33.Ahlan wa sahlan Ahmad Haidar Assegaf

460 29 13
                                    

4 bulan kemudian.


Kini kandungan Ara sudah memasuki bulan ke sembilan, yang berarti sebentar lagi ia akan melahirkan calon anaknya.

Semakin hari habib Alwi semakin posesif+protektif tak hanya habib semua orang tak terkecuali Halsa dan Bu Mirna seperti sekrang.

Ara hendak mengambil minum didapur namu segera dicega oleh Halsa.

"Kakak mau apa bilang, biar Halsa   ambilin kakak duduk aja ya," ucap Halsa.

"Kakak cuma mau ngambil air minum Sa, kakak bisa ko," ucap Ara.

"Nggak, biar Halsa ambilin," keukeh Halsa.

"Terserah," pasrah Ara.

Setelah meminum air yang diambil oleh Halsa , Ara bertanya tentang keberadaan sang suami.

"Sa kamu ada lihat Mas Alwi nggak? ko kakak dari tadi nggak ketemu?,"  tanya Ara.

Tanpa Ara sadari jika dibelakangnya kini telah berdiri sang suami yang tengah ia cari tadi. karna posisi Ara duduk membelakangi pintu masuk jadi dia tidak tau jika habib Alwi berada dibelakangnya.

"Kak, Halsa ke kamar dulu ya mau ngerjain PR," ucap Halsa setelah mendapat kode dari habib Alwi untuk pergi.

"Ihh kemana si, Mas Alwi," ucap Ara cemberut.

Hingga tiba-tiba ada yang menutup matanya.

"Mas Alwi," ucap Ara.

"Ya ketahuan," ucap habib Alwi.

"Lagian kamu dari mana sih Mas dari tadi Adek cariin lo?" tanya Ara.

"Mas tadi beliin kamu buah-buahan dek sama susu bumil," ucap habib Alwi.

"Aaaa syukron, Abuyah," ucap Ara menirukan suara anak kecil.

"Afwan ,ummah," balas habib Alwi.

"Udah makan belum?" tanya Habib Alwi.

"Belum," ucap Ara sembari menggelengkan kepala.

"Kenapa?" tany habib Alwi.

"Mual terus, mau disuapin Mas," ucap Ara.

"Yaudah, yok makan," ajak habib Alwi.

Akhirnya mereka pun makan malam bersama. setelahnya beristirahat dikamar masing-masing.



*****


Pukul 02:02 dini hari




Ara terbangun dari tidurnya lantaran merasa sedikit mulas pada perutnya, dan dilirik jam menunjukkan pukul 2 lebih dini hari, waktunya shalat malam yang rutin dilakukannya bersama sang suami.

"Mas bangun, udah jam 2 lebih shalat tahajud yuk," ucap Ara membangunkan habib Alwi sembari mengelus pipi sang suami.

"Eeugh eh udah bangun Dek," ucap habib Alwi.

"Iya Mas yok tahajud an, ambil wudhu dulu sana biar adek siapin peralatannya, " ucap Ara.

Yang dibalas dibalas anggukan dari sang suami.

Mereka shalat tahajud berjama'ah seperti biasa, setelah shalat mereka berdoa lalu Ara mencium tangan sang suami dan dibalas ciuman didahi dan terakhir di perutnya.

Ara sebenarnya mulai merasakan mulas tapi ia hanya diam karna kemaren juga merasakan seperti ini ketika dicek itu hanya kontraksi palsu.

"Dek kamu kenapa?" tanya habib Alwi.

"Nggak papa, Mas," ucap Ara.

"Yok kita lanjutin hafalan Al Qur'an sampai tiba waktu subuh," ucap habib Alwi.

Kamulah Lelaki Idaman{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang