Chapter Dua puluh satu
Happy Reading!
*****
Sesuai keinginan dan ancaman dari Amanda, satu minggu ini Jeff tidak masuk ke kamarnya dan hanya memantau dari cctv yang ia pasang secara sembunyi-sembunyi. Dan sudah beberapa hari ini, Amanda hanya berbaring di tempat tidur seperti yang Dokter Ina perintahkan. Keadaan Amanda tidak bisa dikatakan baik-baik saja, sejak ia meminta Jeff agar tidak menemuinya ia merasa kalau tubuhnya semakin melemah dan kadang-kadang ia dilanda pusing dan mual-mual. Kata Dokter Ina itu gejala umum pada trimester satu.
Sudah dua hari berturut-turut semua yang Amanda makan pasti keluar lagi, dan karena itu ia harus di infus agar ada nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Melihat keadaan Amanda yang seperti itu sangat membuat Jeff khawatir dan putri kecilnya terus saja menangis meminta bertemu dengan ibunya. Jeff juga meminta bantuan kepada Alex untuk menjaga Aster beberapa hari ini dan untungnya anak itu mau tinggal bersama Alex dan juga kekasihnya.
"Mba Susi!" lirih Amanda kepada wanita yang selalu berada di sampingnya satu minggu terakhir ini.
Dengan cepat wanita yang dipanggil Mba Susi itu mendekat kearah Amanda dengan ember di tangannya, dan Amanda langsung memuntahkan isi perutnya. Mba Susi memijat pertengahan pergelangan tangan bagian dalam Amanda. Saat Amanda sedang muntah-muntah, tiba-tiba Jeff masuk ke dalam kamar dan langsung menghampiri istrinya. Ia mengusap puncak kepala Amanda lalu membantu membersihkan muntahan istrinya setelah Amanda merasa sudah tidak ada yang akan keluar dari perutnya. Namun, saat ia bersandar ke headboard tiba-tiba ia merasa mual lagi. Baru juga ia mau memanggil Mba Susi lagi, mual nya tidak bisa ia tahan. Berakhirlah ia memuntahkan isi perutnya ke arah samping atau lebih tepatnya ke arah pangkuan Jeff. Namun, ia hanya memuntahkan cairan bening.
"Maaf," cicit Amanda lirih.
Jeff mengusap air mata yang luruh di pipi istrinya lalu membersihkan mulut istrinya dengan tisu yang ada di atas nakas samping ranjang mereka, tak lupa juga ia membersihkan celananya yang terkena muntahan istrinya. Setelah dirasa bersih ia mencoba memijat pelipis Amanda untuk mengurangi rasa pusing yang istrinya rasakan.
"Udah minum susu?" Amanda mengangguk, "tapi tadi kan muntah, gimana kalo minum susu lagi?" Amanda hanya menggeleng lemah, "atau mau buah?" Amanda menggeleng lagi, "kamu dari kemarin belum makan apa-apa loh, saya tidak tega melihat kondisi kamu yang kaya gini."
"Aster mana?" tanya Amanda.
"Sementara ini, dia tinggal di rumah Alex sama tunangannya."
Amanda yang merasa semakin pusing pun mencoba memejamkan matanya dan Jeff yang melihat istrinya mulai memejamkan matanya pun mulai beranjak dari duduknya. Hal itu membuat Amanda kembali membuka matanya dan menatap suaminya. Jeff pun memberitahu bahwa ia akan berganti celana dan setelah itu ia akan kembali menemani Amanda. Wanita itu pun hanya mengangguk dan menunggu suaminya selesai berganti pakaian. Dalam hati ia tidak enak sudah mengotori celana suaminya dan dengan tidak malunya ia meminta ditemani setelah satu minggu yang lalu melarang Jeff menemuinya bahkan ia mengancam akan menggugurkan kandungannya. Mengingat hal itu membuat air mata Amanda kembali luruh dan bersamaan dengan Jeff yang kembali ke dalam kamar itu.
Lelaki itu langsung menghampiri Amanda dan menanyakan apa yang terjadi, apakah istrinya itu sakit perut lagi atau jangan-jangan ia merasa mual dan pusing. Namun saat ia sudah di sisi Amanda, istrinya itu malah memeluknya dan menangis sesenggukan di dalam dekapannya. Sambil menunggu tangisan istrinya mereda, Jeff mengusap surai istrinya yang sedikit berantakan.
"Udah ya jangan nangis, nanti kalo dede bayinya ikutan nangis gimana?"
Amanda semakin menenggelamkan kepalanya kedada bidang suaminya itu, hal itu membuat Jeff menarik kepala istrinya dengan lembut dan mengusap air mata Amanda sambil menenangkan istrinya itu. Terdengar ketukan pintu dan tak lama Dokter Ina datang bersama beberapa suster. Beliau datang setiap hari untuk mengecek keadaan Amanda dan saat ini ia bingung melihat Amanda yang masih menangis. Beliaupun bertanya apakah perutnya sakut lagi atau bagaimana. Namun, Amanda tidak menjawab. Jeff pun mengatakan jika Amanda terus menangis setelah dia meninggalkannya untuk berganti pakaian.
"Nyonya Amanda kalau ada keluhan mohon disampaikan kepada kita, agar kita bisa membantu," ujar salah satu suater.
Dokter Ina menimpali ucapan suster itu, "Bagaimana kalau Nyonya, berbaring terlebih dahulu dan saya periksa dede bayinya."
Amanda menggeleng lalu ia merentangkan tangannya, "Aku mau peluk, boleh," ucap Amanda sambil menampilkan puppy eyes nya kepada Jeff membuat lelaki itu gemas padanya.
Jeff menempatkan dirinya di samping Amanda dan meminta Amanda bersandar didadanya sambil tangannya ia lingkarkan di pinggang istrinya, Amanda pun menuruti ucapan suaminya. Entah kenapa detak jantung Jeff membuat Amanda nyaman dan mampu mengurangi rasa pusing yang ia landa.
Jeff meminta dokter Ina untuk memeriksa Amanda. Namun, Amanda tidak mau diperiksa dan menyuruh Dokter Ina dan juga para suster untuk meninggalkan mereka berdua. Setelah mereka keluar dari kamar, Amanda mulai memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur. Jujur ia sangat lelah dan juga lemas, apalagi akhir-akhir ini ia tidak bisa tidur karena mual yang sering ia alami. Dan juga semua makanan yang ia makan pasti keluar, jadi dia hanya mendapat tenaga dari cairan infus saja.
Amanda mulai terlelap di dalam dekapan suaminya, Jeff pun mengusap-usap kepala istrinya itu. Sesekali ia mengusap perut rata Amanda. Dirasa Amanda sudah tertidur nyenyak, Jeff berniat beranjak dari ranjang itu, tetapi tangan Amanda menggenggam erat bajunya seakan tidak mau ditinggal pergi oleh dirinya. Jeff pun merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya dan menelepon Adit untuk masuk ke kamar mereka.
Sambil menunggu Adit, Jeff mengusap perut istrinya sambil sesekali mengecup puncak kepala istrinya itu. Ia sangat mencintai wanitanya itu melebihi apapun. Namun, terkadang ia masih suka khilaf dan bermain-main d ngan perempuan lain. Ia berdoa semoga saja istrinya tidak mengetahui perilaku bejad Jeff dibelakangnya.
Tok...tok...tok...
Adit masuk ke dalam kamar dan menanyakan ada keperluan apa. Dan Jeff pun meminta agar dia mengosongkan jadwalnya satu minggu kedepan. Dia ingin menemani istrinya dulu sampai keadaan Amanda cukup membaik. Adit mengecek jadwal Jeff satu minggu kedepan dan ternyata ada meeting yang sangat penting. Namun, Jeff meminta agar me-reschedule nya. Adit pun mau tidak mau langsung mengabari sekertaris clien mereka dan meminta agar me-reschedule meetingnya. Untungnya pihak clien mau.
Jeff juga menyuruh Adit untuk mengecek keadaan Aster dan mengajak anak kecil itu jalan-jalan agar tidak bosan di apartemen Alex. Dia juga memintanya untuk menambah maid di rumahnya agar kebersihan rumah selalu terjaga. Alex pun mengiyakan semua yang atasannya minta. Dalam hati ia merasa senang melihat sikap atasannya yang sedikit berubah ini. Adit meminta izin keluar dari kamar itu karena tiba-tiba ia mendapat telepon dari seseorang.
Saat Jeff ingin ke kamar mandi, ia mencoba melepas genggaman tangan istrinya pada bajunya dengan hati-hati takut membangunkan istrinya itu. Namun, istrinya itu malah mengeratkan tangannya dan sedikit bergumam, "Jangan pergi, aku nggak mau kamu main sama jalang itu lagi."
__________
Allow 🙌🏻
Gimana nih sama part ini? Manja amat si Amanda, tapi kasian juga sama dia. Eh emang bener ya kalo hamil kek gitu, pinky terinspirasi dari kakak ipar waktu hamil ponakan pinky heheheSalam manis, pinky
See you …
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeff And Amanda
RomanceDon't copy my story⚠️ ~~~~~~~ Pertemuan tidak sengaja Jeff dengan mantan kekasihnya itu membuat lelaki itu gagal move on. Pertemuan yang tidak di sangka-sangka itu membuat hidup Amanda berubah. Begitu juga dengan kehidupan Jeff. Sifat protektif Jef...