#18

389 51 82
                                    

Happy Reading ♡

-

-

-

"Njun bener kamu gak pa pa?"tanya Jeno.

"Gak pa pa kok Jen, santai aja kali."

Kini Jeno dan Renjun sedang berada di rumah Renjun, pada saat malam hari Renjun sering sekali mengeluh kesakitan di sekujur tubuhnya. Ia merasa bahwa keadaannya bukan semakin membaik malah semakin memburuk. Orang tuanya juga sudah memiliki rencana pada Minggu depan Renjun akan di bawa ke luar negeri untuk kesembuhannya.

"Njun...kalo kamu sakit bilang aja, gak usah di sembuyiin,"ucap Jeno.

"Aku udah tahu Jen akhir dari hidup ku ini, dari awal aku mendengar vonis dokter, aku udah tahu kalo akhir hidup aku itu bakal kayak gini."

"Setidak nya kamu harus berusaha, ikutin kata dokter sama orang tua kamu."

Renjun mulai menanggahkan kepalanya berusaha untuk tidak mengalir kan air mata akibat suasana.

"Kalo aku ikut kata dokter buat berobat ke rumah sakit, aku kasian sama ibu dan ayah. Mereka udah banyak keluar uang demi aku yang belum tentu bisa sembuh."

Jeno menutup wajahnya dengan kedua tangannya dengan gusar.

"Aku gak ngerti lagi sama kamu njun, aku disini gak mau kehilangan kamu. Kita! Jaemin juga, kalo dia tahu!"jelas Jeno dengan nada yang mulai meninggi.

"Mungkin..Nana akan tahu setelah aku meninggal."Renjun tersenyum pedih.

"Lo jahat! njun,"lirih Jeno.

"Iya gua jahat, jahat Jen.."Renjun mulai terisak menundukkan kepalanya.

"Lo ngak ngerti tentang perasaan orang-orang yang akan lo tinggalkan, Lo! hanya memikirkan diri Lo yang udah siap pergi dari dunia ini. Lo egois!"

"Justru gua peduli Jen! Gua gak mau orang-orang disekitar gua akan terluka nantinya."

"Lo salah! Salah besar. Lo gak berfikir nanti kalo Nana sampai tahu bahwa Lo udah gak ada buat selama-lamanya tanpa pamit sama dia, dia bakal sedih. Apalagi dia gak bisa liat Lo sampai yang terakhir kalinya,"jelas Jeno menatap marah mata Renjun.

Renjun hanya menundukkan kepalanya, ia tidak tahu harus membalas apa lagi kepada Jeno.

"Kan ada Lo Jen,"ucap Renjun setelah lama berfikir.

"Gua juga terpukul, gua juga butuh pundak njun. Gua juga manusia biasa yang lemah.."

"Tapi setidak nya buat Nana Lo harus kuat.."

"Tapi setidaknya buat kita Lo harus kuat!"balas Jeno.

Lalu beberapa menit kemudian mereka hanya duduk terdiam merenung, tidak ada laki perdebatan atau obrolan yang mereka bicarakan.

"Lee hi gimana?"tanya Jeno, memecahkan suasana hening.

"Maksudnya?"

See You || Jaemin✓ REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang