15

184 25 0
                                    

"Jangankan kehadiranmu, cukup hanya mendengar namamu tersebut pun aku aku bisa tersenyum karenanya"

♡catatanseja♡

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun.
tak terasa hampir 5 tahun Habib Alwi dan Ara menempuh pendidikan dibidang masing-masing serta dikota yang berbeda.

Tinggal 1 tahun habib Alwi akan kembali ke indonesia begitupun dengan Ara, habib Alwi belajar sambil berdakwah, sebaliknya. Ara belajar sambil memotivasi banyak orang, ya Ara kini telah menjadi seorang motivator yang selalu diundang ketempat tempat komunitas islam di kota Kairo, bukankah masyaAllah kedua sosok itu.

Kini nampak Ara sedang berjalan untuk pulang kerumah selepas menghadiri kajian, bersama satu temannya yang kebetulan orang indonesia tetapi dibesar kan di Negara ini, mereka pun ngobrol sambil berjalan pelan.

"Ra masyaAllah banget ini orang, coba kamu lihat deh," ucap teman Ara yang bernama khalizah.

"Siapa?" tanya Ara tanpa menoleh ke ara Khalizah.

"Kebiasaan noleh kenapa sih Ra, ituloh eh kamu orang indonesia kan? pasti kenal sama dia," ucap Khalizah.

Mendengar itupun Ara menghentikan langkahnya, pasalnya dari tadi Khalizah tak henti-hentinya bercelote tentang sosok yang ia lihat dilayar Hpnya.

"Iya coba siapa namanya Liz?" tanya Ara.

"Habib Alwi Assegaf." ucap Khalizah.

Deg

Jantung Ara berdetak lebih cepat dari biasanya hanya karena mendengar nama itu disebut, nama yang sudah hampir 5 tahun tidak pernah ia dengar, Ara pun hanya bertukar kabar dua kali  selama ia ada di Kairo. itupun, si pemilik nama itu duluan yang memberi pesan salam dan menanyakan kabar, hanya sebatas itu.

Namun mampu sedikit menghapus rindu dalam qolbu.

"Ra, ARA!" teriak Khalizah.

"Ha? apa Astaghfirullah kenapa sih Liz ko teriak," ucap Ara setelah sadar.

"Kamu itu lo kebiasaan ngelamun mulu, aku tanya kamu kenal Habib Alwi assegaf tidak?" tanya Khalizah.

"Kenal aku salah satu fansnya," ucap Ara.

"Kenal Liz bahkan dia adalah alasanku untuk merindu." batin Ara.

"Yang benar," ucap Khalizah dengan mata berbibar.

"Na'am," ucap Ara.

"Berarti kamu FSAAI dong?" tanya Khalizah, yang hanya dibalas anggukan oleh Ara.

"Kenal beliau banget dong, Aaaaaaa ceritain doang Ra gimana beliau itu secara kan kamu ngefans ama beliau," ucap Khalizah.

"Iya bakalan aku ceritain, tapi tidak disini kita lanjut jalan buat pulang setelah sampai baru deh aku cerita tentang beliau." ucap Ara

Yah Ara dan Khalizah tinggal disatu atap, mereka tinggal di apartemen milik mereka berdua yang mereka beli hasil patungan.

"Alhamdulillah sampek," ucap Ara.

"Ayo sekarang cerita," ucap Khalizah.

"Iya, tapi dari mana yah?" ucap Ara.

"Iiiih Ara mah, dari kayak gimana sosok beliau Ra," ucap Khalizah.

"Eum beliau itu sosok laki-laki yang masyaAllah Liz, idaman kaum hawa, kamu lihat sendiri beliau tampan tetapi beliau tidak sombong akan ketampanan itu, bahkan untuk ketenarannya tak pernah membuat diri nya tinggi hati, beliau tetap sederhana simpel orangnya, murah senyum, tapi beliau tidak sembarangan tersenyum apalagi dengan mereka yang bukan mahramnya, kadang beliau itu bisa menjadi tegas lalu bisa begitu lembut penuh kasih sayang, sangat menjaga pandangannya serta selalu menjaga agar beliau tidak bersentuhan dengan yang bukan mahramnya secara kontak fisik, dilokasi syutingpun beliau tak pernah meninggalkan kewajibannya, kadang jika ada undangan dakwah selepas syuting langsung pergi untuk memenuhi panggilan itu tanpa istirahat, beliau selalu mencoba untuk menyeimbangkan antara urusan duniawi dan akhirati, kami para FSAAI hanya selalu berdo'a semoga beliau sehat selalu, dimanapun beliau berada selalu dalam lindungan Allah dan semoga lelahnya lillahita'Allah," Ucap Ara dengan tersenyum manis dengan pandangan lurus ke depan.

Hal itupun tak luput dari pandangan Khalizah yang sedari tadi menyimak sambil melihat Ara, dan tak disangka-sangka Ara tersenyum setelah bercerita, sontak hal itu pun membuat Khalizah sedikit terkejut dan mematung dibuatnya, karena meskipun dia dan Ara sudah hampir lima tahun bersama, Ara tidak pernah menunjukkan senyuman semanis dan setulus itu, bahkan selama ini jika pun di dalam apart tidak memakai cadar, Ara selalu memperlihatkan wajah datarnya.

"Kamu tersenyum manis Ra, itu beneran kamu kan?" tanya Khalizah memastikan.

Mendengar hal itupun Ara tersadar, dengan segera ia membalikan raut wajahnya seperti semula, datar.

"Iya," ucap Ara datar.

"Ya mode kulkas online," ucap Khalizah.

"Hm aku capek mau ke kamar dulu, Assalamualaikum."

***********
Sedangkan disisi lain ditempat yang berbeda ada seorang laki-laki yang sedang minum teh bersama temannya tiba-tiba tersedak...

uhuk uhuk uhuk

"Astaghfirullah, bib hati-hati kenapa kalau minum, jadi tersedak kan," ucap teman laki-laki itu.

"Iya San, ana udah hati-hati ko ini cuman entah ana ngerasa ada yang ngomongin ana nih makanya tersedak," ucap Habib Alwi.

Yah laki-lali itu adalah Habib Alwi sedang bersama temannya, Hasan.

"Owh ya pasti itu, kamu kan emang selalu jadi buah bibir disini gak laki-laki, nggak perempuan nggak tua nggak muda pasti kenal dan ngomongin kamu, masyaAllah," ucap Hasan.

"Eh astaghfirullah apa sih San," ucap Habib Alwi.

"Tapi ini rasanya beda San," ucap habib Alwi.

"Bedanya gimana bib?" tanya Hasan.

"Gak tau," ucap habib Alwi .

"Yeh habib mah," ucap Hasan.

"Rasanya berbeda, entah kenapa hati ini tiba-tiba berdesir, rasanya sama saat ada Ara disekitarku, Ra apa kabar kamu disana? semoga kamu tepat terjaga, Aamiin." batin Habib Alwi.



Yuhuuuu mulai uwuw"😂😂😂jangan lupa vote komennya yukkkk

Makasih mau membaca!!!

Kamulah Lelaki Idaman{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang