#13

451 75 137
                                    


Attention!

please be wise not to bring this story to real life, because story. this is real made by own idea.

Happy Reading ♡

-

-

-

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Hari yang pedih untuk ku )

Hari ini masih dalam situasi yang sama Jaemin diantar oleh Resa ke sekolah karena Jeno masih menjauh dari Jaemin sedangkan Renjun belum diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Mark sudah berada di depan gerbang untuk menunggu Jaemin dan mengantarnya kembali ke kelas seperti kemarin.

Sesampainya di depan gerbang, Jaemin membuka pintu mobil sendiri.

"Gak pa pa ma, Jaemin bisa sendiri."

Resa hanya tersenyum lalu mengangguk paham, ia melambaikan tangan nya kepada Mark yang berada di luar.

"TOLONG JAGA JAEMIN YA! KAPAN-KAPAN NANTI MAIN KE RUMAH," Ucap Resa.

"Siap Tante," balas Mark dengan mengangkat tangannya mantap.

"Dah ma, Jaemin sekolah dulu. Mama hati-hati di jalan," ucap Jaemin.

Setelah Resa tancap gas dan mulai pergi hingga suara mobil tersebut hilang, Mark menuntun Jaemin penuh semangat.

"Tadi kamu sarapan apa?" tanya Mark.

"Telor ceplok."

"Ih, kok sama."

"Oiya?"

"Ah beda Na, pasti mama kamu kan yang masakin telornya buat kamu? Kalo aku dibuat in sama Abang aku, keasinan deh jadinya."

Jaemin tersenyum,"tapi abis gak telornya?"

"Abis lah, demi menghormati masakan Abang tercinta. Tapi, ini lidah agak seset gimana gitu," ucapnya sambil tertawa pedih.

"Kapan-kapan sarapannya di rumah Nana aja sama Mama."

"Ih dengan senang hati,"ucap Mark dengan tertawa geli. Jaemin pun juga tidak mau kalah ia sama-sama tertawa lepas.

Tapi mengapa Mark? Mengapa Mark yang membuat Jaemin menjadi sosok ceria, padahal ketika Jaemin bersama Jeno dan Renjun belum pernah sekalipun ia tertawa lepas seperti ini.

"Pasti senang ya punya Abang."

"Senang darimana, yang ada jadi Babu."

"Ish kak Mark ini."

See You || Jaemin✓ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang