15

6 0 0
                                    

Chapter Lima belas

Happy Reading!

*****

Satu Minggu berlalu, keadaan Aster mulai membaik. Gadis kecil itu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dan pagi ini Amanda sedang mengemas pakaian putrinya untuk ia bawa pulang.

“Sampai kapan saya harus menunggu putri kecil saya menganggap saya ayahnya?” kata Jeff sendu, memecah keheningan yang menyelimuti ruang rawat inap Aster.

Saat ini, Jeff dan Amanda sedang beres-beres kamar inap Aster, bersiap untuk pulang. Sedangkan Aster sedang diajak jalan-jalan ke taman rumah sakit oleh Alex

“Saya merindukan panggilan ayah darinya,” Jeff menghela nafas berat. “Maaf. Apa tidak ada cara agar putri saya secepatnya ingat bahwa saya ini ayahnya? Rasanya sakit mendengar lelaki lain yang ia panggil ayah.”

Amanda sontak menoleh. “Jeff…, bersabarlah sebentar,” lirih Amanda, turut prihatin dengan apa yang lelaki itu katakan.

“Kamu tau sendiri, Amanda, saya bukan lah orang yang pandai bersabar. Lama kelamaan semakin sesak rasanya.”

Amanda tersenyum lembut. Wanita itu lantas menghampiri suaminya yang berdiri tak jauh darinya, membawa lelaki itu kedalam dekapannya. “Darah yang mengalir di tubuh Aster adalah darahmu. Jadi, pasti ada ikatan batin antara kamu dan dia. Selain itu, banyak kenangan yang kalian buat selama ini. Pasti tidak lama lagi dia akan ingat bahwa kamu adalah ayahnya.”

Jeff menghela nafas panjang. Memang benar apa yang diucapkan Amanda. Namun, jujur saja, ia sakit hati jika mendengar putrinya memanggil Alex dengan sebutan ‘ayah’.

“Ibu kok peluk-peluk Om jahat!” teriakan Aster membuat keduanya langsung melepaskan pelukannya.

Amanda menghampiri putrinya dan mengusap pipi Aster, “Jangan bilang gitu sayang, Om itu ga jahat kok. Dia suami Ibu, jadi kamu harus panggil dia Ayah,” jelas wanita itu pada putri kecilnya.

“Ayah? Ayah Aster kan dia.” Aster menunjuk ke arah Alex

“Kan Ibu udah nikah sama Om Jeff, jadi Aster juga panggil Om Jeff Ayah. Gimana? Jadi Aster punya Ayah dua.”

Jeff tersenyum kepada istrinya, tak disangka Amanda akan melakukan ini semua. Demi dirinya, tidak salah pilih.

“Ayah Jeff?” tanya Aster. Wajah anak kecil itu mengarah pada lelaki berjas hitam.

Dengan cepat Jeff berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan putri kecilnya. “Iya, Sayang. Ini Ayah Jeff, jangan lupain Ayah lagi. Ayah bakalan kasih apapun yang kamu mau.”

*****

Kini, keluarga Jeff dan juga Alex sedang berjalan memasuki rumah Jeff. Lebih tepatnya rumah baru Jeff. Lelaki itu sengaja membeli rumah yang ada taman bermain, sesuai permintaan putri kecilnya. Namun, ada satu permintaan yang putrinya sulit untuk ia turuti. Putrinya ingin Alex juga tinggal bersama mereka. Permintaan yang sangat sulit bukan?

Amanda dengan lembut membujuk Aster agar Alex tidak tinggal bersama mereka, mau bagaimanapun dia harus menjaga perasaan suaminya. Awalnya Aster setuju asalkan setiap hari Alex harus berkunjung ke rumah. Dan Alex pun menyetujuinya.

Namun, baru beberapa hari tinggal di rumah baru. Keadaan Aster kembali drop, dia demam dan mengeluh pusing. Dia selalu menggigau memanggil Ayahnya, Jeff senantiasa menemani putri kecilnya tetapi ternyata Ayah yang Aster maksud itu Alex bukan dirinya.

Jeff And AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang