Assalamualaikum kalian tim baca ulang/baru??? pokoknya happy reading guys!!
Kalo ada typo tandain!!!
"Seharusnya sudah mengerti sedari awal, bahwa jatuh terlalu dalam akan melukai, serta menyangkal terlalu sering akan menyakiti"
~Catatan senja~
Setelah kejadian itu semuanya nampak normal, mungkin sedikit ada yang berbeda tak ada lagi adegan sapa menyapa antara fans dan idola yang selama ini nampak begitu akrab, mungkin banyak pertanyaan dibenak semua orang tentang hal itu, tapi mereka lebih memilih diam.
*****
Setelah pengakuan tersebut Ara sedikit lega, habib Alwi pun menepati kata-katanya, mau sedih atau senang Ara tidak tau, sedih mungkin karena sudah tak begitu dekat dengan habib karena takut dengan perasaanya sendiri dan senang karena ini lah mungkin jalan yang terbaik.....
Mereka seperti orang asing yang baru bertemu, disetiap Ara berpapasan dengan Habib Alwi hanya mampu menunduk dan pergi, begitupun dengan habib Alwi mereka diam tanpa kata sapa.
Itupun berlanjut sampai tahuni ke dua, mereka benar-benar menjalani itu semua dalam kebisuan, sebenarnya tanpa Ara sadari semakin Ara mencoba menjauh dari Habib Alwi, selalu aja ada hal yang membuat mereka dekat kembali.
*****
Ara kini tengah dikabarkan dekat dengan ketua osis yang tampan.
Terlebih ia seorang hafidz Qur'an, sebenarnya tidak dekat dalam artian itu, mereka hanya berkenalan dan menjadi teman biasa...
Dan disisi lainpun Habib Alwi juga tengah dikabarkan dekat dengan anak pemilik yayasan, yang cantik terlebih dia seorang ning yang tentu insyaAllah sholeha nya, mereka pun juga hanya kenal dan menjadi teman tak lebih, tapi orang-orang mungkin salah mengartikan kedekatan mereka...
Mendengar hal itu entah mengapa hati Ara terasa sakit, karena sebenarnya biarpun Ara menghindari habib Alwi, Ara selalu diam-diam memperhatikannya dari kejauhan setiap apa-apa yang dilakukan oleh habib Alwi, terlebih Ara sekarang benar-benar yakin dan telah mengakui kepada dirinya sendiri, jika dia telah jatuh dalam pesona seorang habib Alwi, Ara punya rasa lebih dari seorang Fans kepada Sang idola, yaitu rasa seorang perempuan terhadap laki-laki, Ara menyadari perasaanya bahwa semakin Ara menyangkal perasaanya semakin besar pula rasa setelahnya, Ara hanya takut dia berharap berlebih dan pada akhirnya kecewa karenanya, itulah yang membuat ara menghindar dari habib Alwi, karena merasa ketidak pantasan itulah tanpa sadar menciptakan luka untuk dirinya sendiri, Ara menuangkan semua yang kini tengah dirasakan ke buku diary miliknya
سْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
_Wi
Aku sadar, aku menyimpan rasa untukmu, yah tak taulah rasa ini hanya sekedar kagum akan sosokmu atau malah rasa ini yang dinamakan cinta? membingungkan bagiku, tapi aku juga sadar yang mencintaimu bukan hanya aku, yang memperjuangkan mu juga bukan hanya aku, yang menjadi pantas untukmu pun bukan hanya aku dan yang mendo'akanmu pun bukan hanya aku, karenanya aku tak berhak egois dalam mencintaimu, karena aku percaya bahwa cinta tak harus dibalaskan? bila engkau adalah takdir terbaik ku, aku ingin karenaNya adalah sebab kita bersatu dan bila namamu yang bukan tertulis di Lauhullmahfudzku, ketahuilah do'aku akan kebahagiaanmu selalu mendahului do'aku akan kebahagiaan ku
_Ra
Ara yang terlalu fokus menulis tanpa sadar bell tanda pulang sekolah telah berbunyi sedari tadi hingga tiba-tiba suara disampingnya mengejutkan dirinya....
"ARA!!" pekik Nisa,
Ara pun terkejut dibuatnya.
"Astaghfirullah apa sih Nis, ko teriak," ucap Ara.
"Hehe lagian kamu lo kebiasaan dipanggil susah nyautnya, juga ngelamun sambil nulis gitu masih kepikiran soal dia?" tanya Nisa.
"Huem Na'am Nis, aku mulai sadar Nis tapi apalah daya hanya mampu mengagumi tanpa mampu memiliki," ucap Ara tersenyum tipis.
"Huem ya udah lah lupakan, yok pulang Ra," ajak Nisa seraya menggandeng tangan Ara yang bebas, karena yang satunya sedang membawa buku paket serta buku diary milik Ara.
Ditengah perjalanan, tepatnya dikoridor sekolah yang masih ramai oleh siswa- siswi, Ara melihat sesuatu yang membuat hatinya terasa nyeri.
Disana Ara melihat habib Alwi sedang bersama gadis cantik dengan lesung pipit dikedua pipinya sedang tersenyum bersama, yang satunya tersenyum manis dan yang satunya tersenyum tipis, ah mereka kalau dilihat lihat sangat serasi cantik dan tampan, melihat hal tersebut Ara mematung sejenak sampai panggilan dari Nisa lah yang lagi-lagi menyadarkan Ara.
"Ar Ara astaghfirullah kamu kenapa lagi sih, ayo jalan," ucap Nisa.
Yang hanya dibalas gelengan oleh Ara, sambil tetap memandang lurus koridor didepannya, melihat itu Nisa pun mengikuti arah pandang Ara dan melihat hal yang sama seperti yang dilihat oleh Ara.
"Ra ayo, kamu nggak boleh kayak gini terus mau sampai kapan kamu menghindar dari beliau, kalau kayak gini kamu semakin ketara kalau sudah benar-benar jatuh hati Ra," ucap Nisa.
Yang lagi-lagi hanya di balas anggukan kepala tanpa suara dari Ara.
Merekapun terus berjalan hingga tiba didepan objek yang mereka lihat tadi.....
Jangan lupa vote+komen next!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Lelaki Idaman{END}
FanfictionSinopsis Menceritakan kisah seorang gadis yang mengidolakan sosok yang begitu masyaAllah memang untuk dijadikan idola. gadis itu, hanya dapat berharap semoga dipertemukan dengan sang idola, namun takdir tak ada yg tau ternyata setelah pertemuan pert...