Chapter Empat
Happy Reading!
****
Seorang wanita dengan pakaian seksinya melangkahkan kakinya memasuki ruangan kerja suaminya. Kecantikan wanita itu menguar ke penjuru ruangan. Harum tubuh wanita itu mengalihkan perhatian lelaki yang sedang berkutat dengan laptopnya.
"Adit, tinggalkan kami berdua!" ujar wanita itu pada sekertaris suaminya.
"Baik, Nyonya, saya pamit undur diri." Adit membungkuk memberi hormat sebelum lelaki itu meninggalkan ruangan itu.
"Ada apa, Sayang?" tanya lelaki itu sambil melepaskan kaca mata yang ia kenakan.
Amanda duduk di kursi yang berhadapan dengan suaminya itu. Wanita itu meletakkan map yang sedari ia pegang di atas meja, "Ini surat perjanjian pernikahan kita. Jika setuju kau bisa menandatanganinya!"
"Haruskah dengan perjanjian?"
"Harus karena pernikahan ini dilakukan secara paksaan!"
Jeff melipat kedua tangannya di depan dada, "Apa isi perjanjiannya?"
"Satu, suami harus menuruti apa yang istri inginkan."
"Tidak kau minta, aku pun akan melakukan apa yang kamu inginkan," ujar Jeff.
"Dua, suami tidak boleh menuntut ini itu pada istri."
Jeff terkekeh akan apa yang istrinya katakan, tidak ada perjanjian ini pun ia tidak akan menuntut apapun pada istrinya.
"Tiga, suami tidak boleh melarang ini dan itu pada istri."
"Empat, istri boleh bermain dengan lelaki lain dan suami tidak boleh melarang itu!"
Jeff melotot tak percaya pada istrinya, bisa-bisanya dia ingin bermain dengan lelaki lain dan ia tidak boleh melarangnya.
"Kelima, jika dalam satu bulan ini istri tidak cocok dengan suami maka istri boleh menggugat cerai suaminya."
"Kenapa isi perjanjian ini hanya menguntungkan pihak istri?" tanya Jeff. "Aku tidak setuju dengan semua isi perjanjian ini!"
"Tenang, isi perjanjian nomor enam sampai sepuluh itu semua terserah kamu. Kau bebas menuliskan apa saja di sana."
"Oke! Sini mapnya!" Jeff langsung mengambil map itu dan menuliskan apa yang ada di pikirannya. Ia tersenyum kemenangan membaca semua perjanjian yang akan sangat-sangat menguntungkan dirinya. Jeff langsung menandatangani surat perjanjian itu dan mengembalikannya pada istrinya.
Jeff menuntun tangan istrinya keluar dari ruang kerjanya menuju kamarnya. Ia tidak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh istrinya.
Lelaki itu mendorong tubuh istrinya ke kasur saat keduanya telah berada di dalam kamar pengantin. Kamar yang telah dihias dengan bunga mawar merah. Indah, sangat indah.
Tak lupa Jeff mengunci pintu kamarnya dan melemparkan kunci itu ke luar jendela agar istrinya tidak bisa kabur malam ini.
"Apa yang akan kau lakukan!?" tanya Amanda penuh penekanan, terdengar jelas nada ketakutan dibalik suara itu.
Jeff menyunggingkan senyumnya, senyum yang orang lain liat indah. Namun, tidak bagi Amanda. Ia sangat takut jika Jeff telah menampilkan senyuman itu.
"Apa lagi yang akan kita lakukan jika tidak menjalani malam pertama, ini akan menjadi malam yang indah bagi kita."
"Aku tidak mau!" tolak Amanda. "Apa kau lupa isi perjanjian tadi jika aku tidak mau maka kau tidak bisa memaksanya!"
Jeff tersenyum lagi, lelaki itu mengambil map yang ia letakkan di atas nakas. Ia menunjukkan isi perjanjian tadi pada suaminya.
"What?! Istri tidak boleh menolak jika suami meminta berhubungan dimana pun dan kapan pun? Gila! Tidak, ganti isi perjanjian ini!"
"Oh tidak bisa, kita sudah sama-sama menandatanganinya di atas materai."
"Wait, apa ini?" wanita itu melotot tak percaya pada suaminya "suami istri diharuskan berhubungan minimal satu hari lima kali?! Helow, you kira kita hewan apa yang mampu berhubungan sebanyak itu."
"Katamu aku boleh mengisi sesuka hatiku," ujar santai Jeff.
"Astaga! Kamu ini gila atau gimana?! Tau ah malam ini aku tidak mau melakukan itu, aku cape."
Wanita itu menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya, sebisa mungkin ia harus menolak suaminya itu. Ia belum siap melakukan itu. Namun, tiba-tiba seakan ada yang menyeret kakinya, ah lebih tepat nya celana yang ia pakai.
"Apa yang kamu lakukan, Jeff?"
Jeff ikut masuk ke dalam selimut itu dan langsung memeluk istrinya. Ia menyatukan bibirnya dengan bibir seksi istrinya.
Amanda terus berusaha mendorong tubuh Jeff, tapi usahanya sia-sia karena tenaganya tidak sekuat tenaga Jeff. Ia merasa sangat gelisah, apa kah malam ini ia akan habis oleh Jeff? Ia memukul dada bidang suaminya dikala ia kehabisan nafas.
"Bodoh! Aku tidak bisa bernafas! Pergilah, sewa jalang saja untuk menuntaskan hasratmu! Aku sedang tidak ingin melakukan itu!"
"Apa kau bilang?" Jeff mengusap pipi istrinya lalu tangannya mengelap bibir istrinya.
"Apa yang kau lakukan, Jeff? Hentikan! Aku merasa sakit!"
Jeff tak menghiraukan ucapan istrinya ia terus saja melanjutkan aktivitasnya. Malam ini, menjadi malam yang panas bagi keduanya. Di balik selimut yang menutupi aksi mereka. Malam yang sangat mengesan bagi para pengantin baru.
Jeff sangat senang dikala istrinya tidak memberontak lagi dan mengikuti permainan yang ia lakukan. Malam ini, mereka sama-sama menikmati apa yang mereka lakukan. Tanpa ada yang merasa dirugikan, karena keduanya bermain dengan sangat-sangat baik.
Semestapun seakan merestui apa yang mereka lakukan, langit mengguyurkan air hujan ke bumi. Menambah kenikmatan dua makhluk yang sedang bercinta di bawah selimut.
Malam ini, malam yang panjang bagi keduanya. Malam yang tak akan terlupakan.
"Ternyata kau juga menginginkannya sayang," ujar lelaki yang sedang berada di atas tubuh istrinya.
"Diamlah! Jika kau tidak memaksa, aku juga tidak mau melakukan ini bersamamu! Ingat yah ini yang terakhir untuk kita."
Ya, begitulah mereka. Walaupun sedang melakukan itu masih aja saling menyalahkan satu sama lain. Namun, sebenarnya mereka saling menyayangi satu sama lain. Dan diantara keduanya, Jeff lah yang sangat mencintai Amanda. Lelaki itu mampu melakukan apapun untuk Amanda.
Jika ia harus membuat seribu candi seperti yang dilakukan Bondowoso untuk Roro Jonggrang, maka ia akan lakukan. Ia akan melawan seluruh dunia untuk mendapatkan Amanda.
Apapun akan Jeff lakukan untuk Amanda, termasuk mengorbankan nyawanya. Bagi Jeff, Amanda segala-galanya. Namun, tidak untuk Amanda. Wanita itu juga mencintai Jeff, tapi ia lebih mencintai dirinya sendiri. Ia akan melakukan apapun yang menurutnya benar tanpa memikirkan perasaan Jeff. Egois? Tentu, itu sudah menjadi ciri khas wanita itu.
Dulu waktu Amanda masih di bangku SMA, ia selalu dijuluki bawang merah dan Ananda, bawang putih. Karena ya, waktu di sekolah ia sangat jahat sedangkan kembarannya sangat baik. Amanda bersikap jahat untuk melindungi dirinya agar tidak terjerat toxic pertemanan seperti kembarannya.
Ia sangat benci yang namanya kebohongan dan penghianat. Ia tidak segan-segan membunuh atau mencelakakan orang yang menghianatinya dan membohonginya. Ia tidak akan memandang hubungan antara dia dengan si pembohong dan penghiatan.
_________
Hai ...
Gimana nih sama part ini? Maaf, part ini sedikit mengandung unsur dewasa 👉🏻👈🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff And Amanda
RomanceDon't copy my story⚠️ ~~~~~~~ Pertemuan tidak sengaja Jeff dengan mantan kekasihnya itu membuat lelaki itu gagal move on. Pertemuan yang tidak di sangka-sangka itu membuat hidup Amanda berubah. Begitu juga dengan kehidupan Jeff. Sifat protektif Jef...