14. Hati dan Pikiran

447 56 0
                                    

Jangan lupa Vote, dan coment
Happy Reading 💚

Laki laki dengan surai blonde, dan wajah bule itu, sedang duduk di bangku kelas mata kuliahnya. Melihat keadaan kelas yang masih kosong, membuatnya merasa sedih, mengingat saat ini hatinya juga sangat kosong, tidak ada yang mengisi

"DORRRRR!!!!!!, napa lo ngelamun?, nyesel ninggalin gue tadi? " Minju yang baru saja datang, dan melihat Felix sedang melamun pun, mengendap-endap dan mengagetkan nya

"Iya. Iya gak nyesel gue ninggalin lo. Ohh ya, yang sopan ya sama gue, gue lebih tua dari lo! "

"Cuman beda setahun, lagian lo sama gue satu angkatan, kenapa harus pakek sopan sopanan segala"

"Belagu lo SMA cuman dua tahun? Gak usah sombong! Lagian lu mangil si Hyunjin pakek embel embel "Bang", kok gue kagak? " Hari ini perasaannya sedang campur aduk, galau, sebel, kesal, semuanya menjadi satu. Ditambah hari ini, Minju yang katanya ingin berangkat bersamanya, malah bangun kesiangan, dan berakhir ia meninggalkan nya

"Gue gk sombong Lix, ya mau gimana lagi, gue terlalu pandai, IQ gue diatas rata rata. Lagian lo duluan ya yang ungkit ungkit soal SMA gue cuman dua tahun, terus beda konsep sama Bang Hyunjin" Minju yang merasa kesal karena ditinggal berangkat duluan, dan tak mau kalah dalam perdebatan, juga mulai membela diri

"Serah lo Ju, sana sana pergi lo, jangan deket deket! " Usir Felix

Menyadari ada yang tidak beres, dan merasa ia juga salah karena bangun kesiangan, Minju pun berinisiatif meminta maaf, dan berbicara baik baik "Iya iya Lix, gue minta maaf, gua yang minta nebeng sama lu, gue sendiri juga yang kesiangan. Kan tadi lo akhirnya ninggalin gue juga, ini aja juga masih sepi, udah dong jangan marah, lo kenapa sihh?, ada masalah?, mau cerita?, sini gue dengerin! "

"Kesamber apaan lo?, Minju kan lo?, jangan jangan kerasukan lo? "

Merasa dirinya tak dianggap peduli, Minju pun memutuskan duduk di bangku kosong sebelah Felix, dan mengalihkan pandangannya lurus kedepan, tak ingin semakin lelah menghadapi laki laki bule yang ada di sebelahnya

"Gue galau Ju" Kata Felix dengan suara lirih, namun masih bisa didengar oleh Minju.

Merasa Felix benar-benar dalam keadaan dimana ia ingin bercerita, dan didengarkan, Minju pun diam diam mendengarkan, dan memperhatikan nya, menggunakan sebelah sudut matanya, menunggu Felix melanjutkan ceritanya

"Mau bilang kalo masih sayang sama dia, tapi gue sadar kalo gue udah gak pantes bilang gitu. Hati gue bilang gue pingin balik sama dia, tapi fikiran gue bilang gue gk boleh balik sama dia" Felix membenamkan kepalanya diatas meja, terlalu lelah dengan perbedaan pendapat yang di lontarkan oleh hati, dan fikirannya

"Ubah perasaan hati lo itu, dari pingin balikan sama dia, jadi pingin baikan sama dia, balikan dan baikan beda ya Lix, selesaiin dulu masalahnya, baru nanti balik atau engaknya di tangan Tuhan" Kata Minju sambil memberikan tatapan semangat untuk Felix. Felix yang mendengar balasan dari Minju pun, mengangkat kepalanya, dan mengangguk mengerti

"Thank, yang harusnya junior gue, tapi jadi satu angkatan" Kata Felix berniat melucu

"Garing"

"Oke"

***

"Ji gue bolehkan bareng sama Jeno? " Tanya Cece pada Yeji yang ada di sebelahnya

"Boleh lah, kenapa enggak, gue juga gk ada matkul"

"Jen, boleh? " Tanya Cece pada Jeno, memastikan, apakah orang yang ingin ia tumpangi mau memberikan tumpangan

Kos Kosan Nyai JeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang