Chapter Dua puluh dua
Happy Reading!
*****
Amanda memanyunkan bibirnya setelah mendengar jawaban sahabatnya ini. Tidak habis pikir dia dengan Alex, masa lelaki itu akan meninggalkannya sendiri di Bandung. Terlebih lagi, dia meminta izin untuk menikahi wanita pilihannya itu. Jeff yang melihat Amanda seperti itu ingin sekali ia mencubit pipi gemas istrinya itu. Namun, ia harus menjaga image di depan mantan dari istrinya.
"Cuma satu bulan kok di Bali, setelah semua acaranya selesai kami juga balik lagi ke sini."
Amanda memakan buah apel yang sudah Mba Susi siapkan lalu ia mengarahkan sepotong apel ke arah Alex sambil berujar, "Nanti yang nemenin aku disini siapa kalo kamu pergi? Aku nggak mau yah sama lelaki yang udah menaruh bibitnya kewanita lain diluaran sana," sindirnya.
Alex menerima sepotong apel itu dan memakannya. Lelaki itu ingin sekali tetap di sini menemani sahabatnya. Namun, kekasihnya juga ingin sebuah kepastian dan kedua keluarga sudah memutuskan hari baik untuk pernikahan mereka. Mau bagaimanapun juga ia tidak bisa menunda pernikahannya lebih lama lagi.
"Nanti yang jagain Aster siapa? Aku kan masih belum sehat," ucap Amanda lagi.
Jeff pun meninpali ucapan istrinya itu, "Ada saya, kamu tenang saja."
"Nanti yang jagain aku siapa kalo kamu jagain Aster!"
"Ada Mba Susi, Dokter Ina sama para suster juga siap kok jagain kamu 24 jam."
"Oh jadi kamu mau lepas tangan, nggak mau jagain aku! Mau main sama jalang itu lagi? Iya?! Ya udah sana! Nanti aku mau ikut Alex ke Bali aja!" oceh Amanda panjang kali lebar membuat kedua lelaki yang ada di sana geleng-geleng kepala mendengar penuturan wanita hamil itu. Alex menenangkan sahabatnya dan meminta izin agar Aster ikut dengannya ke Bali. Kebetulan anak itu juga sudah akrab dengan calon istrinya jadi dia yakin pasti Aster tidak akan rewel di sana. Dan tanpa berpikir Jeff langsung mengizinkannya, daripada nanti istrinya ngomel-ngomel lagi.
Setelah Alex pulang, Jeff selalu disisi istrinya walaupun Amanda tidak mau berbicara dengan suaminya itu. Sesekali Jeff mengajak Amanda mengobrol, tetapi wanita itu mengabaikannya dan memilih bermain dengan ponselnya. Jeff pun hanya menghela nafas, ia lalu mengambil iPad nya dan mengecek pekerjaannya. Saat sedang membaca laporan dari Adit, tiba-tiba Amanda menarik lengannya agar menoleh ke wanita itu. Amanda hanya mengarahkan ponselnya yang menampilkan video lucu kucing putih. Jeff yang tidak tahu apa maksud istrinya itu hanya menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya apa yang sebenarnya Amanda inginkan.
"Mau kucing!"
Jeff berpikir sejenak sebelum menjawab ucapan istrinya. Ia menimang-nimang apakah tidak apa-apa memelihara kucing disaat keadaan Amanda yang sedang hamil. Namun, jika ia melarang nanti malah istrinya marah padanya dan tidak kau bertemu dengannya lagi.
"Belinya besok kalo kamu udah baikan gimana?"
"Aku udah sehat kok," sanggah Amanda.
Jeff menaruh Ipad-nya diatas nakas lalu menatap istrinya, "Tadi aja masih mual-mual, juga kucing itu bawa banyak virus. Nggak baik buat bumil, sayang."
Amanda terdiam sejenak lalu ia mengangguk, tatapannya seperti mau menangis. Ia kembali mengsclor tiktoknya lalu membaringkan tubuhnya membelakangi suaminya. Jeff yang peka akan perasaan istrinya itu, ikut berbaring dan memeluk istrinya dari belakang. Ia membisikkan, "Mau jalan-jalan sore nggak? Sekalian liat kucing di Cat Cafe dekat kantor, untuk saat ini aku belum bisa mengizinin kamu pelihara kucing tapi saya janji nanti kalo kamu udah sehat kita adopsi kucing."
"Nggak usah, aku mau tidur aja. Lagian aku belum boleh keluar dulu sama Dokter Ina."
Jeff menyelipkan anak rambut ke belakang telinga istrinya sambil mengusap kembut puncak kepala Amanda, "Udah boleh, yang penting jangan terlalu cape."
"Tolong kamu pergi dulu dan suruh Mba Susi ke sini, aku mau minta pijitin kaki."
"Pegel? Mau saya saja yang pijitin? Mba Susi kayaknya lagi bantuin baby sitter nya Aster beres-beres pakaian Aster."
"Udah sana kamu pergi!" usir Amanda, "Nanti kalo Mba Susi udah selesai, suruh dia ke kamar!"
Jeff yang tidak mau melihat Amanda marah-marah pun menuruti ucapan istrinya, kebetulan juga ia ada kepentingan dengan Adit jadi dia keluar dari kamar Amanda dan langsung menelepon Adit agar menjemputnya sekarang. Saat menunggu Adit, Jeff menyempatkan diri melihat Aster yang sedang bersama Alex dikamarnya. Ia meminta Alex agar mengobrol berdua dengannya. Jeff meminta agar Alex menjaga putrinya dan meminta nomor rekening Alex untuk mengirimkan uang keperluan Aster. Namun Alex menolak, katanya hartanya masih banyak untuk membiayai Aster. Lagipula ia sudah menganggap Aster sebagai putrinya sendiri.
Setelah mengobrol dengan Alex, Jeff pergi dengan Adit ke rumah sakit. Sepanjang jalan Jeff menanyakan tentang gadis yang Adit temui dan mencari latar belakang gadis itu. Ia tidak mau merasa kecewa lagi. Adit pun menceritakan tentang gadis itu dan gadis itu mempunyai liontin seperti yang pernah Jeff ceritakan padanya dulu. Jeff juga meminta foto gadis itu dan saat ia melihat fotonya ia jadi teringat mendiang ibunya. Wajah gadis itu sangat mirip dengan beliau dan dia sangat yakin kalau kali ini ia tidak akan kecewa lagi.
Sesampainya di rumah sakit, Adit mengarahkan Jeff untuk menemui gadisnya yang sudah menunggu di depan ruangan pemeriksaan. Saat melihat gadis itu, Jeff langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya. Tanpa ia sadari air matanya luruh saking bahagianya. Gadis itu bingung dengan perilaku Jeff dan hanya membalas pelukan itu sambil menepuk pundak pria itu agar tidak menangis lagi.
"Udah, Jeff. Lebih baik kita melakuan tes dulu biar tahu apakah dia adikmu atau bukan."
"Saya sangat yakin dia adik kecilku, Adit." Jeff melepas pelukannya dan langsung menggandeng gadis itu masuk kedalam ruangan pemeriksaan.
Serangkaian tes sudah mereka jalankan dan tinggal menunggu hasilnya keluar. Katanya membutuhkan satu jam. Sambil menunggu hasilnya keluar, Jeff mengajak gadis itu dan Adit untuk makan di restoran dekat rumah sakit. Ia ingin mengobrol dengan gadis itu.
Adit pun menuruti ucapan atasannya itu, memberikan waktu untuk Jeff dan gadisnya mengobrol berdua. Ia memilih duduk di kursi yang berbeda agar Jeff kebih leluasa mengobrol dengan gadisnya. Dapat ia lihat Jeff sangat antusias mengobrol dengan gadisnya. Alex sangat bersyukur bisa mempertemukan Jeff dengan gadis itu walaupun hasil tesnya belum keluar tapi ia yakin kalau gadis itu adalah adik Jeff yang sudah bertahun-tahun mereka cari.
"Luna, semoga saja kamu beneran adiknya Jeff," gumam Adit.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi mengikutinya dan memotret semua yang mereka lakukan. Setelah itu ia mengirimkan hasil jepretannya kepada orang yang menyuruhnya.
"Dasar lelaki brengsek! Istrinya sedang hamil muda malah selingkuh terus menerus, nggak habis pikir gue sama Nyonya kok mau-maunya menikah sama lelaki sebrengsek ini."
__________
Allow 🙌🏻
Gimana nih sama part ini? Kira-kira siapa yang fotoin jeff sama tu cewe yaa, bakal jadi bumerang buat Amanda si ini. Kalo beneran itu adiknya Jeff, apakah Amanda akan menerimanya? So cari jawabannya di next chapter😉Salam manis, pinky
See you …
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff And Amanda
RomanceDon't copy my story⚠️ ~~~~~~~ Pertemuan tidak sengaja Jeff dengan mantan kekasihnya itu membuat lelaki itu gagal move on. Pertemuan yang tidak di sangka-sangka itu membuat hidup Amanda berubah. Begitu juga dengan kehidupan Jeff. Sifat protektif Jef...