3. PERJODOHAN

1K 126 8
                                    

Dor!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dor!

Kaget gak,

Apaan sih, gajelas banget😭

Hai, gimana kabar nya? Semoga baik-baik saja.

OJOK LALI TONJOK BINTANGE AMBK OJOK LALI COMMENT SING WUAKEH YO REK

MANDARO SENENG AMBK PART IKI

***

3. PERJODOHAN PAKSA

"Dua hari lagi, kamu harus mau menikah."

"Apa!"

"Ya, Mama mau kamu menikah dengan cucu kolega Papa."

"Intan gak mau!"

Intan benar-benar tak habis fikir dengan perintah Mama nya yang seenak nya menyuruh nya untuk menikah diusia yang masih sangat muda.

"Kamu harus mau, ini demi perusahaan papa. Jangan egois, kamu gak kasihan sama Mama dan Papa?"

Intan terkekeh hambar. "Apa Mama dan Papa pernah kasihan sama aku? Gak pernah kan?"

"Jangan keterlaluan kamu Intan!" sentak lelaki paruh baya duduk di atas sofa mengenakan jas formal nya.

Intan berdiri dari sofa, dia sudah jengah. Setiap datang kerumah Mama nya, ada saja pertengkaran yang terjadi.

"Dengarkan ini Papa tiriku yang terhormat. Sampai kapan pun aku tidak mau dijodohkan! Kenapa bukan putri kalian saja yang kalian nikahkan!" kata Intan penuh penekanan.

Papa tiri Intan bernama Jordi Agnibarata dan Mama Intan bernama Nurima Afriska, saling berpandangan dengan tatapan ketakutan. Sebenarnya mereka mempunyai anak perempuan bernama- Amelia Putri, usianya terpaut satu tahun dari Intan.

Tapi Jordi dan Rima, tidak rela menikahkan putri mereka hanya demi kepentingan perusahaan.

"Jika kamu tidak mau, akan kubunuh Ayah kandung mu sekarang juga!" ancam Jordi. Rima pun hanya terdiam tak peduli.

Intan berhenti melangkah, dia berbalik menatap Rima dan Jordi bergantian.

"Aku sangat menyesal lahir didunia ini. Memiliki keluarga namun tidak pernah merasakan kehangatan sebuah keluarga."

Rima terdiam pasi, Jordi pun juga. Tatapan Intan pada keduanya sangat datar, seakan tidak ada kesedihan disana. Tapi tidak tahu didalam hati nya.

"Aku tidak pernah mengeluh dengan hidupku yang berantakan. Aku tidak pernah menghina tuhan, karena takdir hidupku yang sangat menyedihkan."

"Tapi kenapa, sampai saat ini tuhan masih saja memberiku penderitaan. Seakan aku memang dilahirkan untuk menderita."

Sebagai ibu kandung Rima bisa merasakan kepedihan hidup Intan. Tapi keegoisan sudah mendarah daging pada nya.

WAFISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang