23. Kakak Beradik

329 43 0
                                    

Lohalooooo
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Jangan lupa vote dan coment
.
.
.
.
.
.
Btw, Terima kasih juga buat kalian yang bersedia meninggalkan jejak kalian dengan Vote, maupun coment, makasih 1k votenya, makasih telah menghargai karya abal abal saya iniT_T
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat ini Cece, dan Cherry berada di salah satu taman yang ada di pusat kota, taman ini terkenal akan keindahannya saat malam hari, lampu lampu yang terpancar, dan desain taman tersebut yang sangat kekinian, membuat para muda mudi sangat menyukai tempat tersebut

Cece sengaja membawa Cherry ketaman tersebut, agar adiknya itu bisa sejenak melupakan kekhawatiran dan kesedihan yang selama ini selalu ia pendam sendiri

Cece sangat bahagia memiliki adik seperti Cherry, adiknya itu adalah wanita yang sangat mandiri, dan dewasa. Tetapi terkadang kemandirian adiknya ini membuatnya merasa sangat sedih, karena adiknya tidak pernah mau membagi kesedihannya ini dengan siapapun, bahkan dengan dia kakaknya sendiri

"Bagus kann? "

Cherry mengangguk " Iya bagus banget, gue kok gak tau ya kak, kalo ada taman kayak gini dideket kosan"

"Ya gimana lo mau tau, kalo lo setiap hari gak pernah mau keluar kosan, ngerjain tugas itu bagus, bagus banget, tapi terkadang berpergian, dan mencari hiburan itu penting dek" Katanya sambil menonyor pelan dahi adiknya itu

Cece memperhatikan adiknya yang diam sambil memperhatikan sekeliling taman tersebut

Cece menghela nafasnya kasar "Dek, lo gak ada yang mau diceritain ke gue? "

Cherry mengalihkan atensinya kepada sang kakak yang sedang duduk dihadapannya. Cherry membalas pertanyaan kakaknya itu dengan gelengan

Cece mengacak-acak rambutnya frustasi, Cherry yang melihat tingkah aneh kakaknya itu, mulai sepenuhnya memperhatikan sang kakak, seluruh badannya menghadap lurus kearah sang kakak

"Kenapa sih kak?, ada masalah? "

"Lahh... Yang harusnya nanya itu gue dekk, gue yang harusnya nanya kenapa?, lo ada masalah?, gue tiap hari lihat lo muram, gak punya semangat, tapi lo gak pernah mau cerita sama gue. Gimana gue gak stress mikirin itu coba, gue ngerasa gue gagal jadi kakak lo Cherr" Katanya sambil berkaca kaca

"Kita berdua jauh dari mama papa, gue cuma punya lo, dan lo juga cuma punya gue, mandiri itu baik, tapi nyimpen perasaan lo sendiri, tanpa ngebagi sama siapapun itu namanya bukan mandiri, tapi menyiksa diri"

"Gue gak pernah merasa tersiksa dengan apa yang gue lakuin" Kata Cherry sambil tersenyum kearah sang kakak

"Gimana ya ngomongnya, iya emang gue keliatan sedih, muram, semua itu cuman gara gara laki-laki, cuman gara gara laki-laki gue ngasih kesedihan ke orang lain, masalah perasaan gue sendiri gue bisa nenangin kak, dengan membagi perasaan gue ke orang lain, itu malah buat gue merasa sedih, pertahanan yang udah gue buat sendiri dengan susah payah, akan hancur dengan membaginya dengan orang lain"

Cece menggenggam tangan sang adik "Sekarang, detik ini juga, gue ngerasa selama ini gue bukan kakak yang baik buat lo, gue gak tau kenapa, dan sejak kapan pemikiran lo jadi serumit ini, lo dulu yang penuh dengan kecerian, dan pemikiran yang sangat sederhana, berubah sembilan puluh derajat. Gue gak suka lo yang sekarang, lo buat gue takut Cherr"

Cherry membalas genggaman tangan sang kakak, ia tersenyum manis ke arah saudara perempuannya itu "Kak... Gue jujur sama lo, perasaan yang selama ini gue pendem sendirian ini, gak pernah sekalipun buat gue menderita, gue muram sedih, gak ceria, ya mungkin karena udah lelah aja, mendem sendirian. Tapiii kalo di bagi ke orang lain sekarang tuh belom rela rasanya, nanggung, udah setengah jalan, biarin gue selesain semuanya dulu, baru setelah selesai, gue bakal istirahat, dan cerita semuanya ke kakak, tanpa terkecuali "

Kos Kosan Nyai JeniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang