5. MALPER

1.1K 117 9
                                    

HAI, KANGEN GAK?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI, KANGEN GAK?

SEMOGA SUKA PART INI

OJOK LALI VOTE AMBK COMMENT

SING WUAKEH YOOO

***

5. MALPER (MALAM PERTAMA)

"Silahkan cium tangan suami nya,"

Intan sama sekali tak menggubris. Dia malah sibuk dengan lamunan nya.

"Kak! Jangan malu-maluin, cepet!" bisik Amel geram. Namun dalam hati Amel tidak menyangka jika Intan akan menikah dengan cowok setampan Wafi.

Jordi yang merasa malu, ia menatap tajam kearah Intan. Rima hanya diam, tapi dalam hati dia memanjatkan do'a untuk hidup Intan selanjutnya agar lebih baik.

Intan melirik sekilas melihat kearah Wafi, yang kini telah berubah status menjadi suami nya. Cih, sungguh Intan tidak sudi menikah dengan manusia sombong seperti Wafi!

"Sungkem sama Suami." ketus Wafi.

Intan memutar bola mata nya malas. "Lo bukan orang suci, najis buat di sungkemi."

Tangan Wafi mengepal menahan amarah. "Liat aja nanti lo Gersang!" batin Wafi.

"Ehm, Intan sebenarnya anak nya gak gitu kok Tuan. Dia anak nya sangat penurut kok." kata Jordi, takut jika Baron membatalkan memberikan bantuan ke perusahaan nya.

Baron hanya tertawa, "Tidak papa Pak Jordi. Memang Wafi harus digituin. Biar gak kebiasaan."

Teratai ikut tersenyum, dia mendekati Intan. Perlahan ia mengusap kepala Intan dengan lembut.

"Hai Cantik. Kamu sekarang udah jadi istri nya Wafi. Jadi kamu sekarang juga jadi anak Bunda." kata Teratai dengan senyum nya.

Intan terkesima melihat senyum indah Teratai, ditambah lagi usapan tangan lembut dikepala nya membuat hati Intan berdesir.

"Bunda nya kayak Malaikat, kenapa anak nya kayak Setan." gumam Intan, terdengar oleh Wafi.

"Heh, lo kira ada Setan se-ganteng gue!" teriak Wafi tak terima.

Telinga Intan berdengung sakit. "Jangan nge-gas dong. Nanti aja kalau dikamar nge-gas nya." balas Intan dengan santai.

Semua orang yang ada disana tertawa, kecuali Puti dan Rigo. Sebagai orang yang sangat tidak menyukai Intan, mereka ikut apa yang dirasakan Wafi, yaitu kebakaran.

"Kamu sangat lucu Sayang. Sangat cocok jika disandingkan dengan Wafi yang mudah marah."

"Terimah kasih Bunda. Ehm- bolehkan Intan memanggil anda 'Bunda'?"

WAFISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang