Chapter Dua puluh empat
Happy Reading!
*****
Luna merasa sangat bersalah pada kakaknya. Seharusnya dia tidak hadir didalam kehidupan kakaknya jika kehadirannya hanya menbawa petaka dalam rumah tangganya. Seharusnya dulu ia tidak mengirim pesan pada Adit dan tidak menerima bantuan-bantuan yang pria itu berikan padanya. Gadis itu sungguh menyesal dan sangat mengkhawatirkan keadaan istri kakaknya.
Gadis itu hanya bisa mengintip lewat kaca pintu, ingin sekali ia masuk dan meminta maaf pada kakak iparnya. Namun, saat ia melihat kakaknya yang sedang mencoba membujuk istrinya, ia urungkan niatnya. Ia berdoa semoga rumah tangga kakkanya baik-baik saja. Tadi saat kakak iparnya sedang ditangani oleh dokter dapat ia lihat bagaimana hancurnya kakaknya.
“Amanda baik-baik saja tetapi kandungannya sangat rentan jadi dia harus opname beberapa hari,” celetuk Adit membuat Luna terkejut. Gadis iyupun menoleh kearah lelaki itu lalu duduk disampingnya.
“Apa benar Kakak selingkuh?” Pria itu hanya mengangguk. “kenapa Kak Adit tidak menghentikannya?”
“Aku tidak mempunyai hak untuk itu, namun aku sudah mencoba menasehatinya.”
Luna menghela nafas panjang, “Seharusnya Kakak tidak menduakan istrinya, apalagi Kak Amanda sedang hamil. Mungkin, jika aku diposisi Kak Amanda aku pasti akan berbuat seperti apa yang dia lakukan sekarang. Aku tidak akan memaafkan orang yang sudah berselingkuh dibelakangku.”
Adit mendengar semua ucapan gadisnya dan menanamkannya dibenaknya. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan selalu setia pada gadisnya dan tidak akan membiarkannya bersedih.
Pria itu mengajak gadisnya pulang terlebih dahulu karena sudah sore. Membiarkan Jeff menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia yakin pria itu mampu mengendalikan Amanda dan ia sangat berharap hubungan keduanya kembali membaik. Namun, nyatanya Amanda masih mendiami suaminya. Ia tidak akan memaafkan suaminya semudah itu, sudah berkali-kali ia dibohongi oleh pria itu dan kali ini ia sudah muak dengan semua yang suaminya lakukan. Terlebih lagi, rasa sakit di pipi nya masih membekas dalam benaknya.
“Saya bakal lakuin apapun yang kamu mau asalkan kamu maafin aku ya?” Jeff mengusap lembut tangan istrinya, tetapi selalu ditepis oleh Amanda.
“Cerai.”
Pria itu mengeratkan rahangnya menahan marah, ia sadar sudah melakukan kesalahan berkali-kali pada istrinya. Namun, ia sungguh menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dengan penuh penyesalan Jeff mengucapkan, “Pertahankan rumah tangga kita demi anak kita ya? Saya janji tidak akan mengulanginya lagi?”
“Bagaimana jika jalang itu juga hamil?”
“Tenang saja, saya selalu memakai pengaman jika bersamanya.”
“Oh begitu? Bagaimana jika aku juga main dengan lelaki lain asalkan dia memakaian pengaman?”
Tanpa banyak pikir Jeff menjawab, “Saya akan membunuh lelaki itu saat itu juga.”
“Bagaimana jika lelaki itu adalah Adit?”
Jeff terkekeh mendengar ucapan istrinya, dengan enteng dia berucap “Tidak pandang bulu mau itu Adit atau siapapun itu jika dia berani menyentuhmu maka saya akan membunuhnya.”
Amanda berdecak sebal menatap suaminya, dalam hati ia masih marah tetapi ia tidak punya tenaga berdebat dengan lelaki itu lagi. Wanita itu mencoba mendudukkan tubuhnya karena ia ingin minum. Namun, lagi-lagi perutnya merasa sangat nyeri. Jeff yang melihat itupun mendekat pada istrinya dan menanyakan mau apa. Amanda menunjuk gelas tanpa mengucapkan apapun. Suaminya dengan lembut membantu istrinya duduk dan mengambilkannya minum.
“Tolong suruh Mba Susi ke sini dan kamu sebaiknya pulang saja! Aku nggak sudi liat muka kamu lagi.”
Jeff menghela nafas sejenak, meredakan emosi dalam dirinya. Sebisa mungkin, ia tidak boleh terbawa emosi lagi. Pria itu menatap istrinya sejenak sebelum mengeluarkan ponselnya dan menelepon Adit untuk membawa Mba Susi ke rumah sakit.
“Saya harap kamu memikirkan lagi apa yang tadi kamu ucapkan. Dan perlu kamu ketahui saya melakukan itu semua juga atas kesalahan kamu juga. Jika saja kamu menuruti kemauanku, saya tidak akan pernah main dengannya.”
Jeff beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang inap istrinya. Namun, langkahnya berhenti saat istrinya mengucapkan, “Baiklah, sentuh aku sesukamu, Jeff. Jika perlu bunuh aku sekalian!”
Pria itu mengabaikan ucapan istrinya dan pergi keluar dari ruangan itu. Ia tidak bisa berlama-lama lagi diruangan itu, jika tidak maka ia akan menyakiti istrinya lagi. Dengan tergesa-gesa ia pergi dari rumah sakit, meminta para bawahannya menjaga istrinya dan tidak memperbolehkan siapapun masuk ke ruang inap istrinya. Jeff pergi ke markasnya dan menemui keluarga Adiguna. Ia akan menyiksa keluarga itu untuk menyalurkan emosi yang ia tahan sedari tadi.
Dengan tidak berperasaan pria itu menyayat tangan kepala keluarga itu, membuat Lina dan Ananda berteriak meminta ampun padanya. Seakan tuli, Jeff menghiraukan teriakan wanita itu. Setelah tangan Adiguna mengeluarkan banyak darah, Jeff beranjak mendekati Ananda dan menyentuh wajah gadis itu. Wajah yang sangat mirip dengan kekasihnya.
“Kenapa kamu memiliki wajah seperti istriku, sialan!”
Lina yang melihat putrinya ketakutan pun beranjak mendekat kearah Jeff dan bersimpuh kearah lelaki itu, memohon-mohon untuk tidak menyakiti putrinya. Wanita itu rela menggantikan posisi putrinya. Jeff tanpa belas kasih menendang wanita itu lalu menyayat pipi Ananda agar tidak terlihat seperti istrinya lagi.
“Jika saja kalian tidak mencoba membunuh kedua wanita yang saya cintai, maka nasib kalian tidak akan seperti ini.”
Jeff melangkahkan kakinya keluar dari ruangan pengap itu setelah menambah sayayatan di lipi tirus Ananda. Pria itu menghiraukan tangisan pilu wanita itu. Saat ia sedang mengecek hasil jepretannya tadi, tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang menggunakan kayu balok. Cukup keras. Namun, tidak membuat pria itu tumbang. Saat membalikkan badan, ternyata Lina yang melakukannya.
“Berani-beraninya anda merusak wajah cantik putriku!”
Jeff tersenyum mendengar ucapan wanita tua itu. Dengan cepat ia menghampiri Lina dan merebut kayu balok, membuangnya ke samping dan mengenai tubuh suami wanita itu. Jeff mencekik leher Lina sambil berucap, “Asal kamu tahu, aku bisa saja membunuh putrimu itu! Namun, demi Amanda aku menahannya.” Pria itu lantas mendorong tubuh Lina dan langsung keluar dari ruangan pengap itu.
Sesaat setelah Jeff keluar, Lina menghampiri putrinya dan membawanya kedalam dekapannya. Ia mengusap-usap surai Ananda menenangkan putrinya. Dalam hati ia merutuki Amanda dan juga Jeff, ia berjanji akan membunuh wanita itu suatu saat nanti jika ia berhasil keluar dari sini. Adiguna yang melihat putri kecilnya menangis dalam dekapan istrinya pun ikut mendekat dan menenangkan Ananda.
“Ayah janji, akan membalaskan apa yang telah kanu terima hari ini, Sayang.”
Ananda menggelengkan kepalanya, “Sakit, Ayah.”
Lina menatap suaminya dengan penuh kebencian, “Mari kita membuat rencana untuk melarikan diri dari sini. Setelah kita keluar, aku akan meminta bantuan padanya.”
__________
Allow 🙌🏻
Gimana nih sama part ini? Rada ngeri juga ye kalo Jeff marah, kira-kira gimana ya reaksi amanda kalo tau keluarganya digituin sama Jeff, eh ya kan dia benci keluarganya
Okedeh segitu aja, babaySalam manis, pinky
See you …
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff And Amanda
RomanceDon't copy my story⚠️ ~~~~~~~ Pertemuan tidak sengaja Jeff dengan mantan kekasihnya itu membuat lelaki itu gagal move on. Pertemuan yang tidak di sangka-sangka itu membuat hidup Amanda berubah. Begitu juga dengan kehidupan Jeff. Sifat protektif Jef...