lucu sekali' batin sipria disampingnya
"Sampe kapan lo mau melongo gitu...??? Ntar klo ada lalet masuk... hhhmmm... enak tuh..." suara seseorang membuyarkan ekspresi kaget Kanaya dan segera menormalkan kembali ekspresinya.
"Bang Raka emang siap masak segitu banyaknya...???" Tanya Kanaya memastikan. Mengingat jumlah koki di Restaurant ini yang hanya 10 orang termasuk dirinya.
"Kenapa...??? Lo nggak sanggup...???" Tanyanya balik pada Kanaya.
"Kan kita ber-10 Nay. Gita juga pasti bantuin kita. Lo tenang aja. Yang penting kerjakan sedapatnya. Sisanya kita pikirkan kalau memang waktunya mepet."
Kanaya mengangguk paham dan kemudian mulai melanjutkan pekerjaannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebenernya karyawan di Restaurant ini banyak. Tapi mereka semua sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang sedang mendekor ruangan, ada yang membersihkan toilet, ada yang mencuci peralatan untuk makan ada juga yang sedang membersihkan kolam renang dan seluruh ruangan yang ada di restaurant ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dulu sebelum Kanaya bekerja sebagai koki disini. Dia hanya tahu masak makanan sederhana yang biasa dia dan orang tuanya makan. Setelah bekerja di sini, dia banyak belajar tentang masakan-masakan yang entah dari mana asalnya dan sulit untuk mengejanya. Butuh waktu 2 bulan untuk Kanaya hafal semua menu yang ada di Restaurant ini.
Soal rasa. Tidak perlu di pertanyakan. Kanaya suka memasak makanya dia memasak dengan sepenuh hati dan hasilnya juga sepenuh hati.
Senior disini semuanya laki-laki. Hanya Kanaya koki wanita satu-satunya. Makanya mereka semua sangat baik pada Kanaya. Mengingat usianya yang juga masih muda sekali untuk memulai bekerja.
"Bang Ben... lagi bikin apa bang..??? Serius banget dari tadi..??" Sapa Kanaya pada salah satu koki disini.