10

213 28 0
                                    

Ara dan Nisa trus berjalan sampai didepan objek yang sedari tadi mereka lihat, sebagai bentuk rasa sopan akhirnya Nisa pun menyapa mereka berdua.

"Assalamualaikum habib Alwi, Ning Syifa," ucap Nisa

(Yah gadis cantik dengan lesung pipit tersebut bernama Asyifa tullaili)

"Waalaikumsalam Nisa," jawab keduanya.

Sedangkan Ara? Ia hanya mampu menunduk tanpa suara.

"Mau pulang Nis, hati-hati dijalan ya," ucap Ning Syifa.

"Na'am syukron ning," ucap Nisa.

Ketika Nisa dan Ara ingin beranjak pergi, tiba-tiba ada suara yang menghentikan pergerakan mereka.

"Ra, kamu apa kabar?" tanya Habib Alwi, ya pemilik suara itu adalah seorang habib Alwi assegaf.

"Alhamdulillah," ucap Ara sambil mendongak sontak hal itu membuat pandangan mereka bertemu beberapa detik, sampai Ara duluan yang memutuskannya.

Nisa yang melihat itupun jadi gemes pasti setelahnya Ara akan semakin sulit untuk melupakan Alwinya itu ups Alwinya loo beh😂😂✌canda back topik

Nisa pun segera menarik lengan Ara, untuk segera mengikuti langkahnya mungkin karena tarikan tersebut cukup kuat, hingga tanpa Ara sadari buku kecil(diary) yang sedari tadi ada diantara buku-buku yang sedang Ara bawa terjatuh tepat ditempat yang baru saja ia pijak tadi...

Melihat hal itu habib Alwi, entah kenapa ada dorongan untuk mengambil buku kecil yang tak lain adalah buku diary bersampul biru langit tersebut.

********

Alwi Pov

Setelah kejadian tersebut, aku tak pernah lagi bertegur sapa dengan Ara, dan aku dengar-dengar dia sedang dikabarkan dekat dengan ketua osis entah mengapa mendengar hal itu ada rasa tak suka yang melingkupi hati, disisi lain pun aku juga sedang dekat ah tidak maksudnya didekati oleh seorang ukhty yang bernama Asyifa tullaili, anaknya pemilik yayasan, sebagai rasa hormat aku pun menanggapi semua yang dia katakan padaku.

Saat pulang sekolah aku tak sengaja bertemu dengannya di koridor, akhirnya kami mengobrol sebentar dan aku tersenyum tipis ketika dia menyelesaikan celotehnya dengan senyuman manis.

Dan tanpa aku sadari, sedari tadi dilihat oleh orang yang selama ini selalu menghindari ku, siapa lagi? kalau bukan Ara, aku baru sadar ketika dia berjalan kearah ku bersama temannya yang bernama Nisa, Nisa pun menyapa kami tapi beda halnya dengan Ara dia hanya menunduk tanpa suara, sampai aku pun gemas dibuatnya sehingga akupun menyapanya terlebih dahulu.

"Ra, kamu apa kabar," tanya ku.

"Alhamdulillah," balasnya.

Kulihat ia menjawab sambil perlahan mendongak dan tak disangka-sangka pandangan kami bertemu untuk beberapa detik sampai dia dahulu yang memutuskannya.

"MasyaAllah, eh Astaghfirullah," batin ku😂 istighfar bib belom halal bib yassalam😂😂✌bck topic

Hingga entah kenapa Nisa tiba-tiba menarik Ara kuat, yang membuatnya sedikit oleng yang mengakibatkan buku kecil milik Ara jatuh ditempatnya berdiri tadi.

Dan lagi-lagi entah ada dorongan untuk mengambil buku tersebut, dan ku perhatikan ternyata buku kecil tersebut adalah buku diary dengan sampul biru langit, sangat indah.

"Itu apa bib.... eh buku diary kayaknya," ucap Syifa.

"Iya kayaknya Syif," ucap ku.

"Punya Zahra itu pasti, gak senggaja jatuh tadi," ucap Syifa.

"Iya mung___" belum sempat aku selesai bicara ada suara yang mendahului ku.

"Assalamualaikum maaf, menggangu apakah Habib sama Ning Syifa ada lihat  buku kecil bersampul biru langit jatuh disini?" tanya Ara dengan ngos ngosan ketara sekali ia habis berlari.

"Waalaikumsalam," jawab ku dan Syifa.

Sontak pernyataan tersebut membuat ku reflek menyembunyikan buku itu ke dalam kantong jas almamater, yang sedang ku pakai entahlah lagi-lagi ada hal yang membuatku terdorong melakukan hal tersebut.

"Tadi A___" ucap Syifa terpotong olehku.

"Nggak ada Ra, nggak liat ada buku jatoh disini coba kamu cari ditempat lain," ucap ku.

"Maaf ya Allah aku hanya bingung, untuk memastikan sesuatu aku harus berbohong pada Ara, " batinku.

"Ya sudah permisi Assalamualaikum," ucapnya.

"Waalaikumsalam," ucap ku dan Syifa.

"Bib kenapa berbohong? " tanya Syifa dengan nada heran.

"Nggak papa ana cuman mau mastiin sesuatu ko, nanti juga ana sendiri yang bakalan kembaliin buku ini sama pemiliknya, ya sudah kalau begitu ana pamit syif Assalamualaikum," ucap ku.

"Waalaikumsalam," ucap Syifa.

***Skip***

Seusai Shalat magrib entah mengapa aku melirik ke arah nakas yang ada dibelakang ku, yang terdapat buku diary milik Ara, aku pun mengambilnya dan mungkin ini tak sopan tapi rasa penasaran ku lebih mendominasi untuk sekarang, untuk mengetahui apa isi buku diary milik seorang Putri Senja Tuzzahra atau biasa disebut Ara oleh orang terdekatnya termasuk  aku.

Lembar pertama dan seterusnya adalah quotes islami milik Ara sendiri, dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib akupun tersenyum membaca quotes tersebut karena selain bermakna dalam, tulisannya pun begitu rapi hingga pada akhirnya aku terpaku pada tulisan dilembar terakhir buku diary milik Ara....

"Ra maaf kan ana, yang tanpa sadar membuat dirimu merasa terluka," batin ku.

Jangan lupa vote+komen!!

Kamulah Lelaki Idaman{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang