14. BULLY, PECAT

749 99 30
                                    

HAI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI

ADA YANG KANGEN GAK, UEHEHEH.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

INGAT, JANGAN LUPA!

SEMOGA SELALU SUKA.

AAMIIN

***

14. BULLY, PECAT

Suara penyanyi dan senar gitarnya terdengar ditengah hamparan pengunjung Cafe Jico yang sedang duduk bercengkram, ada juga yang sedang menunggu pesanan nya. Dengan tema Cafe outdor menjadi daya tarik tersendiri hingga Cafe Jico selalu ramai pengunjung, kebanyakan dari kalangan muda yang sedang di mabuk asmara.

Wafi dan geng nya, baru saja menapak kan kaki nya di Cafe Jico. Biasanya mereka akan langsung pulang atau ke base camp. Tapi, setelah Wafi dapat recomendasi ada Cafe yang sedang naik daun, akhirnya dia mengajak geng nya datang karena penasaran.

"Keren banget Cafe nya. Lo dapet recomen dari mana Waf?" tanya Rigo terpana.

"Bunda."

"Bunda Teratai? Serius lo?"

"Hm."

"Keren banget Bunda lo, Waf. Tau tempat keren kayak gini."

"Lo kira Bunda gue orang purba gatau tempat-tempat gaul." dengus Wafi.

Rigo nyengir. "Canda yaampun. Yakan Beb." manja nya pada Putu yang masih menempel dilengan nya. Putu pun mengangguk-angguk lucu.

"Lo berdua beneran hombreg? Anjing lah. Trisya mau lo kemanain Put?"

Seketika Putu melepas rangkulan nya lalu mengelap tangan dan tubuhnya seakan tengah membersihkan kotoran. "Amit-amit yaww, gue masih suka Trisya. Masih suka lobang."

"Rigo juga punya lobang, kalau lo lupa." canda Wafi.

"Bukan lobang tai juga, anjing!"

Rigo menyeringai. "Ayo sini Put. Lobang gue enak tau, kayak kiko."

"HEH! KALIAN BERDOSA YA!" pekik Morena mulai jijik arah pembicaraan Rigo dan Putu.

"Ayo Sin kita duduk. Mereka memang udah gila." ajak Morena menggandeng tangan Sinta, duduk di kursi panjang terbuat dari kayu yang berada di sebelah tepat sang penyanyi.

Arjuna si bucin tingkat dewa ikut bersama Morena dan Sinta, tangan nya masih digenggam erat oleh Sinta seakan tidak diperbolehkan pergi.

"Pakai jaket aku. Papa Cristin pesen, kamu gaboleh kedinginan." Arjuna memasangkan hodie over size nya ketubuh Sinta. Setelah hodie terpasang, Arjuna terkekeh melihat tubuh Sinta tenggelam.

WAFISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang