8

13 4 12
                                    

Chapter Delapan

Happy Reading!

********

Adit menemani atasannya itu menemui kliennya di sebuah restoran yang ada di kota Bandung. Sudah hampir satu jam atasannya itu berbincang-bincang dengan kliennya.

"Baik, Tuan Jeff. Mungkin itu saja yang ingin saya sampaikan. Apakah ada pertanyaan?"

Jeff menoleh ke arah Adit lalu mengucapkan, "Adit, apa ada yang mau ditanyakan?"

"Ada, berapa persen keuntungan yang perusahaan kami terima jika bekerja sama dengan perusahaan anda, Tuan Dion?"

"Sebanyak 40%, apa cukup?"

"Apa-apaan 40%! Itu tidak cukup! Saya ingin perusahaan saya mendapat royalty 60% dari keuntungan perusahaan!" tegas Jeff.

"Itu terlalu banyak, Tuan, semua modal dan gaji pegawai itu dari perusahaan saya jadi perusahaan saya yang harus mendapatkan royalty sebanyak 60%," tutur Dion tidak terima.

"Jika anda tidak setuju, maka perusahaan kita tidak usah bekerjasama! Toh tidak ada ruginya tidak bekerjasama dengan anda."

"Ya betul sekali, Tuan, sebenarnya yang mendapatkan keuntungan jika perusahaan kita bekerjasama itu perusahaan anda, Tuan Dion. Namun, sepertinya anda melewatkan kesempatan ini," timpal Adit menyetujui apa yang Jeff katakan.

Sebenarnya yang dibilang oleh Adit itu ada benarnya juga, karena kalo perusahaan Dion dan Jeff bekerjasama maka secara tidak langsung perusahaan Dion akan ikut terkenal karena perusahaan Jeff. Dan dengan begitu maka tidak sedikit para investor akan melirik perusahaan Dion.

"Baiklah, saya menyetujui apa yang Tuan Jeff katakan. Perusahaan anda akan mendapatkan royalty sebesar 60% dari keuntungan," putus Dion setelah memikirkan dengan matang-matang.

Jeff menyunggingkan senyumnya lalu mengulurkan tangannya menjabat Dion, "Selamat bekerjasama dengan AIJE Group, Tuan Dion."

Dion menyambut uluran tangan Jeff da menjabatnya, "Semoga kerjasama kita mendatangkan kebaikan untuk perusahaan saya."

"Oh tentu akan banyak mendatangkan keuntungan untuk perusahaan anda, Tuan Dion," sahut Adit.

Jeff melihat arlojinya lalu menoleh pada Adit. Adit yang tau apa maksud Jeff pun mengatakan, "Sepertinya pertemuan kita sampai di sini, Tuan Jeff masih ada janji dengan klien yang lain."

"Baiklah, sampai bertemu kembali."

Jeff dan Adit meninggalkan restoran itu, dalam perjalanan pulang Jeff tak henti-hentinya tersenyum sambil memandang iPadnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum-senyum seperti itu, Jeff?" tanya Adit pada Jeff. Jika hanya berdua, Adit memanggil Jeff dengan namanya. Itu semua atas kemauan Jeff.

"Lihatlah tingkah putri kecilku ini!" Jeff menunjukkan layar iPad nya kepada Adit, terlihat Aster yang sedang meringkuk di dekapan Amanda karena habis dibentak oleh Ananda.

"Apa yang mereka lakukan di rumah Adiguna?"

"Apalagi kalo bukan berkunjung, katanya mereka juga berniat menginap di sana."

"Apa kau mengizinkannya?"

Pandangan Jeff masih ke iPad nya, "Oh tentu tidak, nanti tepat jam dua belas malam aku akan menjemput mereka pulang."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Aku tidak ingin menghentikan kesenangan mereka. Kau tau gimana kalo Aster merajuk kan? Dan kau tau gimana Amanda marah?" Adit menggelengkan kepalanya, "hampir sama seperti Aster, bahkan lebih parah dari Aster."

Jeff And AmandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang